Syiahindonesia.com - Bantuan Turki dan internasional untuk Yaman “sangat kritis” untuk setidaknya melindungi negara itu dari kelaparan, kata seorang wakil dari Save the Children, pada Jumat (22/2/2019).
Kepala Divisi Penanganan Yaman, Tamer Kirolos memberitahu Anadolu Agency bahwa sekira 85.000 anak-anak diperkirakan telah meninggal di Yaman sejak awal krisis karena kurangnya akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, layanan kesehatan dan obat.
Dia mengatakan jumlah anak-anak yang tewas dalam pemboman dan penembakan juga mencapai puluhan ribu.
“Yang paling penting adalah anak-anak sekarat dan situasinya tidak membaik,” katanya. “Dan itu menjadi perhatian kami karena jelas angka itu akan naik. ”
Lebih dari 8 juta anak-anak tanpa perawatan kesehatan yang memadai di Yaman, menurut LSM Save The Childrens
Kirolos mengatakan 22 juta orang membutuhkan bantuan dan 11 juta orang “kritis” membutuhkan bantuan pada tahun lalu.
Dia mengatakan kepada sekelompok wartawan di London, apa yang terjadi di Yaman adalah “krisis kemanusiaan terburuk di dunia tetapi entah bagaimana itu semakin buruk dan lebih buruk.”
Diperkirakan jumlah orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan akan meningkat menjadi 24 juta pada tahun 2019, menurut Kirolos dan 12 juta akan membutuhkan pengiriman makanan setiap hari.
Kirolos berharap pembicaraan Stockholm akan berakhir dengan kesepakatan dan situasi bagi rakyat Yaman dapat membaik.
Yaman telah dilanda kekerasan sejak 2014 ketika kelompok Syiah Houthi menguasai sebagian besar negara itu. Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi yang dipimpin Saudi meluncurkan kampanye udara mematikan yang bertujuan untuk memukul mundur Houthi.
Arab Saudi dan sekutu Sunni menyebut Houthi bertindak sebagai kekuatan proxy untuk Syiah Iran.
Turki adalah salah satu donor terbesar yang mengirimkan bantuan kemanusiaan ke negara yang dilanda krisis itu.
Puluhan ribu orang, termasuk warga sipil, diyakini telah terbunuh dan PBB memperkirakan 14 juta warga Yaman berisiko kelaparan. Mediaharapan.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Kepala Divisi Penanganan Yaman, Tamer Kirolos memberitahu Anadolu Agency bahwa sekira 85.000 anak-anak diperkirakan telah meninggal di Yaman sejak awal krisis karena kurangnya akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, layanan kesehatan dan obat.
Dia mengatakan jumlah anak-anak yang tewas dalam pemboman dan penembakan juga mencapai puluhan ribu.
“Yang paling penting adalah anak-anak sekarat dan situasinya tidak membaik,” katanya. “Dan itu menjadi perhatian kami karena jelas angka itu akan naik. ”
Lebih dari 8 juta anak-anak tanpa perawatan kesehatan yang memadai di Yaman, menurut LSM Save The Childrens
Kirolos mengatakan 22 juta orang membutuhkan bantuan dan 11 juta orang “kritis” membutuhkan bantuan pada tahun lalu.
Dia mengatakan kepada sekelompok wartawan di London, apa yang terjadi di Yaman adalah “krisis kemanusiaan terburuk di dunia tetapi entah bagaimana itu semakin buruk dan lebih buruk.”
Diperkirakan jumlah orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan akan meningkat menjadi 24 juta pada tahun 2019, menurut Kirolos dan 12 juta akan membutuhkan pengiriman makanan setiap hari.
Kirolos berharap pembicaraan Stockholm akan berakhir dengan kesepakatan dan situasi bagi rakyat Yaman dapat membaik.
Yaman telah dilanda kekerasan sejak 2014 ketika kelompok Syiah Houthi menguasai sebagian besar negara itu. Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi yang dipimpin Saudi meluncurkan kampanye udara mematikan yang bertujuan untuk memukul mundur Houthi.
Arab Saudi dan sekutu Sunni menyebut Houthi bertindak sebagai kekuatan proxy untuk Syiah Iran.
Turki adalah salah satu donor terbesar yang mengirimkan bantuan kemanusiaan ke negara yang dilanda krisis itu.
Puluhan ribu orang, termasuk warga sipil, diyakini telah terbunuh dan PBB memperkirakan 14 juta warga Yaman berisiko kelaparan. Mediaharapan.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: