Syiahindonesia.com - Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), mendeteksi adanya empat aliran agama yang saat ini meresahkan masyarakat.
Masyarakat diminta waspada dan mempertebal iman.
Kepala Kantor Kemenag Rohul, Syahrudin mengungkapkan, keempat aliran tersebut bahkan telah mendapat penolakan keras dari masyarakat serta berpotensi menyebabkan gesekan Horizontal.
Dirinya meminta agar tidak terjadi gejolak di tengah masyarakat, dihimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan aliran- aliran tersebut.
Aliran tersebut sudah ditangani pemerintah dan Bakorpakem.
Syahrudin menjelaskan, empat aliran yang sudah meresahkan masyarakat tersebut, yaitu penolakan terhadap hadirnya lembaga dakwah islam indonesia (LDII) di Kecamatan Ujung Batu.
Akan tetapi, diakuinya , berkat pembinaan dan komunikasi intensif yang dilakukan Kemenag Rohul, MUI, FKUB, Intelkam Polres Rohul dan Bakorpakem, LDII saat ini sudah koorperatif mau diajak bekerjasama.
"Alhamdulillah LDII sudah mau kerjasama. Tapi kita terus pantau perkembangannya, sehingga yang dulunya ekstrem sekarang sudah menjadi moderat. tetapi meski demikian masyarakat masih belum dapat menerima secara utuh keberadaan LDII," katanya, Rabu (25/4/2018) pada Tribunrohul.com.
Lebih lanjut dijelaskanya, Selain LDII, juga ada Aliran Ahmadiyah yang juga mendapat penolakan keras dari masyarakat terutama di Kecamatan Tandun, Kunto Darusalam dan Kecamatan Rambah.
Diakuinya, meski dalam perjalanannya, Ahmadiyah di Rohul mengaku sebagai Ahmadaiyah Lahore, atau Ahmadiyah yang tidak menganggap Mirzal Ghulam Ahmad sebagai Nabi melainkan Ulama, akan tetapi, dalam perkembanganya Ahamdiyah di Rohul ini menamakan diri mereka sebagai jemaah islamiyah dimana aliran itu sudah dilarang MUI puluhan tahun lalu.
Diakuinya, secara internasional yang dilarang itu Ahamdiyah Khodiat, tetapi dalam perjalanannya Ahamdiyah yang ada di Rohul ini mengarah ke Ahmadiyah Khodiat bukan Lahore.
Namun yang lebih berbahaya lagi, lanjut Syahrudin, sudah adanya indikasi masuknya aliran Syiah di Rohul.
Tepatnya di SKPB tambahan Kecamatan Rambah Samo.
Indikasi tersebut dibuktikan dengan telah ditemukanya selebaran ajaran Khumaini.
Menurutnya, Aliran Syiah merupakan salah satu aliran berbahaya, dikarenakan aliran ini meragukan kenabian nabi Muhamad SAW serta mengutuk khulafarasyydin.
"Udah ada indikasi aliran Syiah itu masuk ke Rohul, tapi kita belum bisa pastikan siapa saja yang sudah masuk," tegasnya pada Tribunrohul.com
Kemudian yang baru-baru ini, ditemukanya adanya penolakan masyarakat terhadap aliran Jaka Kumbara, di Desa Lubuk Kerapat, Kecamatan Rambah Hilir.
"Dimana, kegiatan aliran ini, nyaris menimbulkan bentrok fisik dengan masyarakat setempat. Namun bisa diredam oleh pihak keamanan setempat," terangnya.
Syahrudin menjelaskan, aliran Jaka Kumbara dikategorikan sebagai aliran sempalan atau aliran yang muncul dengan tiba-tiba.
Dimana, aliran ini mulai muncul sejak tahun 2016 dan diduga berasal dari kabupaten Kampar.
Dijelaskannya, beberapa ajaran Aliran Jaka Kumbara yang di nilai menyimpang dari ajaran Ahli Sunnah Wal Jemaah yaitu, adanya kewajiban mengulang syahadat jika masuk aliran ini, karena syahadat diluar Aliran ini, tidak sah karena dianggap islam keturunan.
Bahkan, terangnya, aliran ini melakukan pembayaran zakat tidak diatur menurut nisab, tapi berdasarkan waktu, sekali seumur hidup, dan dibayarkan kepada pemimpin aliran tersebut bernama Jaka Kumbara.
"Kalau gak salah itu dananya, sekitar Rp 4 juta gitu lah, dan itu diserahkan pada pemimpinya, dan itu merupakan tiket masuk surga," imbuhnya.
Agar tidak terpangaruh terhadap aliran-aliran yang diduga menyimpang, dirinya mengharapkan, masyarakat dapat berpegang teguh kepada akidah serta jangan ikut ikutan terhadap aliran yang masyarakat tidak punya pengathuan tentangnya.
"Jangan mudah percaya dengan aliran-aliran baru yang kita tidak tau ilmunya, tentunya ini akan menjerumuskan," pungkasnya. Tribunnews.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Masyarakat diminta waspada dan mempertebal iman.
Kepala Kantor Kemenag Rohul, Syahrudin mengungkapkan, keempat aliran tersebut bahkan telah mendapat penolakan keras dari masyarakat serta berpotensi menyebabkan gesekan Horizontal.
Dirinya meminta agar tidak terjadi gejolak di tengah masyarakat, dihimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan aliran- aliran tersebut.
Aliran tersebut sudah ditangani pemerintah dan Bakorpakem.
Syahrudin menjelaskan, empat aliran yang sudah meresahkan masyarakat tersebut, yaitu penolakan terhadap hadirnya lembaga dakwah islam indonesia (LDII) di Kecamatan Ujung Batu.
Akan tetapi, diakuinya , berkat pembinaan dan komunikasi intensif yang dilakukan Kemenag Rohul, MUI, FKUB, Intelkam Polres Rohul dan Bakorpakem, LDII saat ini sudah koorperatif mau diajak bekerjasama.
"Alhamdulillah LDII sudah mau kerjasama. Tapi kita terus pantau perkembangannya, sehingga yang dulunya ekstrem sekarang sudah menjadi moderat. tetapi meski demikian masyarakat masih belum dapat menerima secara utuh keberadaan LDII," katanya, Rabu (25/4/2018) pada Tribunrohul.com.
Lebih lanjut dijelaskanya, Selain LDII, juga ada Aliran Ahmadiyah yang juga mendapat penolakan keras dari masyarakat terutama di Kecamatan Tandun, Kunto Darusalam dan Kecamatan Rambah.
Diakuinya, meski dalam perjalanannya, Ahmadiyah di Rohul mengaku sebagai Ahmadaiyah Lahore, atau Ahmadiyah yang tidak menganggap Mirzal Ghulam Ahmad sebagai Nabi melainkan Ulama, akan tetapi, dalam perkembanganya Ahamdiyah di Rohul ini menamakan diri mereka sebagai jemaah islamiyah dimana aliran itu sudah dilarang MUI puluhan tahun lalu.
Diakuinya, secara internasional yang dilarang itu Ahamdiyah Khodiat, tetapi dalam perjalanannya Ahamdiyah yang ada di Rohul ini mengarah ke Ahmadiyah Khodiat bukan Lahore.
Namun yang lebih berbahaya lagi, lanjut Syahrudin, sudah adanya indikasi masuknya aliran Syiah di Rohul.
Tepatnya di SKPB tambahan Kecamatan Rambah Samo.
Indikasi tersebut dibuktikan dengan telah ditemukanya selebaran ajaran Khumaini.
Menurutnya, Aliran Syiah merupakan salah satu aliran berbahaya, dikarenakan aliran ini meragukan kenabian nabi Muhamad SAW serta mengutuk khulafarasyydin.
"Udah ada indikasi aliran Syiah itu masuk ke Rohul, tapi kita belum bisa pastikan siapa saja yang sudah masuk," tegasnya pada Tribunrohul.com
Kemudian yang baru-baru ini, ditemukanya adanya penolakan masyarakat terhadap aliran Jaka Kumbara, di Desa Lubuk Kerapat, Kecamatan Rambah Hilir.
"Dimana, kegiatan aliran ini, nyaris menimbulkan bentrok fisik dengan masyarakat setempat. Namun bisa diredam oleh pihak keamanan setempat," terangnya.
Syahrudin menjelaskan, aliran Jaka Kumbara dikategorikan sebagai aliran sempalan atau aliran yang muncul dengan tiba-tiba.
Dimana, aliran ini mulai muncul sejak tahun 2016 dan diduga berasal dari kabupaten Kampar.
Dijelaskannya, beberapa ajaran Aliran Jaka Kumbara yang di nilai menyimpang dari ajaran Ahli Sunnah Wal Jemaah yaitu, adanya kewajiban mengulang syahadat jika masuk aliran ini, karena syahadat diluar Aliran ini, tidak sah karena dianggap islam keturunan.
Bahkan, terangnya, aliran ini melakukan pembayaran zakat tidak diatur menurut nisab, tapi berdasarkan waktu, sekali seumur hidup, dan dibayarkan kepada pemimpin aliran tersebut bernama Jaka Kumbara.
"Kalau gak salah itu dananya, sekitar Rp 4 juta gitu lah, dan itu diserahkan pada pemimpinya, dan itu merupakan tiket masuk surga," imbuhnya.
Agar tidak terpangaruh terhadap aliran-aliran yang diduga menyimpang, dirinya mengharapkan, masyarakat dapat berpegang teguh kepada akidah serta jangan ikut ikutan terhadap aliran yang masyarakat tidak punya pengathuan tentangnya.
"Jangan mudah percaya dengan aliran-aliran baru yang kita tidak tau ilmunya, tentunya ini akan menjerumuskan," pungkasnya. Tribunnews.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: