Oleh Zulkarnain El Madury
Ada dua pandangan bertolak belakang antara Ali Bin Abi Thalib dan Syiah dalam menilai dua sosok sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Berbeda dengan Syiah, Ali bin Abi Tholib adalah manusia yang beradab dan Tahu Diri di dalam menempatkan posisi para khalifatullah di muka bumi. Sebagaimana yang tertulis dalam banyak riwayat Bagaimana sikap Ali bin Abi Tholib menilai Abu Bakar dan Umar, tentunya tidak seperti Syiah yang menempatkan keduanya sebagai Berhala Quraisy, bahkan lebih kejam lagi menilai keduanya sebagai penghuni neraka. Beberapa riwayat menerangkan kedudukan Abu Bakar dan Umar di mata Ali bin Abi Tholib, beliau tidak menepis kemuliaan seorang Abu Bakar dan Umar, sedangkan Syiah menempatkan keduanya tidak saja sebagai makhluk yang hina, bahkan menuduh keduanya sebagai perampok.
Al-Imam Ibnu Abi ‘Aashim dalam As-Sunnah (no. 993) berkata :
حدثنا أبو علي الحسن بن البزار حدثنا الهيثم بن خارجة ثنا شهاب بن خراش عن حجاج بن دينار عن أبي معشر عن إبراهيم عن علقمة قال سمعت عليا على المنبر فضرب بيده على منبر الكوفة يقول بلغني أن قوما يفضلوني على أبي بكر وعمر ولو كنت تقدمت في ذلك لعاقبت فيه ولكني أكره العقوبة قبل التقدمة من قال شيئا من هذا فهو مفتر عليه ما على المفتري أن خير الناس رسول الله صلى الله عليه وسلم وبعد رسول الله صلى الله عليه وسلم أبو بكر ثم عمر
Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Aliy Al-Hasan bin Al-Bazzaar : Telah menceritakan kepada kami Al-Haitsam bin Khaarijah : Telah menceritakan kepada kami Syihaab bin Khiraasy, dari Hajjaaj bin Diinaar, dari Abu Mi’syar, dari Ibraahiim, dari ‘Alqamah, ia berkata : Aku mendengar ‘Aliy di atas mimbar, lalu ia memukul mimbar Kuufah dengan tangannya seraya berkata : Telah sampai kepadaku ada satu kaum yang mengutamakan diriku di atas Abu Bakr dan ‘Umar. Seandainya saja aku dapati hal itu sebelumnya, niscaya aku berikan/tetapkan hukuman padanya. Akan tetapi aku tidak suka ada satu hukuman sebelum permasalahan ada. Barangsiapa yang mengatakan sesuatu dari hal tersebut, maka ia telah dusta. Baginya diberikan hukuman sebagai seorang pendusta. Bahwasannya sebaik-baik manusia adalah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dan (sebaik-baik manusia) setelah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallamadalah Abu Bakr, kemudian ‘Umar…..”.
*Sanad riwayat ini adalah hasan*
Pernyataan Ali bin Abi Tholib ini jelas sekali ditujukan kepada kaum Syiah yang secara berlebihan menilai Ali bin Abi Tholib bahkan mengutamakan diatas Abu Bakar dan Umar, sedangkan Ali sendiri menolak sikap berlebihan Syiah yang dinilai oleh Ali justru merusak nama Ali bin Abi Tholib sebagai seorang sahabat yang pengertian.
Dalam sebuah ulasan juga Ali bin Abi Tholib menyebutkan sebagaimana dalam kitab Fadlaailush-Shahaabah (no. 399) disebutkan :
حدثنا عبد الله قال حدثني عبيد الله بن عمر القواريري ومحمد بن سليمان لوين قالا نا حماد بن زيد وهذا لفظ القواريري قثنا عاصم عن زر عن أبي جحيفة قال خطبنا علي يوما فقال ألا أخبركم بخير هذه الأمة بعد نبيها أبو بكر ثم قال ألا أخبركم بخير هذه الأمة بعد نبيها وبعد أبي بكر عمر
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku ‘Ubaidullah bin ‘Umar Al-Qawaariiriy dan Muhammad bin Sulaimaan Luwain, mereka berdua berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Hammaad bin Zaid – dan ini adalah lafadh Al-Qawaariiriy - , ia berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Aashim, dari Zirr, dari Abu Juhaifah, ia berkata : Pada suatu hari ‘Aliy berkhutbah kepada kami, lalu ia berkata : _*“Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling baik dari umat ini setelah Nabinya shallallaahu ‘alaihi wa sallam ? (yaitu) Abu Bakr”. Kemudian ia berkata lagi : “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling baik dari umat ini setelah Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan setelah Abu Bakr ? (yaitu) ‘Umar”.*_
_*Sanad riwayat ini hasan*_
Mengomentari ini Syiah berkelakar dengan menuduh Ali Takiyah menghadapi 2 berhala Quraisy sebagaimana tuduhan yang dilemparkan Syiah kepada keduanya. Padahal Syiah sendiri menyebut Ali sebagai orang Maksum, Bagaimana mungkin seorang Maksum harus berbohong seperti Syiah. Coba perhatikan lagi pernyataan Ali:
Abu Dawud dalam Sunan-nya (no. 4629) berkata :
حدثنا محمد بن كثير ثنا سفيان ثنا جامع بن أبي راشد ثنا أبو يعلى عن محمد بن الحنفية قال : قلت لأبي أي الناس خير بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم قال أبو بكر قال قلت ثم من قال ثم عمر قال ثم خشيت أن أقول ثم من فيقول عثمان فقلت ثم أنت يا أبة قال ما أنا إلا رجل من المسلمين
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsiir : Telah menceritakan kepada kami Sufyaan : Telah menceritakan kepada kami Jaami’ bin Abi Raasyid : Telah menceritakan kepada kami Abu Ya’laa, dari Muhammad bin Al-Hanafiyyah, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada ayahku (‘Aliy bin Abi Thaalib) : "Siapakah manusia yang paling baik setelah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam?. Ia menjawab : "Abu Bakr". Aku kembali bertanya : "Kemudian siapa ?". Ia menjawab : "Umar". Muhammad bin Al-Hanafiyah berkata : "Lalu aku khawatir jika aku kembali bertanya 'kemudian siapa ?’, lalu ia menjawab 'Utsmaan". Aku lalu bertanya : "Apakah setelah itu engkau wahai ayahku ?". Ia menjawab : "Aku hanyalah seorang laki-laki dari kaum muslimin”.
_*Sanad riwayat ini shahih*_
Semakin nyata kalau Syiah kelompok manusia dusta yang besar permusuhannya terhadap Islam, mereka menebar fitnah kebencian kepada Abu Bakar, Umar dan Usman. Sedangkan Ali bin Abi Tholib memuji ketiganya sebagai manusia yang memiliki kelebihan darinya, ini tentu berbeda dengan keyakinan Syiah berlebihan terhadap Ali bin Abi Tholib, juga sangat bertolak belakang dengannya.
Yang menggelikan dari sikap Sia itu adalah Ali sengaja menutup kebenciannya kepada Abu Bakar dan Umar, untuk menyelamatkan diri dari kemarahan keduanya, Padahal kita tahu bagaimana sikap Ali bin Abi Tholib berhadapan dengan puluhan musuh saja berani apalagi untuk menghadapi hanya 2 orang Abu Bakar dan Umar, sudah pasti tidak pernah takut, terlebih syiah sendiri memandang Maksum, akan berbeda lagi di mata Allah bisa saja diduakan oleh Ali bin Abi Tholib, agar keduanya dibinasakan. Tetapi anggapan syiah ini tidak terbukti sama sekali. Begitu kasar dan janggal sikap syiah terhadap Abu Bakar dan Umar, sedangkan Ali begitu adabnya. Ini cerminan yang bertolak belakang antara Ali Bin Abi Tholib dengan Syiah dalam memandang Abu Bakar dan Umar.
Bener perkataan Imam Syafi'i yang keras terhadap pemeluk Syiah dengan ucapannya yang terkenal
*_ما رأيت في أهل الأهواء قوما أشهد بالزور من الرافضة_*
“Aku tidak pernah melihat satu kaum dari pengikut hawa nafsu yang aku saksikan kedustaannya daripada Rafidlah” [Syarh Ushuulil-I’tiqaad Ahlis-Sunnah wal-Jama’ah 8/1457 dan Siyaru A’laamin-Nubalaa’ 10/89, dari Ar-Rabii’. Dibawakan pula oleh Harmalah lafadh yang semisal dalam Aadaabusy-Syaafi’iy hal. 187, Al-Manaaqib lil-Baihaqiy 1/468, danAs-Sunan Al-Kubraa lil-Baihaqiy 10/208].
Fakta bahwa Syiah adalah pendusta, bukan pembela Ali sejati tetapi justru orang yang mempermainkan keberadaan Ali sebagai orang yang sopan santun, dibuat-buat oleh Syiah menjadi Ali yang tidak beradab.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: