Syiahindonesia.com - Setidaknya ada sekitar 4200 agama, termasuk sekte agama, aliran, keyakinan, pengkultusan, yang tersebar di seluruh dunia dan memiliki adat budaya serta ritualnya sendiri. Anda tak perlu kaget atau mengelus dada melihat bagaimana cara setiap aliran beribadat, sebab kadang-kadang memang bertolak belakang dengan keyakinan yang kita miliki. Namun mau bagaimana lagi, mereka ada dan menjalankan keyakinan mereka seperti halnya kita.
Tidak terkecuali kaum Syiah di Lebanon. Kita mengenal Syiah sebagai aliran yang sangat mengkultuskan Ali bin Abi Tholib dan Husain. Terlepas dari bagaimana cara mereka memandang dua tokoh Islam tersebut, artikel ini tak hendak membahas akar keyakinan serta pandangan hidup mereka. Ada sesuatu yang lebih unik, bahkan ekstrim, berkait tentang salah satu ritual yang selalu mereka lakukan tiap tahunnya.
Dilansir dari detik.com (diakses 26/02/2018), festival ekstrim kaum Syiah Lebanon ini sebetulnya tak hanya dilakukan di Lebanon saja, sebagai contoh Arab Saudi, Bahrain, dan beberapa negara lain, baik secara terang-terangan maupun tertutup juga melakukan hal sama. Upacara Asyura atau yang secara spesifik tampak seperti festival “menyakiti diri sendiri” ini dilakukan di hari ke 9 dan 10 bulan Muharram dan puncaknya di hari Asyura, hari di mana Husein terbunuh dalam peperangan di Karbala tahun 680 setelah masehi.
Kematian Husein menjadi kesedihan yang teramat dalam bagi Kaum Syiah, dan untuk mengenangnya, mereka pun turun ke jalan-jalan dengan baju hitam, melukai badan mereka dengan pisau atau rantai, mempertontonkan tangis dan kesakitan dari darah-darah yang mereka kucurkan, baik orang dewasa maupun anak-anak. Bagi mereka, cara seperti itu merupakan salah satu ibadah yang dapat menebus dosa-dosa mereka di dunia dan bukti cinta mereka kepada Husein.
Anak-anak antusias mengikuti perayaan ini | www.detik.com
Namun dikutip dari kompas.com (diakses 26/02/2018), perayaan tersebut tidak dianjurkan oleh sebagian kaum Syiah lainnya atas dasar resiko buruk kesehatan yang bisa ditimbulkan. Namun di Lebanon, festival ini sepertinya akan terus ada dan menarik banyak perhatian warga sekitar setiap tahunnya. Sebagaimana adat dan kebiasaan, suatu tradisi biasanya akan terus diwariskan ke anak cucunya.
Hmm, lumayan mengerikan juga ya, kalau menurut Anda bagaimana? Ucnews
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Tidak terkecuali kaum Syiah di Lebanon. Kita mengenal Syiah sebagai aliran yang sangat mengkultuskan Ali bin Abi Tholib dan Husain. Terlepas dari bagaimana cara mereka memandang dua tokoh Islam tersebut, artikel ini tak hendak membahas akar keyakinan serta pandangan hidup mereka. Ada sesuatu yang lebih unik, bahkan ekstrim, berkait tentang salah satu ritual yang selalu mereka lakukan tiap tahunnya.
Dilansir dari detik.com (diakses 26/02/2018), festival ekstrim kaum Syiah Lebanon ini sebetulnya tak hanya dilakukan di Lebanon saja, sebagai contoh Arab Saudi, Bahrain, dan beberapa negara lain, baik secara terang-terangan maupun tertutup juga melakukan hal sama. Upacara Asyura atau yang secara spesifik tampak seperti festival “menyakiti diri sendiri” ini dilakukan di hari ke 9 dan 10 bulan Muharram dan puncaknya di hari Asyura, hari di mana Husein terbunuh dalam peperangan di Karbala tahun 680 setelah masehi.
Kematian Husein menjadi kesedihan yang teramat dalam bagi Kaum Syiah, dan untuk mengenangnya, mereka pun turun ke jalan-jalan dengan baju hitam, melukai badan mereka dengan pisau atau rantai, mempertontonkan tangis dan kesakitan dari darah-darah yang mereka kucurkan, baik orang dewasa maupun anak-anak. Bagi mereka, cara seperti itu merupakan salah satu ibadah yang dapat menebus dosa-dosa mereka di dunia dan bukti cinta mereka kepada Husein.
Anak-anak antusias mengikuti perayaan ini | www.detik.com
Namun dikutip dari kompas.com (diakses 26/02/2018), perayaan tersebut tidak dianjurkan oleh sebagian kaum Syiah lainnya atas dasar resiko buruk kesehatan yang bisa ditimbulkan. Namun di Lebanon, festival ini sepertinya akan terus ada dan menarik banyak perhatian warga sekitar setiap tahunnya. Sebagaimana adat dan kebiasaan, suatu tradisi biasanya akan terus diwariskan ke anak cucunya.
Hmm, lumayan mengerikan juga ya, kalau menurut Anda bagaimana? Ucnews
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: