Syiahindonesia.com - Pemimpin lembaga islam integral, Ali Assegaf, membantah tudingan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember kalau buku yang ditulisnya beraliran syiah dan meresahkan masyarakat. Bahkan menurut Ali, dalam bukunya justru ingin melawan kelompok intoleran sehingga terdapat kata pengantar dari kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latif. Buku tersebut juga telah diluncurkan dalam acara sarasehan merekatkan bangsa memperkokoh NKRI bersama Yudi Latif, di aula Kodim 0824 Jember, Senin (12/3/2018) pekan lalu.
Meski demikian menurutnya, jika buku berisikan 57 khutbah itu dirasa mengandung ajaran syiah, tidak usah dibacakan dalam khotbah Jumat. Ali juga mengaku tidak pernah dihubungi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember, terkait persoalan buku yang ditulisnya. Bahkan saat bertemu dengan Ketua MUI Jember, Abdul Halim Subahar, dalam acara sarasehan di markas Kodim, tidak ada pernyataan spesifik soal buku tersebut, lansir Prosalinaradio.com, (22/3/18).
Ali sempat menceritakan, jika proses penerbitan buku itu relatif panjang dan mulai digagas sejak menjadi staf khusus Ketua Umum Pengurus Besar NU, KH. Said Aqil Siraj, saat kepengurusan periode pertama. Saat itu, Ali mengaku pernah menyarankan agar PBNU membuat buku khotbah Jumat yang isinya bernilai kebangsaan. Buku yang ditulisnya, mengandung makna yang yang menghubungkan islam dan NKRI. (albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
KH. Said Aqil Siradj |
Meski demikian menurutnya, jika buku berisikan 57 khutbah itu dirasa mengandung ajaran syiah, tidak usah dibacakan dalam khotbah Jumat. Ali juga mengaku tidak pernah dihubungi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember, terkait persoalan buku yang ditulisnya. Bahkan saat bertemu dengan Ketua MUI Jember, Abdul Halim Subahar, dalam acara sarasehan di markas Kodim, tidak ada pernyataan spesifik soal buku tersebut, lansir Prosalinaradio.com, (22/3/18).
Ali sempat menceritakan, jika proses penerbitan buku itu relatif panjang dan mulai digagas sejak menjadi staf khusus Ketua Umum Pengurus Besar NU, KH. Said Aqil Siraj, saat kepengurusan periode pertama. Saat itu, Ali mengaku pernah menyarankan agar PBNU membuat buku khotbah Jumat yang isinya bernilai kebangsaan. Buku yang ditulisnya, mengandung makna yang yang menghubungkan islam dan NKRI. (albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: