Syiahindonesia.com, Jakarta – Kabagbanops Densus 88, Kombes Pol. Ahmad Nurwahid menyebut bahwa sebagai fitnah berita yang menyebut terjadi konflik Suriah antara kelompok Sunni melawan Syiah.
“Semuanya itu casingnya adalah pertentangan Islam, perpecahan Islam, Sunni-Syiah. Padahal semua itu fitnah. Jadi yang Sunni mengatakan Syiah itu radikal dan lain sebagainya,” katanya dalam bedah buku “Prahara Suriah” yang ditulis aktivis Syiah Dina Y. Sulaeman, Jumat (18/01/2019).
Ahmad juga menyatakan bahwa mayoritas media di Suriah tidak valid dalam memberitakan. Secara spesifik Ahmad menyebut, 80% media di Suriah melakukan framing dalam pemberitaan.
“Yang jelas bahwa 80% yang ada di media baik itu media sosial maupun media mainstream yang di Suriah, 80% adalah framing. Alias mungkin hoax gitu ya,” ujarnya dalam acara yang digelar di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat.
Ahmad kemudian mengatakan bahwa aspek radikalisasi yang mendominasi dalam konflik di Timur Tengah, termasuk Suriah. Ia menyebutkan, ada berbagai macam kelompok masyarakat yang ada di Suriah: kelompok yang moderat, kelompok pemerintahan, kelompok radikal, dan jaringan teror.
“Tapi yang paling bahaya adalah kelompok oportunis. Oportunis ini bisa politikus bisu, kemudian bisa juga mafia,” ujarnya.
“Yang jelas di situ intervensi asing sangat kental dan sangat besar sekali. Karena Suriah itu paling berani melawan Israel. Jadi kalau Indonesia mau aman salah satunya jangan terlalu keras sama Israel, barangkali,” pungkasnya. Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
“Semuanya itu casingnya adalah pertentangan Islam, perpecahan Islam, Sunni-Syiah. Padahal semua itu fitnah. Jadi yang Sunni mengatakan Syiah itu radikal dan lain sebagainya,” katanya dalam bedah buku “Prahara Suriah” yang ditulis aktivis Syiah Dina Y. Sulaeman, Jumat (18/01/2019).
Ahmad juga menyatakan bahwa mayoritas media di Suriah tidak valid dalam memberitakan. Secara spesifik Ahmad menyebut, 80% media di Suriah melakukan framing dalam pemberitaan.
“Yang jelas bahwa 80% yang ada di media baik itu media sosial maupun media mainstream yang di Suriah, 80% adalah framing. Alias mungkin hoax gitu ya,” ujarnya dalam acara yang digelar di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat.
Ahmad kemudian mengatakan bahwa aspek radikalisasi yang mendominasi dalam konflik di Timur Tengah, termasuk Suriah. Ia menyebutkan, ada berbagai macam kelompok masyarakat yang ada di Suriah: kelompok yang moderat, kelompok pemerintahan, kelompok radikal, dan jaringan teror.
“Tapi yang paling bahaya adalah kelompok oportunis. Oportunis ini bisa politikus bisu, kemudian bisa juga mafia,” ujarnya.
“Yang jelas di situ intervensi asing sangat kental dan sangat besar sekali. Karena Suriah itu paling berani melawan Israel. Jadi kalau Indonesia mau aman salah satunya jangan terlalu keras sama Israel, barangkali,” pungkasnya. Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: