Syiahindonesia.com - Sekitar 19.666 orang tewas di Suriah pada tahun 2018, Observasi Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengumumkan kemarin (1/1/2019), dikutip MEMO.
Organisasi itu mengatakan bahwa pihaknya tahun lalu mencatat korban tewas terendah sejak pecahnya perang saudara Suriah pada 2011.
Di antara mereka yang terbunuh pada 2018, SOHR menjelaskan, adalah 6.349 warga sipil, termasuk 1.437 anak-anak.
“2018 adalah angka kematian tahunan terendah sejak dimulainya konflik Suriah yang berlangsung selama delapan tahun,” kata kepala SOHR, Rami Abdel Rahman.
Pada 2017, lebih dari 33.000 orang terbunuh di negara yang dilanda perang, termasuk 10.000 warga sipil.
Observatorium yang berbasis di Inggris menunjukkan bahwa 2014 menandai angka kematian tahunan tertinggi, dengan jumlah lebih dari 76.000 tewas. Pada tahun yang sama, kelompok oposisi Suriah mengumumkan kontrol atas Ghouta, timur kota Aleppo, Daraa, dan Homs.
Pada tahun yang sama, Daesh memproklamasikan “kekhalifahan” atas sebagian besar Suriah dan Irak, sementara tentara Suriah – yang didukung oleh Rusia – juga mengumumkan penguasaan kembali kota-kota utama negara itu.
Data Konflik Lokasi & Peristiwa Bersenjata (ACLED) yang bermarkas di Amerika Serikat melaporkan sebelumnya bahwa lebih dari 40.000 orang telah tewas dalam konflik Afghanistan, yang setara dengan jumlah total korban tewas di Suriah dan Yaman. (Althaf/arrahmah.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Organisasi itu mengatakan bahwa pihaknya tahun lalu mencatat korban tewas terendah sejak pecahnya perang saudara Suriah pada 2011.
Di antara mereka yang terbunuh pada 2018, SOHR menjelaskan, adalah 6.349 warga sipil, termasuk 1.437 anak-anak.
“2018 adalah angka kematian tahunan terendah sejak dimulainya konflik Suriah yang berlangsung selama delapan tahun,” kata kepala SOHR, Rami Abdel Rahman.
Pada 2017, lebih dari 33.000 orang terbunuh di negara yang dilanda perang, termasuk 10.000 warga sipil.
Observatorium yang berbasis di Inggris menunjukkan bahwa 2014 menandai angka kematian tahunan tertinggi, dengan jumlah lebih dari 76.000 tewas. Pada tahun yang sama, kelompok oposisi Suriah mengumumkan kontrol atas Ghouta, timur kota Aleppo, Daraa, dan Homs.
Pada tahun yang sama, Daesh memproklamasikan “kekhalifahan” atas sebagian besar Suriah dan Irak, sementara tentara Suriah – yang didukung oleh Rusia – juga mengumumkan penguasaan kembali kota-kota utama negara itu.
Data Konflik Lokasi & Peristiwa Bersenjata (ACLED) yang bermarkas di Amerika Serikat melaporkan sebelumnya bahwa lebih dari 40.000 orang telah tewas dalam konflik Afghanistan, yang setara dengan jumlah total korban tewas di Suriah dan Yaman. (Althaf/arrahmah.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: