Syiahindonesia.com - Pimpinan Jamaah Ansharusy Syariah (JAS) wilayah Jawa Barat, ustaz Heri Susanto menegaskan, aliran Syiah yang berada di Indonesia, khususnya Jawa Barat menurut para pakar dan ulama di Indonesia merupakan Rafidhah (berbahaya-red), bukan Zaidiyah.
“Tenyata, yang ada hari ini Syiah itu adalah Syiah rafidhah, dimana mereka itu merupakan biang dan pemicu terhadap perpecahan internal kaum muslimin.”
“Bukan yang dimaksud tidak berbahaya seperti Syiah Zaidiyah,” katanya kepada Jurnalislam.com di Bandung, Sabtu (16/9/2018).
Heri mengatakan, menjadi lebih mengkhawatirkan aliran Rafidhah ini untuk menjerumuskan umat Islam karena mempunyai ajaran Taqiyah (bermuka dua).
“Mereka sudah berani tampil di halayak umum dengan atribut dan acara yang menunjukan bahwa mereka itu adalah syiah rafidhah,” paparnya.
Oleh sebab itu, ia mengimbau, masyarakat jangan mudah percaya dengan isu perpecahan kaum muslimin yang dibawakan oleh mereka, seperti isu Wahabi dan sebagainya.
“Kemudian yang mengisukan tentang bagaimana perpecahan dengan mengangkat isu wahabi ternyata syiah di belakang ini, jadi banyak kaum muslimin yang terjebak dengan urusan ini,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, di setiap tahunnya pada tanggal 10 Muharram para penganut (ajaran) Syi’ah merayakan hari duka cita. Konon perayaan tersebut ditujukan sebagai bukti kecintaannya kepada Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhuma yang menjadi cucu Nabi Shallahu ‘alaihi Wassallam dengan cara menyiksa diri sendiri sampai berlumuran darah. Jurnalislam.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
“Tenyata, yang ada hari ini Syiah itu adalah Syiah rafidhah, dimana mereka itu merupakan biang dan pemicu terhadap perpecahan internal kaum muslimin.”
“Bukan yang dimaksud tidak berbahaya seperti Syiah Zaidiyah,” katanya kepada Jurnalislam.com di Bandung, Sabtu (16/9/2018).
Heri mengatakan, menjadi lebih mengkhawatirkan aliran Rafidhah ini untuk menjerumuskan umat Islam karena mempunyai ajaran Taqiyah (bermuka dua).
“Mereka sudah berani tampil di halayak umum dengan atribut dan acara yang menunjukan bahwa mereka itu adalah syiah rafidhah,” paparnya.
Oleh sebab itu, ia mengimbau, masyarakat jangan mudah percaya dengan isu perpecahan kaum muslimin yang dibawakan oleh mereka, seperti isu Wahabi dan sebagainya.
“Kemudian yang mengisukan tentang bagaimana perpecahan dengan mengangkat isu wahabi ternyata syiah di belakang ini, jadi banyak kaum muslimin yang terjebak dengan urusan ini,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, di setiap tahunnya pada tanggal 10 Muharram para penganut (ajaran) Syi’ah merayakan hari duka cita. Konon perayaan tersebut ditujukan sebagai bukti kecintaannya kepada Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhuma yang menjadi cucu Nabi Shallahu ‘alaihi Wassallam dengan cara menyiksa diri sendiri sampai berlumuran darah. Jurnalislam.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: