Syiahindonesia.com - Delegasi Pemerintah Yaman dan pemberontak Syiah Hutsi, Selasa (11/12), menyerahkan daftar nama orang-orang yang harus dibebaskan ke Kantor Utusan Khusus PBB, Martin Griffiths. Daftar itu bagian dari kesepakatan menuju negosiasi damai antara dua pihak yang digelar di Swedia.
Sumber delegasi pemerintah sah Yaman mengatakan “Sky News Arabia” bahwa daftar itu mencantumkan nama sekitar 8.200 orang. Periode yang diberikan untuk melaksanakan perjanjian pertukaran tawanan ini selama 40 hari.
Perwakilan delegasi pemerintah dan milisi Syiah bertemu langsung di hadapan Palang Merah Internasional dan Kantor Utusan Khusus, menurut sejumlah sumber di lingkaran negosiasi.
Pada bagiannya, saluran TV Al-Masirah yang dikelola pemberontak Syiah mengatakan bahwa sumber-sumber delegasi Hutsi mengonfirmasi operasi pertukaran tawanan. Media itu mengatakan, daftar nama yang diajukan sebanyak 15 ribu dari kedua pihak.
Sumber dalam delegasi pemerintah dan sumber lain dari para pemberontak menekankan bahwa proses pertukaran akan dilakukan secara bertahap di bandara Sanaa, yang dikendalikan oleh milisi, dan bandara kota Sioun, yang dikontrol pemerintah.
Sejak Kamis, kedua belah pihak mengadakan pembicaraan di Swedia, yang pertama sejak 2016, dalam upaya untuk meletakkan dasar dalam rangka mengakhiri konflik sejak 2014.
Kedua pihak sepakat untuk bertukar tahanan sebelum pembicaraan. Griffith telah bekerja sejak dimulainya pembicaraan di Swedia untuk menyelesaikan perjanjian, yang bisa menjadi terobosan baru dalam krisis. Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Sumber delegasi pemerintah sah Yaman mengatakan “Sky News Arabia” bahwa daftar itu mencantumkan nama sekitar 8.200 orang. Periode yang diberikan untuk melaksanakan perjanjian pertukaran tawanan ini selama 40 hari.
Perwakilan delegasi pemerintah dan milisi Syiah bertemu langsung di hadapan Palang Merah Internasional dan Kantor Utusan Khusus, menurut sejumlah sumber di lingkaran negosiasi.
Pada bagiannya, saluran TV Al-Masirah yang dikelola pemberontak Syiah mengatakan bahwa sumber-sumber delegasi Hutsi mengonfirmasi operasi pertukaran tawanan. Media itu mengatakan, daftar nama yang diajukan sebanyak 15 ribu dari kedua pihak.
Sumber dalam delegasi pemerintah dan sumber lain dari para pemberontak menekankan bahwa proses pertukaran akan dilakukan secara bertahap di bandara Sanaa, yang dikendalikan oleh milisi, dan bandara kota Sioun, yang dikontrol pemerintah.
Sejak Kamis, kedua belah pihak mengadakan pembicaraan di Swedia, yang pertama sejak 2016, dalam upaya untuk meletakkan dasar dalam rangka mengakhiri konflik sejak 2014.
Kedua pihak sepakat untuk bertukar tahanan sebelum pembicaraan. Griffith telah bekerja sejak dimulainya pembicaraan di Swedia untuk menyelesaikan perjanjian, yang bisa menjadi terobosan baru dalam krisis. Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: