Syiahindonesia.com, Baghdad — Panglima operasi militer luar negeri Iran, Mayor Jenderal Qasim Sulaimani, dikabarkan sedang menggelar pembicaraan dengan para politisi Baghdad untuk mempromosikan pembentukan pemerintah Iraq baru dengan persetujuan Iran. Hal itu sebagaimana diungkapkan dua sumber Reuters di lingkaran proses politik Iraq pada Rabu (16/05).
Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya itu, Sulaimani tiba di Iraq pada Sabtu lalu saat negara itu menyaksikan pemungutan suara. Hasil sementara menunjukkan kemenangan mengejutkan Muqtada Al-Sadr, pemimpin spiritual Syiah namun anti Iran dan juga Amerika Serikat.
Salah satu sumber tersebut, yang memainkan peran mediator antara Sadr dan politisi senior lainnya dan kandidat Syiah, mengatakan bahwa Sulaimani tengah menggelar diskusi dengan politiis saingan untuk membuka jalan dalam rangka mencapai kesepakatan membentuk pemerintahan koalisi Syiah.
Pembicaraan formal untuk membentuk koalisi pemerintahan Syiah akan dimulai setelah hasil akhir diumumkan pekan ini.
Sebelum pemilihan, Iran secara terbuka mengatakan tidak akan mengizinkan blok Sadr, sebuah koalisi yang menggabungkan kelompok Syiah, komunis dan sekuler, untuk memerintah.
Sementara itu, Sadr mengatakan dia tidak siap untuk memberikan konsesi kepada Iran untuk membentuk koalisi dengan Hadi Al-Umari, pemimpin organisasi semi militer Al-Badr, atau mantan PM Nuri Al-Maliki.
Pemilu pada Sabtu lalu, yang pertama sejak ISIS berhasil dikalahkan. Korps Al-Quds, pasukan yang dipimpinan Sulaimani, merupakan pasing asing tulang punggung milisi Al-Badr yang menjadi milisi paling dominan di aliansi milisi Syiah Al-Hasd Al-Syakbi. Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya itu, Sulaimani tiba di Iraq pada Sabtu lalu saat negara itu menyaksikan pemungutan suara. Hasil sementara menunjukkan kemenangan mengejutkan Muqtada Al-Sadr, pemimpin spiritual Syiah namun anti Iran dan juga Amerika Serikat.
Salah satu sumber tersebut, yang memainkan peran mediator antara Sadr dan politisi senior lainnya dan kandidat Syiah, mengatakan bahwa Sulaimani tengah menggelar diskusi dengan politiis saingan untuk membuka jalan dalam rangka mencapai kesepakatan membentuk pemerintahan koalisi Syiah.
Pembicaraan formal untuk membentuk koalisi pemerintahan Syiah akan dimulai setelah hasil akhir diumumkan pekan ini.
Sebelum pemilihan, Iran secara terbuka mengatakan tidak akan mengizinkan blok Sadr, sebuah koalisi yang menggabungkan kelompok Syiah, komunis dan sekuler, untuk memerintah.
Sementara itu, Sadr mengatakan dia tidak siap untuk memberikan konsesi kepada Iran untuk membentuk koalisi dengan Hadi Al-Umari, pemimpin organisasi semi militer Al-Badr, atau mantan PM Nuri Al-Maliki.
Pemilu pada Sabtu lalu, yang pertama sejak ISIS berhasil dikalahkan. Korps Al-Quds, pasukan yang dipimpinan Sulaimani, merupakan pasing asing tulang punggung milisi Al-Badr yang menjadi milisi paling dominan di aliansi milisi Syiah Al-Hasd Al-Syakbi. Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: