Syiahindonesia.com - Tahukah anda bahwa betapapun kerasnya usaha anda untuk bersatu dengan Syiah, tetap saja anda tidak akan dapat bersatu dengan Syiah.
Sunni dan Syiah tidak akan pernah dapat bersatu, karena perbedaannya terlalu mendasar dan krusial sehingga tidak ada jalan apapun kecuali saling berpisah.
Kenapa saya katakan begitu? Jawabnya adalah mungkinkah anda mempersatukan antara air dan minyak?
Kedua esensi yang berlawanan yang melahirkan daya tarik kohesif—tidak akan bersatu meski dicampurkan—karena perbedaan pada hal yang amat sangat sensitif dan mendasar.
Berikut adalah sejumlah hal inti amat sensitif yang menjadikan persatuan Sunni dan Syiah merupakan impian disiang bolong atau seperti peribahasa bagai pungguk merindukan bulan.
Daftar perbedaan Sunni dan Syiah
1. Melaknat sebagian sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wasallam
Orang Sunni mengagungkan sahabat seperti Abu Bakar, Umar dan Usman menyebut mereka Sayidina dan Radhiallahu Anhu.
Orang Syiah melaknat para sahabat itu dengan menyebutnya Laknatullah Alaih.
2. Melaknat dua istri Nabi Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wasallam
Orang Sunni mengagungkan istri Nabi yakni Siti Aisyah Radiallahu Anha dan Habsyah Radiallahu Anha, menyebut mereka Ummul Mukminin yakni ibu kaum Mukmin.
Orang Syiah melaknat keduanya.
3. Syiah mempraktekan mut’ah
Oran Sunni tidak mempraktekan mut’ah dan melindungi saudari dan puterinya dari ancaman mut’ah.
Oran Syiah mempraktekan mut’ah sebagai bagian ibadah mereka.
4. Syiah menolak kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan Usman Radiallahu Anhuma
Orang Sunni mengakui kepemimpinan para sahabat agung itu sebagai amirul mukmin setelah wafatnya nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wasallam.
Orang Syiah menolak kekhalifahan selain Ali bin Abi Thalib Radiallahu Anhu, mengatakan bahwa ketiga sahabat agung itu merampasnya dari Ali Radhiallahu Anhu.
Pertanyannya adalah:
Mungkinkah ada persatuan dengan kondisi seperti itu? Tentu saja tidak akan pernah terjadi.
Hal ini bukan berarti kita tidak boleh berkawan dan bermuamallah dengan orang Syiah. Sebagai sesama manusia tidak ada larangan kita bergaul dengan siapapun, bahkan dengan Nasrani dan Yahudi sekalipun.
Namun sebagai Muslim maka mengatakan bahwa Sunni dan Syiah dapat dipersatukan, maka hal itu mustahil terjadi, mereka—orang-orang Syiah—melaknat sahabat sekaligus mertua Nabi Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wasallam, sedangkan kita mengagungkannya.
Syiah melaknat istri-istri Nabi Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wasallam, sedangkan kita mengagungkannya. Jadi tidak akan ada persatuan dengan mereka kecuali hanya perpisahan.
Wallahu a’llam Bissawab.
Aitarus.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Sunni dan Syiah tidak akan pernah dapat bersatu, karena perbedaannya terlalu mendasar dan krusial sehingga tidak ada jalan apapun kecuali saling berpisah.
Kenapa saya katakan begitu? Jawabnya adalah mungkinkah anda mempersatukan antara air dan minyak?
Kedua esensi yang berlawanan yang melahirkan daya tarik kohesif—tidak akan bersatu meski dicampurkan—karena perbedaan pada hal yang amat sangat sensitif dan mendasar.
Berikut adalah sejumlah hal inti amat sensitif yang menjadikan persatuan Sunni dan Syiah merupakan impian disiang bolong atau seperti peribahasa bagai pungguk merindukan bulan.
Daftar perbedaan Sunni dan Syiah
1. Melaknat sebagian sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wasallam
Orang Sunni mengagungkan sahabat seperti Abu Bakar, Umar dan Usman menyebut mereka Sayidina dan Radhiallahu Anhu.
Orang Syiah melaknat para sahabat itu dengan menyebutnya Laknatullah Alaih.
2. Melaknat dua istri Nabi Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wasallam
Orang Sunni mengagungkan istri Nabi yakni Siti Aisyah Radiallahu Anha dan Habsyah Radiallahu Anha, menyebut mereka Ummul Mukminin yakni ibu kaum Mukmin.
Orang Syiah melaknat keduanya.
3. Syiah mempraktekan mut’ah
Oran Sunni tidak mempraktekan mut’ah dan melindungi saudari dan puterinya dari ancaman mut’ah.
Oran Syiah mempraktekan mut’ah sebagai bagian ibadah mereka.
4. Syiah menolak kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan Usman Radiallahu Anhuma
Orang Sunni mengakui kepemimpinan para sahabat agung itu sebagai amirul mukmin setelah wafatnya nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wasallam.
Orang Syiah menolak kekhalifahan selain Ali bin Abi Thalib Radiallahu Anhu, mengatakan bahwa ketiga sahabat agung itu merampasnya dari Ali Radhiallahu Anhu.
Pertanyannya adalah:
Mungkinkah ada persatuan dengan kondisi seperti itu? Tentu saja tidak akan pernah terjadi.
Hal ini bukan berarti kita tidak boleh berkawan dan bermuamallah dengan orang Syiah. Sebagai sesama manusia tidak ada larangan kita bergaul dengan siapapun, bahkan dengan Nasrani dan Yahudi sekalipun.
Namun sebagai Muslim maka mengatakan bahwa Sunni dan Syiah dapat dipersatukan, maka hal itu mustahil terjadi, mereka—orang-orang Syiah—melaknat sahabat sekaligus mertua Nabi Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wasallam, sedangkan kita mengagungkannya.
Syiah melaknat istri-istri Nabi Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wasallam, sedangkan kita mengagungkannya. Jadi tidak akan ada persatuan dengan mereka kecuali hanya perpisahan.
Wallahu a’llam Bissawab.
Aitarus.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: