Syiahindonesia.com - Ribuan warga pinggiran Ibukota telah melarikan diri dari serangan yang dipimpin oleh pasukan Syiah Assad di daerah kantong Gharsa yang dikuasai oposisi di dekat Damaskus karena rezim Bashar al-Assad bersumpah bahwa pertempuran akan berlanjut sampai “pelukan oposisi” diberantas.
Pasukan rezim Suriah telah menyita sekitar seperempat wilayah dalam beberapa hari ini, the Syrian Observatory for Human Rights mengatakan pada hari Ahad (4/3/2018). Didukung oleh serangan udara Rusia, militer Suriah telah maju di beberapa wilayah, mengambil kembali kontrol atas peternakan dan desa, media rezim melaporkan.
Pasukan Assad menduduki sejumlah distrik termasuk Al-Nashabiyeh dan Otaya dan telah “memukul mundur kelompok-kelompok oposisi” di pinggiran timur Damaskus, media Suriah mengutip dari seorang sumber militer yang mengatakan, lanasir Aljazeera.
Mereka telah mencapai pusat daerah kantong terkepung di tepi Beit Sawa, menurut Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris tersebut. Media Militer Pusat mengatakan pasukan rezim Suriah telah tiba di pinggiran Mesraba, di Ghouta tengah.
Oposisi dipaksa mundur dan berkumpul kembali di Ghouta Timur karena kebijakan “bumi hangus” rezim Syiah Suriah yang melibatkan tembakan artileri berat, serangan udara, dan serangan helikopter, kata seorang juru bicara kelompok oposisi Jaish al-Islam pada hari Ahad.
Dalam pesan suara, juru bicara Hamza Birqdar bersumpah pasukan rezim Assad akan diusir dari wilayah yang mereka kuasai. Oposisi telah memperkuat posisi untuk menghadapi pasukan penyerang, tambahnya.
Ghouta Timur, yang menampung sekitar 400.000 orang, berada di bawah pengepungan yang melumpuhkan dan pemboman setiap hari selama berbulan-bulan. Lebih dari 600 warga sipil terbunuh dalam dua pekan terakhir ini.
Seorang koresponden kantor berita AFP di dalam Ghouta Timur melihat ratusan warga sipil pada hari Ahad pergi meninggalkan kota Beit Sawa di tenggara daerah kantong tersebut.
Observatorium Suriah mengatakan sekitar 2.000 warga sipil telah melarikan diri dari serangan dan bentrokan rezim di wilayah timur ke bagian barat daerah wilayah tersebut.
“Semua orang berada di jalan. Kehancuran ada di mana-mana,” kata Abu Khalil, 35 tahun, sambil membawa seorang gadis kecil di pelukan dengan luka di wajahnya. “Banyak keluarga terjebak di bawah reruntuhan, petugas penyelamat tidak bisa mengatasinya.”
Pasukan Syiah Assad telah merebut lebih dari seperempat daerah kantong di ujung timur Damaskus setelah dua pekan melakukan pemboman brutal yang menghancurkan.
“Mayoritas [warga] di Ghouta Timur ingin melarikan diri dari pelukan terorisme. Operasi harus dilanjutkan,” kata Assad dalam siaran di televisi pemerintah.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Ahad, PBB mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk memberikan bantuan kepada Douma, kota terbesar di Ghouta Timur, dengan mitranya di lapangan. Sebuah konvoi bantuan yang terdiri dari 46 truk akan diizinkan pada hari Senin dengan persediaan penunjang kesehatan dan gizi serta makanan bagi 27.500 warga. Konvoi tersebut akan dipimpin oleh Ali al-Za’atri, koordinator kemanusiaan PBB di Suriah.
“Kami berharap konvoi bisa berjalan sesuai rencana dan akan diikuti konvoi lain,” kata Za’tari.
PBB mengatakan telah menerima jaminan bahwa konvoi berikutnya akan didistribusikan pada 8 Maret. Jurnalislam.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Pasukan rezim Suriah telah menyita sekitar seperempat wilayah dalam beberapa hari ini, the Syrian Observatory for Human Rights mengatakan pada hari Ahad (4/3/2018). Didukung oleh serangan udara Rusia, militer Suriah telah maju di beberapa wilayah, mengambil kembali kontrol atas peternakan dan desa, media rezim melaporkan.
Pasukan Assad menduduki sejumlah distrik termasuk Al-Nashabiyeh dan Otaya dan telah “memukul mundur kelompok-kelompok oposisi” di pinggiran timur Damaskus, media Suriah mengutip dari seorang sumber militer yang mengatakan, lanasir Aljazeera.
Mereka telah mencapai pusat daerah kantong terkepung di tepi Beit Sawa, menurut Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris tersebut. Media Militer Pusat mengatakan pasukan rezim Suriah telah tiba di pinggiran Mesraba, di Ghouta tengah.
Oposisi dipaksa mundur dan berkumpul kembali di Ghouta Timur karena kebijakan “bumi hangus” rezim Syiah Suriah yang melibatkan tembakan artileri berat, serangan udara, dan serangan helikopter, kata seorang juru bicara kelompok oposisi Jaish al-Islam pada hari Ahad.
Dalam pesan suara, juru bicara Hamza Birqdar bersumpah pasukan rezim Assad akan diusir dari wilayah yang mereka kuasai. Oposisi telah memperkuat posisi untuk menghadapi pasukan penyerang, tambahnya.
Ghouta Timur, yang menampung sekitar 400.000 orang, berada di bawah pengepungan yang melumpuhkan dan pemboman setiap hari selama berbulan-bulan. Lebih dari 600 warga sipil terbunuh dalam dua pekan terakhir ini.
Seorang koresponden kantor berita AFP di dalam Ghouta Timur melihat ratusan warga sipil pada hari Ahad pergi meninggalkan kota Beit Sawa di tenggara daerah kantong tersebut.
Observatorium Suriah mengatakan sekitar 2.000 warga sipil telah melarikan diri dari serangan dan bentrokan rezim di wilayah timur ke bagian barat daerah wilayah tersebut.
“Semua orang berada di jalan. Kehancuran ada di mana-mana,” kata Abu Khalil, 35 tahun, sambil membawa seorang gadis kecil di pelukan dengan luka di wajahnya. “Banyak keluarga terjebak di bawah reruntuhan, petugas penyelamat tidak bisa mengatasinya.”
Pasukan Syiah Assad telah merebut lebih dari seperempat daerah kantong di ujung timur Damaskus setelah dua pekan melakukan pemboman brutal yang menghancurkan.
“Mayoritas [warga] di Ghouta Timur ingin melarikan diri dari pelukan terorisme. Operasi harus dilanjutkan,” kata Assad dalam siaran di televisi pemerintah.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Ahad, PBB mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk memberikan bantuan kepada Douma, kota terbesar di Ghouta Timur, dengan mitranya di lapangan. Sebuah konvoi bantuan yang terdiri dari 46 truk akan diizinkan pada hari Senin dengan persediaan penunjang kesehatan dan gizi serta makanan bagi 27.500 warga. Konvoi tersebut akan dipimpin oleh Ali al-Za’atri, koordinator kemanusiaan PBB di Suriah.
“Kami berharap konvoi bisa berjalan sesuai rencana dan akan diikuti konvoi lain,” kata Za’tari.
PBB mengatakan telah menerima jaminan bahwa konvoi berikutnya akan didistribusikan pada 8 Maret. Jurnalislam.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: