Syiahindonesia.com - Laporan-laporan sebelumnya oleh SCD mengindikasikan bahwa serangan udara pemerintah Suriah telah menarget wilayah pemukiman, seperti kota Arbin di Ghouta Timur.
Sirag Mahmoud, seorang awak media dari SCD di Ghouta Timur mengatakan pada Middle East Eye bahwa “tidak ada lagi tempat yang aman di Ghouta Timur.”
“Dalam 24 jam terakhir, lebih dari 100 telah terbunuh dan ratusan lainnya luka-luka,” Mahmoud mengatakan pada MEE, sementara pemboman semakin intensif di wilayahnya. “Setiap dari orang-orang ini merupakan penduduk sipil. Orang yang tidak bersalah. Apa yang mereka lakukan sehingga pantas akan hal ini?”
Penduduk lain yang berbicara pada MEE mengatakan bahwa pemerintah Rezim Suriah memiliki berbagai macam persenjataan dalam mengebom wilayah tersebut.
“Kami berada di bawah berbagai macam serangan. Serangan udara. Mortar. Mereka bahkan telah mulai menggunakan Bom Gentong di Ghouta Timur,” kata Eyad Srewel.
“Kami mencoba bertahan hidup dengan bersembunyi di bawah tanah. Tetapi bom gentong membuat kami semua sangat khawatir.”
Bom Gentong (barrel bomb), merupakan sebuah senjata mentah yang biasa terbuat dari tabung minyak, diisi dengan bahan bakar dan pencahan peluru dan dijatuhkan melalui helikopter, telah digunakan di sepanjang negara tersebut selama beberapa tahun, dan terkenal digunakan pada pertempuran Aleppo Timur pada akhir 2016.
Dia menambahkan: “Saya tidak tahu apa yang akan terjadi padaku dalam beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari ke depan. Orang-orang telah menerima nasib mereka dan secara mental mempersiapkan diri untuk mati. Kami terperangkap. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan.”
Bom-bom menghujani wilayah pinggiran itu selama tiga hari berturut-turut dan sementara pemerintah Suriah terus melakukan pengepungan yang merampas makanan dan suplai medis para penduduk.
Laporan-laporan pada Minggu mengklaim bahwa pasukan Bashar al-Assad mengumpulkan para tentara di luar daerah kelompok pembebasan dalam upaya untuk mengambil alih daerah pinggiran Damaskus itu.
Korban sipil pada Selasa menyusul kematian lebih dari 100 penduduk sipil pada Senin, dengan ratusan lebih terluka, dalam satu hari yang menyaksikan empat rumah sakit darurat, termasuk sebuah klinik bersalin, menjadi target pasukan pemerintah, menurut laporan kelompok bantuan.
Sekitar 400.000 orang masih berada di bawah pengepungan di Ghouta Timur, termasuk ratusan orang yang sangat membutuhkan perawatan medis di luar wilayah itu. Hidayatullah.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Sirag Mahmoud, seorang awak media dari SCD di Ghouta Timur mengatakan pada Middle East Eye bahwa “tidak ada lagi tempat yang aman di Ghouta Timur.”
“Dalam 24 jam terakhir, lebih dari 100 telah terbunuh dan ratusan lainnya luka-luka,” Mahmoud mengatakan pada MEE, sementara pemboman semakin intensif di wilayahnya. “Setiap dari orang-orang ini merupakan penduduk sipil. Orang yang tidak bersalah. Apa yang mereka lakukan sehingga pantas akan hal ini?”
Penduduk lain yang berbicara pada MEE mengatakan bahwa pemerintah Rezim Suriah memiliki berbagai macam persenjataan dalam mengebom wilayah tersebut.
“Kami berada di bawah berbagai macam serangan. Serangan udara. Mortar. Mereka bahkan telah mulai menggunakan Bom Gentong di Ghouta Timur,” kata Eyad Srewel.
“Kami mencoba bertahan hidup dengan bersembunyi di bawah tanah. Tetapi bom gentong membuat kami semua sangat khawatir.”
Bom Gentong (barrel bomb), merupakan sebuah senjata mentah yang biasa terbuat dari tabung minyak, diisi dengan bahan bakar dan pencahan peluru dan dijatuhkan melalui helikopter, telah digunakan di sepanjang negara tersebut selama beberapa tahun, dan terkenal digunakan pada pertempuran Aleppo Timur pada akhir 2016.
Dia menambahkan: “Saya tidak tahu apa yang akan terjadi padaku dalam beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari ke depan. Orang-orang telah menerima nasib mereka dan secara mental mempersiapkan diri untuk mati. Kami terperangkap. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan.”
Bom-bom menghujani wilayah pinggiran itu selama tiga hari berturut-turut dan sementara pemerintah Suriah terus melakukan pengepungan yang merampas makanan dan suplai medis para penduduk.
Laporan-laporan pada Minggu mengklaim bahwa pasukan Bashar al-Assad mengumpulkan para tentara di luar daerah kelompok pembebasan dalam upaya untuk mengambil alih daerah pinggiran Damaskus itu.
Korban sipil pada Selasa menyusul kematian lebih dari 100 penduduk sipil pada Senin, dengan ratusan lebih terluka, dalam satu hari yang menyaksikan empat rumah sakit darurat, termasuk sebuah klinik bersalin, menjadi target pasukan pemerintah, menurut laporan kelompok bantuan.
Sekitar 400.000 orang masih berada di bawah pengepungan di Ghouta Timur, termasuk ratusan orang yang sangat membutuhkan perawatan medis di luar wilayah itu. Hidayatullah.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: