Breaking News
Loading...

“Walau Darah Bercucuran dan Luka, Syiah Merasa Senang pada Hari Asyura”
Walau Darah Bercucuran dan Luka, Syiah Merasa Senang pada Hari Asyura

Ayah Bunda, hari ini Alhamdulillah kita memasuki 10 Muharram. Untuk sebagian kalangan, ada yang melakukan sunnah nabi yaitu berpuasa, nama puasanya adalah puasa Asyura (hari kesepuluh). Untuk kalangan Syi’ah pada hari 10 Muharram, melakukan ritual Tathbir. Kita akan melihat dari 2 pandangan:

Pandangan Syiah Mengenai Tathbir

Tathbir adalah perbuatan dengan memukul atau melukai kepala sendiri dengan menggunakan pedang atau senjata tajam lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk memperingati wafatnya Husen radhiyallahu ‘anhu atau yang biasa dikenal dengan perayaan Asyura.

Menurut Syiah, perbuatan melukai diri sendiri tersebut merupakan sebuah amalan utama yang diyakini mendapat pahala besar. Kian parah lukanya maka makin besar pula pahala.

Tathbir ini pun sudah pernah dilakukan oleh Ketua Ormas Syiah Organization of Ahlulbayt for Social Support and Education (OASE) Emilia Renita. Ia mengaku sudah pernah melakukan tathbir sebanyak tiga kali.

Walau darah bercucuran dan luka, menurutnya tidak terasa sakit bahkan justru senang. Saat ditanya apakah ia memerlukan perawatan untuk menyembuhkan lukanya, Emilia tertawa dan menjawab bahwa lukanya bakal sembuh dengan sendirinya berkat keberkahan imam Husen.

Pandangan Non Syiah Mengenai Tathbir

Mengapa mereka berbuat tathbir? Benarkah sekedar bentuk duka cita atas kematian Husein? Ternyata bukan. Mungkin Syiah mengklaim demikian, tetapi Buya Yahya memiliki penjelasan yang lebih dahsyat.

Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al Bahjah Cirebon itu mengungkapkan bahwa hal itu sebenarnya adalah azab atas tindakan keji mereka telah menuduh Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha sebagai pelacur.

“Kelompok tersebut (Syiah) biasanya mencaci maki Siti Aisyah. Subhanallah. Siti Aisyah dibilang pelacur. Dan Allah Maha Adil. Allah Mahaadil. Kalau di dalam hukum Islam, coba. Di dalam hukum Islam, jika ada orang mengatakan/menuduh orang lain berzina, maka dicambuk 80 kali. Yang mencambuk adalah hakim. Kalau Anda berkata, e kamu zina, ngadukan ke mahkamah “Pak Hakim, saya dituduh orang ini berzina” dicambuk orang ini 80 kali, menuduh orang lain berzina. Dicambuk.” Terang ulama kondang tersebut.

“Yang dituduh siapa? Siti Aisyah. Tapi Allah Maha Adil, mahkamah mereka tidak mencambuk tapi mereka punya keyakinan setiap tahun mencambuk diri sampai berdarah-darah. Dan itu setiap tahun, rumah sakit mereka penuh dengan orang-orang sakit dan bahkan mati karena korban mencambuk diri sampai berdarah. Itu hukuman karena kurang ajar dengan Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha,” tambahnya. Sdi.id

************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: