Syiahindonesia.com - Imam Ahmad pernah mengatakan: “Aku mau memakan sembelihannya orang Yahudi, tapi tidak mau memakan sembelihannya kaum Rafidhah”. Rafidhah di zaman beliau adalah sama dengan syi’ah hari ini.
Pendapat ini benar, karena keyakinan rafidhah penuh dengan syirik, dan mereka layak disamakan dengan kaum musyrikin yang sembelihannya tidak halal dimakan, meskipun mereka membaca nama Allah. Sebab syarat sah penyembelihan menurut syariat, salah satunya ialah bahwa yg menyembelih harus ‘ahlinya’. yaitu satu dari tiga golongan: “Muslim”, “Nasrani” ,atau “Yahudi”. selain yg ketiga ini tidak boleh dimakan sembelihannya.
Bila seorang muslim terjerumus dalam syirik yg parah sehingga lebih menyerupai orang musyrik, maka sembelihannya menjadi tidak halal. Contohnya sembelihan ahli kubur (pemuja kuburan) yg mengaku muslim, dan sembelihan kaum rafidhah itu sendiri. Namun jika berupa makanan lainnya yg bukan dari hewan sembelihan, seperti biskuit, coklat, dan semisalnya; maka tidak mengapa insya Allah. Sumber: Dakwahpost.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Pendapat ini benar, karena keyakinan rafidhah penuh dengan syirik, dan mereka layak disamakan dengan kaum musyrikin yang sembelihannya tidak halal dimakan, meskipun mereka membaca nama Allah. Sebab syarat sah penyembelihan menurut syariat, salah satunya ialah bahwa yg menyembelih harus ‘ahlinya’. yaitu satu dari tiga golongan: “Muslim”, “Nasrani” ,atau “Yahudi”. selain yg ketiga ini tidak boleh dimakan sembelihannya.
Bila seorang muslim terjerumus dalam syirik yg parah sehingga lebih menyerupai orang musyrik, maka sembelihannya menjadi tidak halal. Contohnya sembelihan ahli kubur (pemuja kuburan) yg mengaku muslim, dan sembelihan kaum rafidhah itu sendiri. Namun jika berupa makanan lainnya yg bukan dari hewan sembelihan, seperti biskuit, coklat, dan semisalnya; maka tidak mengapa insya Allah. Sumber: Dakwahpost.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: