Tarjim : Zulkarnain El-Madury
Dua Pandangan berbeda
anatara Sunni dan Syiah tentang Taqiyah bisa dinikmati dalam jawaban dari
pertanyaan berikut ini
السؤال
:
ما هي التقية ؟ ومن هم الذين يمارسونها ؟ ففي الفتوى رقم (101272) قلتم أنها مصطلح خاص بالشيعة وهم وحدهم مَن يمارسها ، لكني تناقشت مع بعض الأشخاص فقالوا : إن أهل السنة أيضاً يمارسونها. فهل هذا صحيح ؟
ما هي التقية ؟ ومن هم الذين يمارسونها ؟ ففي الفتوى رقم (101272) قلتم أنها مصطلح خاص بالشيعة وهم وحدهم مَن يمارسها ، لكني تناقشت مع بعض الأشخاص فقالوا : إن أهل السنة أيضاً يمارسونها. فهل هذا صحيح ؟
Pertanyaan : Apa itu taqiyah? Siapa saja yang mempergunakannya? Dalam fatwa no.
101272 anda katakan bahwa istilah taqiyah khusus Syiah mereka saja yang
mempergunakannya. Akan tetapi ketika saya berdialog dengan beberapa orang
mereka mengatakan, bahwa ahlus Sunnah juga mempergunakannya, apakah ini benar?
الجواب :
الحمد لله
أولا :
" التقية " بمعناها المعروف المشهور من أصول الرافضة الاثني عشرية التي يخالفون بها أهل السنة والجماعة ويخرجون بها عن صراط الله المستقيم
الحمد لله
أولا :
" التقية " بمعناها المعروف المشهور من أصول الرافضة الاثني عشرية التي يخالفون بها أهل السنة والجماعة ويخرجون بها عن صراط الله المستقيم
Alhamdulillah
Pertama:
Taqiyah dengan arti
yang sudah dikenal termasuk pilar Syiah itsnai asyariyah yang menyalahi ahlus
Sunnah wal jamaah. Mereka keluar dari jalan yang lurus.
فالتقية في دين هؤلاء هي أن يظهر الإنسان خلاف ما يبطن تديّنا ؛ فينسبون الكذب والخداع لدين الله ظلما وعدوا .
وليست هذه العقيدة الفاسدة من عقيدة أهل السنة في شيء ؛ فالكذب عند أهل السنة من صفات المنافقين ، ولا يزال الإنسان يكذب ويتحرى الكذب حتى يكتب عند الله كذابا ، وهؤلاء يكذبون ويتحرون الكذب في كل شيء ، ثم يجعلون من ذلك اعتقادا ودينا !!
Taqiyah dalam agama mereka adalah
seseorang memperlihatkan berbeda dengan apa yang ada dalam hatinya dalam
beragama. Mereka menyandarkan kebohongan dan penipuan dalam agama Allah secara
zalim dan permusuhan. Keyakinan ini bukan termasuk keyakinan ahlus Sunnah wal
jamaah sedikit pun juga. Bohong menurut ahlus Sunnah termasuk sifat orang-orang
munafik. Seseorang yang senantiasa berbohong dan membuat kebohongan akan dicatat
di sisi Allah sebagai pembohong. Adapun mereka (syiah) berbohong dan membuat
kebohongan dalam segala sesuatu kemudian mereka menjadikan hal itu sebagai
keyakinan dan agama
ومنهج أهل السنة والجماعة قائم على الصدق والعدل
، وليس الكذب من دينهم بحمد الله
.
قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله :
قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله :
Manhaj ahlu Sunnah
adalah berdiri atas kejujuran dan keadilan, bukan dengan kebohongan dari agama
mereka alhamdulillah.
Syeikhul Islam Ibnu
Taimiyah rahimahullah mengatakan,:
" الرَّافِضَة أَجْهَلُ الطَّوَائِفِ وَأَكْذَبُهَا وَأَبْعَدُهَا عَنْ مَعْرِفَةِ الْمَنْقُولِ وَالْمَعْقُولِ وَهُمْ يَجْعَلُونَ التَّقِيَّةَ مِنْ أُصُولِ دِينِهِمْ ، وَيَكْذِبُونَ عَلَى أَهْلِ الْبَيْتِ كَذِبًا لَا يُحْصِيهِ إلَّا اللَّهُ ، حَتَّى يَرْوُوا عَنْ جَعْفَرٍ الصَّادِقِ أَنَّهُ قَالَ : التَّقِيَّةُ دِينِي وَدِينُ آبَائِي ، و " التَّقِيَّةُ " هِيَ شِعَارُ النِّفَاقِ ؛ فَإِنَّ حَقِيقَتَهَا عِنْدَهُمْ أَنْ يَقُولُوا بِأَلْسِنَتِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ وَهَذَا حَقِيقَةُ النِّفَاقِ " .
انتهى من "مجموع الفتاوى" (13 /263) .
“Rafidhah termasuk kelompok yang paling
bodoh, pembohong dan paling jauh dari mengenal manqul (quran hadits) dan ma’qul
(akal). Mereka menjadikan taqiyah termasuk pilar agamanya. Mereka berbohong
terhadap keluarga Nabi kebohongan yang tidak dapat dihitung kecuali Allah.
Sampai mereka meriwayatkan dari Ja’far As-Sodiq bahwa beliau mengatakan,
“Taqiyah adalah agamaku dan agama bapak-bapakku.” Taqiyah adalah syiar
kemunafikan, karena hakekatnya menurut mereka adalah mengatakan dengan lisannya
apa yang tidak ada dalam hati mereka. Ini hakekatnya adalah kemunafikan.”
(Majmu Fatawa, 13/263).
وقال أيضا :وأما الرافضة فأصل بدعتهم عن زندقة وإلحاد وتعمد الكذب كثير فيهم ، وهم يقرون بذلك حيث يقولون : ديننا التقية ، وهو أن يقول أحدهم بلسانه خلاف ما في قلبه وهذا هو الكذب والنفاق ، ويدعون مع هذا أنهم هم المؤمنون دون غيرهم من أهل الملة ، ويصفون السابقين الأولين بالردة والنفاق ! فهم في ذلك كما قيل : رمتني بدائها وانسلّت ، إذ ليس في المظهرين للإسلام أقرب إلى النفاق والردة منهم ، ولا يوجد المرتدون والمنافقون في طائفة أكثر مما يوجد فيهم " .
انتهى من "منهاج السنة النبوية" (1 /30) .
Beliau juga mengatakan, “Syiah asal
bid’ahnya dari kezindikan, penyelewengan dan sengaja berdusta kebanyakan di
antara mereka. Mereka mengikrarkan hal itu seraya mengatakan, “Agama kami
adalah taqiyah. Yaitu mengatakan dengan lisan apa yang berbeda dalam hatinya.
Ini adalah kebohongan dan nifak. Meskipun begitu mereka menganggap mereka
adalah orang yang beriman, tidak seperti penganut agama lainnya. Mereka
menjuluki generasi pertama (sahabat) dengan riddah dan nifak! Hal itu seperti
ungkapan, “Engkau mencelaku karena aib yang justeru ada pada dirimu.” Karena,
tidak ada yang berpenampilan islam namun lebih dekat dengan kemunafikan dan
riddah dibandingkan dengan mereka. Dan tidak dijumpai orang-orang murtad dan
munafik di suatu kelompok yang lebih banyak dibandingkan dari kalangan mereka.”
(Minhaj As-Sunnah An-Nabawiyah, 1/30).
جاء في "الموسوعة الميسرة" في بيان
أصول الشيعة
(1/ 54) :
" التقية : وهم – يعني الشيعة الإمامية - يعدونها أصلاً من أصول الدين، ومن تركها كان بمنزلة من ترك الصلاة ، وهي واجبة لا يجوز رفعها حتى يخرج القائم ، فمن تركها قبل خروجه فقد خرج عن دين الله تعالى وعن دين الإمامية " انتهى .
" التقية : وهم – يعني الشيعة الإمامية - يعدونها أصلاً من أصول الدين، ومن تركها كان بمنزلة من ترك الصلاة ، وهي واجبة لا يجوز رفعها حتى يخرج القائم ، فمن تركها قبل خروجه فقد خرج عن دين الله تعالى وعن دين الإمامية " انتهى .
Terdapat dalam ‘Al-Mausuah
Al-Muyassarah’ dalam penjelasan tentang prinsip-prinsip Syiah (1/54), “Taqiyah
bagi mereka –maksudnya syiah Imamiyah- termasuk di antara pilar agamanya. Siapa
yang meninggalkannya seperti posisi orang yang meninggalkan shalat. Ia adalah
wajib tidak boleh diangkat sampai keluarnya sang Imam (Mahdi). Siapa yang meninggalkannya
sebelum keluarnya Imam Mahdi, maka dia telah keluar dari agama Allah Ta’ala dan
agama Imamiyah.”
وقال الدكتور ناصر بن عبد الله القفاري :
" يعرف المفيد التقية عندهم بقوله: " التقية كتمان الحق ، وستر الاعتقاد فيه ، وكتمان المخالفين ، وترك مظاهرتهم بما يعقب ضررًا في الدين أو الدنيا " .
" يعرف المفيد التقية عندهم بقوله: " التقية كتمان الحق ، وستر الاعتقاد فيه ، وكتمان المخالفين ، وترك مظاهرتهم بما يعقب ضررًا في الدين أو الدنيا " .
Dr. Nasir bin Abdullah
Al-Qaffari mengatakan,
“Al-Mufid mendefinisikan taqiyah menurut mereka dengan mengatakan ‘Taqiyah
adalah menyembunyikan kebenaran dan menutupi keyakinan di dalamnya,
menyembunyikan sesuatu di hadapan orang yang berbeda dengannya serta tidak
memperlihatkan kepada mereka kalau berdampak jelek dalam agama dan dunia.
فالمفيد يعرف التقية بأنها الكتمان للاعتقاد خشية الضرر من المخالفين - وهم أهلُ السنة كما هو الغالب في إطلاق هذا اللفظ عندهم - أي هي إظهار مذهب أهل السنة (الذي يرونه باطلاً) ، وكتمان مذهب الرافضة الذي يرونه هو الحق ،
Mufid mendefinisikan
taqiyah dengan menyembunyikan keyakinan khawatir terkena keburukan dari orang
yang berbeda dengannya –mereka adalah ahlus Sunnah sebagaimana ungkapan yang
seringkali diungkapkan kalau dikatakan perkataan seperti ini menurut mereka –
yakni menampakkan mazhab ahlus Sunnah (yang mereka anggap batil) dan
menyembunyikan mazhab Syiah yang mereka anggap benar.
من هنا يرى بعض أهل السنة : أن أصحاب هذه
العقيدة هم شر من المنافقين ؛ لأن المنافقين يعتقدون أن ما يبطنون من كفر هو باطل،
ويتظاهرون بالإسلام خوفًا، وأما هؤلاء فيرون أن ما يبطنون هو الحق ، وأن طريقتهم
هي منهج الرسل والأئمة " انتهى من "أصول مذهب الشيعة الإمامية" (2/ 805) .
Dari sini
sebagian ahlus Sunnah berpendapat bahwa pemilik akidah ini lebih jelek dari
orang-orang munafik. Karena orang munafik meyakini bahwa apa yang tersembunyi
dari kekufuran adalah batil dan pura-pura menampakkan keislaman karena
ketakutan. Sementara mereka berpendapat bahwa apa yang mereka sembunyikan
adalah benar, bahwa metode mereka adalah metode para rasul dan para imam.”
(Usul Mazhab Syiah Imamiyah, 2/805).
ثانيا :
توجد التقية - كفكرة طارئة ، أو رخصة عارضة- عند أهل السنة ، ولكنها تختلف عن التقية عند الرافضة جملا وتفصيلا ؛ فهي عند أهل السنة حالة اضطرارية خلاف الأصل ألجأت إليها الضرورة والحاجة الشديدة .
توجد التقية - كفكرة طارئة ، أو رخصة عارضة- عند أهل السنة ، ولكنها تختلف عن التقية عند الرافضة جملا وتفصيلا ؛ فهي عند أهل السنة حالة اضطرارية خلاف الأصل ألجأت إليها الضرورة والحاجة الشديدة .
Kedua:
Ada taqiyah –seperti
permikiran yang tiba-tiba ada atau keringanan yang dibutuhkan secara tiba-tiba-
menurut ahlus Sunnah. Akan tetapi, ini berbeda dengan taqiyah versi Rafidhah,
baik secara umum maupun terperinci. Hal ini menurut ahlus Sunnah, dalam kondisi
terpaksa, berbeda pada asalnya. Saat dalam konsisi yang mendesak sekali.
قال ابن القيم رحمه الله :
" التقية أن يقول العبد خلاف ما يعتقده لاتقاء مكروه يقع به لو لم يتكلم بالتقية " .
انتهى من "أحكام أهل الذمة" (2 /1038) .
Ibnu Qoyyim
rahimahullah mengatakan,
“Taqiyah adalah seorang hamba mengatakan berbeda dengan apa yang diyakininya
untuk menghindari yang akan menimpanya apabila dia tidak berkata dengan cara
taqiyah.” (Ahkamu Ahli Zimmah, 2/103).
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: