Oleh Zulkarnain El-Madury
Paradigma Syiah dasarnya adalah memfitnah para sahabat, sahabat-sahabat Nabinya
orang Islam. Dengan memakai metode proses disinformasi, Syiah akan selalu menggambarkan
gagasan palsu tentang skandal para Sahabat menista Ahlul Bait, khususnya dari keluarga
Ali ibn Abi Talib [رضی الله]. Sumber sejarah Syiah didasarkan pada kebohongan berita
sekitar keluarga Rasulullah , dari sinilah kita membela para sahabat dan
menunjukkan pada Syiah bahwa mereka
adalah pecinta Ahlul Bait.
Hadis Tentang Muawiyyah: 'Semoga Allah mengenyangkan Perutnya'
[Perspektif Sunni]
Syiah melihat pada koleksi Hadits Ahlus Sunnah untuk membenarkan sudut pandang mereka. Namun, Syiah seringkali harus menggunakan telaah akademis ketika mereka mengutip hadis sunni tersebut. Satu contoh seperti itu dapat ditemukan ketika mereka menghadapi Hadis tentang Muawiyyah. Syiah menggambarkan kata “ Semoga Allah tidak megenyangkan perutnya”, dengan gambaran kalau Muawiyah orang yang dihukum Allah, akan menjadi orang yang tamak dan rakus. Memang kerja syiah melukis sahahabat Nabi dalam bentuk karikatur sahabat sebagai orang orang terhina dan dihukum Allah, selain tuduhan murtad dan kafir.
Syiah melihat pada koleksi Hadits Ahlus Sunnah untuk membenarkan sudut pandang mereka. Namun, Syiah seringkali harus menggunakan telaah akademis ketika mereka mengutip hadis sunni tersebut. Satu contoh seperti itu dapat ditemukan ketika mereka menghadapi Hadis tentang Muawiyyah. Syiah menggambarkan kata “ Semoga Allah tidak megenyangkan perutnya”, dengan gambaran kalau Muawiyah orang yang dihukum Allah, akan menjadi orang yang tamak dan rakus. Memang kerja syiah melukis sahahabat Nabi dalam bentuk karikatur sahabat sebagai orang orang terhina dan dihukum Allah, selain tuduhan murtad dan kafir.
Hadits Fadak, Bagian I:
Syiah Menilai Hadits Keadilan Abu Bakar [رضی الله]
Syiah menyerang pribadi Abu Bakar [رضی الله] dengan sorotan dan kritik pedas pada posisi Abu Bakar dalam hal Fadak. Mereka menuduh Abu Bakar mengarang dengan cara menyangkal Fatima [رضی الله] menerima warisan Nabi . Namun, kita membaca argumen bernada propaganda Syiah menjadi tidak berdaya ketika kita menunjukkan kepada mereka Hadits Syiah sendiri di dalam Al-Kafi, menggambarkan nabi secara kategoris menyatakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, tidak meninggalkan warisan apapun tetapi miliknya harus diberikan sebagai sedekah.
Syiah menyerang pribadi Abu Bakar [رضی الله] dengan sorotan dan kritik pedas pada posisi Abu Bakar dalam hal Fadak. Mereka menuduh Abu Bakar mengarang dengan cara menyangkal Fatima [رضی الله] menerima warisan Nabi . Namun, kita membaca argumen bernada propaganda Syiah menjadi tidak berdaya ketika kita menunjukkan kepada mereka Hadits Syiah sendiri di dalam Al-Kafi, menggambarkan nabi secara kategoris menyatakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, tidak meninggalkan warisan apapun tetapi miliknya harus diberikan sebagai sedekah.
Hadits Fadak, Bagian II: Mengapa
Ali Tidak merebut Kembali Tanah Fadak?
Syiah mengecam Abu Bakar [semoga Allah meridhoinya ] yang tidak memberikan tanah Fadak ke Fatimah [Semoga Allah meridhoinya], dan mereka juga mengecam Utsman [Semoga Allah meridhoinya] karena sebab menolak 'mengembalikan' Fadak pada keturunan Rasulullah dan pewarisnya, Fatimah [ semoga Allah meridhoinya]. Namun, Syiah benar-benar lupa (atau secara sepihak mengabaikan alias hilang hingatan ) fakta kalau Ali bin Abi Thalib [رضی الله] sendiri menjunjung tinggi keputusan Abu Bakar [رضی الله]. Lalu Ali [رضی الله] menyerahkan Fadak sebagai Waqf negara. Jadi, jika kesalahan harus diletakkan di pundak Abu Bakar, maka mestinya hukum yang sama harus diletakkan pada Ali [رضی الله]. [lucunya Syiah tu disini.]
Syiah mengecam Abu Bakar [semoga Allah meridhoinya ] yang tidak memberikan tanah Fadak ke Fatimah [Semoga Allah meridhoinya], dan mereka juga mengecam Utsman [Semoga Allah meridhoinya] karena sebab menolak 'mengembalikan' Fadak pada keturunan Rasulullah dan pewarisnya, Fatimah [ semoga Allah meridhoinya]. Namun, Syiah benar-benar lupa (atau secara sepihak mengabaikan alias hilang hingatan ) fakta kalau Ali bin Abi Thalib [رضی الله] sendiri menjunjung tinggi keputusan Abu Bakar [رضی الله]. Lalu Ali [رضی الله] menyerahkan Fadak sebagai Waqf negara. Jadi, jika kesalahan harus diletakkan di pundak Abu Bakar, maka mestinya hukum yang sama harus diletakkan pada Ali [رضی الله]. [lucunya Syiah tu disini.]
Hadits Fadak, Bagian III: Ahlus
Sunnah Tidak Meninggalkan Al-Qur'an
Ketika Ahlus Sunnah membawakan Hadits (termasuk Al-Kafi sendiri) dalam rangka membuktikan bahwa para Nabi tidak meninggalkan warisan, para ahli propaganda Syiah memakai retorika dengan menuduh Ahlus Sunnah telah meninggalkan Quran. Artikel ini tujuannya membongkar kelemahan klaim Syiah terkait tuduhan dengan memberikan contoh sambil menunjukkan kepada Syiah, bagaimana Ahlus Sunnah dalam melakukan analisis Quran dan Hadis dengan cara yang, bijak, adil, tepat dan akurat.
Ketika Ahlus Sunnah membawakan Hadits (termasuk Al-Kafi sendiri) dalam rangka membuktikan bahwa para Nabi tidak meninggalkan warisan, para ahli propaganda Syiah memakai retorika dengan menuduh Ahlus Sunnah telah meninggalkan Quran. Artikel ini tujuannya membongkar kelemahan klaim Syiah terkait tuduhan dengan memberikan contoh sambil menunjukkan kepada Syiah, bagaimana Ahlus Sunnah dalam melakukan analisis Quran dan Hadis dengan cara yang, bijak, adil, tepat dan akurat.
Hadits Fadak, Bagian IV: Wanita
Syiah Tidak Mewarisi bagian
Sebuah wahyu yang sangat mengejutkan – dan banyak orang yang tidak tahu hal itu - adalah fakta nyata, dalam agama Syiah, bahwa dalam Fiqh Syiah seorang wanita tidak mewarisi tanah atau tempat tinggal tetap. Bagaimana mungkin kemudian Syiah bisa menerima hukum Fadak buat Fatimah [رضی الله][ membuktikan kalau syiah [ Pemikirann Syiah yang paling kontrversi dan paradok terkait tanah Fadak, ketika ahli hukum mereka sendiri tidak mengizinkan pergantian seorang wanita mewarisi tanah atau memperbaiki tempat tinggal? Jadi Fiqh Syi'ah sendiri kelak akan menolak warisan Fatimah [رضی الله] bahkan jika para nabi diizinkan memberikan warisan kepada ahli waris mereka (meskipun mereka tidak). Ini akan membuat argumen Syiah melawan Abu Bakar [رضی الله] lebih tidak berguna lagi
Sebuah wahyu yang sangat mengejutkan – dan banyak orang yang tidak tahu hal itu - adalah fakta nyata, dalam agama Syiah, bahwa dalam Fiqh Syiah seorang wanita tidak mewarisi tanah atau tempat tinggal tetap. Bagaimana mungkin kemudian Syiah bisa menerima hukum Fadak buat Fatimah [رضی الله][ membuktikan kalau syiah [ Pemikirann Syiah yang paling kontrversi dan paradok terkait tanah Fadak, ketika ahli hukum mereka sendiri tidak mengizinkan pergantian seorang wanita mewarisi tanah atau memperbaiki tempat tinggal? Jadi Fiqh Syi'ah sendiri kelak akan menolak warisan Fatimah [رضی الله] bahkan jika para nabi diizinkan memberikan warisan kepada ahli waris mereka (meskipun mereka tidak). Ini akan membuat argumen Syiah melawan Abu Bakar [رضی الله] lebih tidak berguna lagi
Hadits Fadak, Bagian V: Kemarahan
Fatimah [رضی الله]
Misionaris Syiah menyatakan, karena
tindakan Abu Bakar [رضی الله] membuat marah Fatimah
[رضی الله], ini adalah salah satu
bukti dari kesalahan Syiah dalam masalah
ini. Mereka memang menunjukkan Hadis
yang diriwayatkan oleh Aisyah [رضی الله]
untuk 'membuktikan' klaim mereka, benar atau tidak. Artikel ini akan bersifat
analisis dengan mengambil perspektif perasaan Fatimah tentang kasus
Fadak.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: