Syiahindonesia.com, Riyadh – Pemberontak Syiah Hutsi Yaman, Selasa (19/12), mengatakan bahwa militannya kembali menembakkan rudal balistik ke Riyadh, ibukota Arab Saudi. Kerjaan Saudi mengkonfirmasi serangan itu namun tak ada kerusakan yang ditimbulkan.
Saluran TV Al-Masirah milik Hutsi mengatakan bahwa rudal balistik jenis “Barkan Tu Itsy” berhasil ditembakkan ke kompleks Istana Yamama di Riyadh, yang di dalamnya terdapat Kantor Kerajaan dan Kantor Raja Saudi Salman bin Abdul Aziz. Rudal ini bertujuan menargetkan pertemuan besar para pemimpin Saudi, sebagaimana klaimnya.
“Istana rezim Saudi dan semua instalasi militer dan minyak dalam jangkauan rudal Hutsi,” kata Al-Masirah mengancam.
Anggota Biro Politik milisi dukungan Iran itu, Mohammed al-Bekhiti mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera dari Sanaa bahwa rudal yang diluncurkan oleh militannya itu untuk membalas serangan koalisi Arab terhadap Istana Presiden Yaman di Sanaa beberapa hari lalu. Koalisi telah menghancurkan simbol Negara Yaman.
Peluncuran tersebut dilakukan pada saat mata mengarah ke Istana Al Yamamah, di mana Raja Salman akan mengumumkan anggaran umum tahun depan.
Sementara itu, Turki al-Maliki, juru bicara koalisi Arab yang dipimpin Saudi mengatakan bahwa pasukan pertahanan udara Saudi melihat sebuah rudal balistik dari wilayah Yaman ke daerah pemukiman penduduk di Riyadh. Rudal tersebut berhasil dicegat dan dihancurkan di selatan Riyadh tanpa menimbulkan korban jiwa.
“Sebuah rudal balistik buatan Iran yang ditembakkan organisasi teroris –di antaranya milisi Hutsi yang didukung Iran— merupakan ancaman terhadap keamanan regional dan internasional, dan peluncurannya ke kota-kota berpenduduk padat bertentangan dengan hukum humaniter internasional,” kata kantor berita resmi SPA mengutip perkatan Maliki.
Maliki menilai bahwa strategi Hutsi menargetkan kota dengan rudal balistik bukti mereka terus menggunakan jalur-jalur keamanan menuju Yaman untuk menyelundupkan rudal Iran. Ini merupakan melanggar keputusan PBB.
Pada bagiannya, Pusat Komunikasi Internasional di Kementerian Informasi Saudi, melalui akun Twitter-nya, menggambarkan rudal tersebut sebagai “Iran-Houthi”.
Kantor berita AFP mengatakan ledakan keras terdengar di seluruh Riyadh, sementara para saksi mata mengatakan kepada Reuters, bahwa ada gumpalan asap yang naik di langit ibukota Saudi. Para pengguna Twitter juga ramai-ramai membagikan gambar apa yang mereka katakan adalah efek rudal di udara.
Setelah mengumumkan pencegatan roket tersebut, media Saudi melaporkan bahwa pesawat koalisi Arab melancarkan serangan ke posisi Hutsi di selatan Sanaa.
Kelompok Houthi mengumumkan akhir bulan lalu bahwa mereka telah menembakkan rudal balistik ke Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh, sementara media Saudi melaporkan bahwa pertahanan udara mencegat rudal tersebut di atas bandara.
Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Neki Healy, kemudian mengumumkan bahwa rudal balistik berasal dari Iran, menuduh Teheran dianggap provokatif, namun juru bicara wakil Sekretaris Jenderal PBB Farhan Haq mengumumkan pada sebuah konferensi pers bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak memiliki bukti pasti mengenai sumber rudal Hutsi. Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Saluran TV Al-Masirah milik Hutsi mengatakan bahwa rudal balistik jenis “Barkan Tu Itsy” berhasil ditembakkan ke kompleks Istana Yamama di Riyadh, yang di dalamnya terdapat Kantor Kerajaan dan Kantor Raja Saudi Salman bin Abdul Aziz. Rudal ini bertujuan menargetkan pertemuan besar para pemimpin Saudi, sebagaimana klaimnya.
“Istana rezim Saudi dan semua instalasi militer dan minyak dalam jangkauan rudal Hutsi,” kata Al-Masirah mengancam.
Anggota Biro Politik milisi dukungan Iran itu, Mohammed al-Bekhiti mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera dari Sanaa bahwa rudal yang diluncurkan oleh militannya itu untuk membalas serangan koalisi Arab terhadap Istana Presiden Yaman di Sanaa beberapa hari lalu. Koalisi telah menghancurkan simbol Negara Yaman.
Peluncuran tersebut dilakukan pada saat mata mengarah ke Istana Al Yamamah, di mana Raja Salman akan mengumumkan anggaran umum tahun depan.
Sementara itu, Turki al-Maliki, juru bicara koalisi Arab yang dipimpin Saudi mengatakan bahwa pasukan pertahanan udara Saudi melihat sebuah rudal balistik dari wilayah Yaman ke daerah pemukiman penduduk di Riyadh. Rudal tersebut berhasil dicegat dan dihancurkan di selatan Riyadh tanpa menimbulkan korban jiwa.
“Sebuah rudal balistik buatan Iran yang ditembakkan organisasi teroris –di antaranya milisi Hutsi yang didukung Iran— merupakan ancaman terhadap keamanan regional dan internasional, dan peluncurannya ke kota-kota berpenduduk padat bertentangan dengan hukum humaniter internasional,” kata kantor berita resmi SPA mengutip perkatan Maliki.
Maliki menilai bahwa strategi Hutsi menargetkan kota dengan rudal balistik bukti mereka terus menggunakan jalur-jalur keamanan menuju Yaman untuk menyelundupkan rudal Iran. Ini merupakan melanggar keputusan PBB.
Pada bagiannya, Pusat Komunikasi Internasional di Kementerian Informasi Saudi, melalui akun Twitter-nya, menggambarkan rudal tersebut sebagai “Iran-Houthi”.
Kantor berita AFP mengatakan ledakan keras terdengar di seluruh Riyadh, sementara para saksi mata mengatakan kepada Reuters, bahwa ada gumpalan asap yang naik di langit ibukota Saudi. Para pengguna Twitter juga ramai-ramai membagikan gambar apa yang mereka katakan adalah efek rudal di udara.
Setelah mengumumkan pencegatan roket tersebut, media Saudi melaporkan bahwa pesawat koalisi Arab melancarkan serangan ke posisi Hutsi di selatan Sanaa.
Kelompok Houthi mengumumkan akhir bulan lalu bahwa mereka telah menembakkan rudal balistik ke Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh, sementara media Saudi melaporkan bahwa pertahanan udara mencegat rudal tersebut di atas bandara.
Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Neki Healy, kemudian mengumumkan bahwa rudal balistik berasal dari Iran, menuduh Teheran dianggap provokatif, namun juru bicara wakil Sekretaris Jenderal PBB Farhan Haq mengumumkan pada sebuah konferensi pers bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak memiliki bukti pasti mengenai sumber rudal Hutsi. Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: