Penanya : Wahai Syaikh kami, bisakah kami mengajukan pertanyaan. Kami datang kepada Anda dari Madinah, kami mahasiswa al-Jami’ah al-Islamiyyah (Universitas Islam).
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Silakan bertanya
Penanya : Karena kami khawatir jika mengganggu Anda. Di negeri kami di Yaman, terjadi fitnah Hutsiyyin. Yakni salah seorang komandan militer di sana mengumumkan perang dan Jihad melawan mereka di wilayah selatan, sekarang. Apa kewajiban kami para penuntut ilmu?
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Tidak diragukan, kewajiban kalian bahwa kalian belajar. KALIAN BISA UNTUK MEMBELA PARA AHLUL HAQ terhadap ahlul batil.
Penanya : Akan tetapi, ada salah seorang di antara masyaikh yang menyatakan bersama Hutsiyyin, bahwa mereka itu adalah saudara-saudara kita, yaitu membuat “Watsiqah” (Perjanjian Damai) (dengan pihak Hutsiyyin), sedang sebagian pihak menentang (hal tersebut).
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Penandatangan (terhadap Watsiqah) tersebut FASID (bathil).
Yakni orang yang mendustakan al-Qur`an (yaitu Rafidhah/Hutsi) TIDAK SAMA dengan orang yang beriman kepada al-Qur’an.
Orang yang mengkafirkan shahabat, tidak menyisakan dari mereka kecuali ‘Ali, dua putranya, dan Salman, sementara para shahabat lainnya Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsman, dan seluruh shahabat semuanya kafir, apakah orang seperti ini mukmin?! APAKAH ORANG INI SAUDARA KITA??!
Orang yang mengatakan, “Ya..Husain…Ya Husain” bukankah ini SYIRIK AKBAR?! Apakah dia saudara sesama mukmin??! Tidak mungkin!! Syaikh (yang berfatwa seperti) ini, DIA INI ORANG AWAM
Penanya : Mereka menyatakan, bahwa perjanjian (Watsiqah) tersebut telah disetujui oleh ‘ulama. Sekarang mereka berdusta, bahwa perjanjian tersebut disetujui oleh asy-Syaikh Shalih al-Fauzan, begitu…mereka menyebarkan berita ini.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : MEREKA BENAR-BENAT TELAH BERDUSTA. TIDAK MUNGKIN seorang yang berilmu dan beriman AKAN MENYETUJUI perjanjian tersebut.
Penanya : Wahai syaikh, bisakah kami bacakan kepada Anda teks Watsiqah tersebut, agar Anda mendengarnya?
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Bukan, bukan …ini bukan Watsiqah
Penanya : Klausul-klausul (poin-poin) perjanjian yang ditulis bersama mereka (Hutsiyyun), tertulis pada Watsiqah tersebut : bahwa mereka (Hutsiyyun/Rafidhah) adalah saudara-saudara kita, bahwa agama kita satu, dan menghentikan tindakan saling menghujat.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : asy-Syaikh asy-Syinqithi ketika datang kepada beliau seorang Rafidhi seperti mereka, …(suara tidak jelas) beliau berkata, “Jadi kami punya agama, kalian juga punya agama sendiri.” Kalian tahu siapa asy-Syinqithi?
Penanya : Iya wahai syaikh kami, beliau (asy-Syinqithi) sang imam.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Datang seorang Rafidhah dari Libanon, dia mengatakan, “Mari kita berdebat!” Beliau menjawab, “Kami tidak akan mau berdebat (denganmu). Sebab, apa yang menjadi rujukan? Mau merujuk kepada al-Qur`an, sementara kalian mendustakan al-Qur`an. Orang ini miskin, syaikh Qabilah…mungkin dia bangkrut.
Penanya : Dia bukan syaikh Qabilah….yakni dia menyatakan diri berilmu dan berbicara …
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Tidak. Tidak setiap yang menyatakan diri berilmu kemudian dikatakan dia berilmu. Ilmu adalah firman Allah, sabda Rasul-Nya, dan perkataan para shahabat.
Penanya : Jazakumullah Khairan. Bisa kami bacakan kepada Anda sebagian klausulnya, ada tiga klausul.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Thayyib…silakan baca
Penanya : Klausul (poin) pertama. Muqaddimah : “Watsiqah Hidup Damai dan Persaudaraan” Alhamdulillah…
Asy-Syaikh al-Luhaidan : TIDAK. Siapa yang bilang bahwa orang kafir itu saudara bagi seorang mukmin?! Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (artinya), “Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui.”
Siapa yang mengatakan itu??
Lanjutkan ….
Penanya :
Bismillahirrahmanirrahim. Firman Allah (artinya) : “Berpegangteguhlah kalian dengan tali (agama) Allah dan janganlah kalian berpecah belah.”
Asy-Syaikh al-Luhaidan :
Ini benar. Tapi, siapakah yang berpegang teguh dengan tali (agama) Allah? Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mentaati Allah dan Rasul-Nya, mengikuti Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya, yang Nabi bersabda tentang mereka, “Barangsiapa berada di atas seperti apa yang aku dan para shahabatku berada di atasnya.”
Silakan dilanjutkan…
Penanya :
Ini adalah Watsiqah (Dokumen Perjanjian) Hidup Damai dan Persaudaraan. Segala puji bagi Allah yang berfirman, “Hanyalah kaum mukminin itu saling bersaudara.”
Asy-Syaikh al-Luhaidan :
Tidak diragukan.
Apakah mereka itu mukminin??!
Apakah orang beriman terhadap apa yang Allah katakan “Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan” (yakni ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu dinyatakan suci/bersih oleh Allah dari tuduhan keji kaum munafiqin), sama dengan orang yang menyatakan bahwa itu (berita dari Allah tersebut) tidak benar??!
Penanya :
“Shadaqallahul ‘Azhim. Shalawat dan Salam kepada Sayyidina Muhammad dan kepada keluarganya yang suci, semoga Allah meridhai para shahabatnya yang baik dari kalangan para muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.”
Asy-Syaikh al-Luhaidan :
Perhatikan. “dari kalangan Muhajirin dan Anshar” bukan yang dimaksud adalah semua Muhajirin dan Anshar, tapi yang dimaksud adalah “Ali dan keturunannya”, “Salman al-Farisi” dan satu lagi. Sementara para shahabat lainnya kafir sepeninggal Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Penanya :
“Kami adalah muslimin semuanya. Rabb kami satu, Nabi kami satu, musuh kami satu, meskipun kami berselisih dalam detail-detail permasalahan yang bersifat cabang. Islam mengharamkan darah-darah, kehormatan, dan harta-harta kami semuanya atas sebagian lainnya.”
Asy-Syaikh al-Luhaidan :
Ini adalah KEBOHONGAN-KEBOHONGAN.
Pernyataan ini benar, tapi itu berlaku terhadap sesama kaum beriman.
Mereka (Rafidhah Hutsi) memberontak, mereka itu tidak dikenal sebelumnya di Yaman, mereka itu tidak diketahui keberadaannya, tidak pernah disebut, tidak ditakuti, tidak ada apa-apanya.
Namun ketika kaum muslimin lemah, menyepelekan banyak perkara agama mereka (maka musuh (Rafidhah) menjadi kuat, pen)
Dulunya, ketika pecah Revolusi Iran, kemudian mengembangkannya kepada mereka dengan harta, mereka berhasil menarik banyak orang … (suara tidak jelas) …
Penanya :
Pada bagian paling akhir, tertulis padanya :
Ditandatangani oleh : as-Sayyid ‘Abdul Malik al-Hutsi, dan asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdillah al-Imam.
Asy-Syaikh al-Luhaidan :
Masya Allah…masya Allah….(yakni beliau terheran-heran, seraya mengingkari, pen)
Penanya : Tanda tangan, dan bahwa dia sebagai Pimpinan Ahlus Sunnah.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Siapa pimpinan itu?
Penanya : Muhammad al-Imam
Asy-Syaikh al-Luhaidan : DUSTA. Dia bukan pimpinan!
Penanya : Muhammad al-Imam mewakili Ahlus Sunnah, dan dia (Abdul Malik al-Hutsi, pen) mewakili pihak Hutsiyyin.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Jadi mereka sepakat. Mereka ahlus Sunnah, dan mereka bukan ahlu Hutsiyyin. Ini sebenarnya merupakan pengakuan dari mereka, bahwa mereka di atas kebatilan.
Penanya : Jazakumullah Khairan. Berikutnya klausul perjanjian. Ada tiga, singkat saja.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Thayyib, segera Ya akhi.
Penanya :
Bertolak dari ini, telah terjadi kesepakatan antara Ansharullah, yang diwakili oleh as-Sayyid ‘Abdul Malik al-Hutsi.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Siapa yang mengatakan bahwa mereka adalah Ansharullah?
Penanya : Ini adalah gelar, mereka menggelari diri mereka.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Mereka itu seperti “Hizbullah” di Libanon …. (suara tidak jelas)
Penanya :
… yang diwakili oleh as-Sayyid ‘Abdul Malik al-Hutsi. Sedangkan Salafiyyin di Markiz “an-Nur” Ma’bar , dan markiz-markiz lain yang menginduk padanya, diwakili oleh asy-Syaikh Muhammad al-Imam, sepakat atas poin-poin berikut :
1. Hidup damai antara kedua belah pihak. Tidak ada saling bergesekan dan berbenturan.
Asy-Syaikh al-Luhaidan :
Perhatikan sebentar, ini adalah pengakuan, bahwa mereka ada dua pihak., bukan satu pihak. Sementara Allah berfirman, “Hanyalah kaum mukminin itu bersaudara” (yakni satu pihak, pen)
Namun ini pengakuan dari mereka, yaitu yang menandatanganinya, bahwa mereka adalah dua pihak, bukan satu pihak.
Penanya : “…. Tidak ada saling bergesekan, berbenturan, dan memerangi, atau fitnah, walau bagaimana pun kondisinya dan faktor pendorongnya. Kebebasan berpikir dan berwawasan terjamin untuk semua.”
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Perhatikan sebentar! Kebebasan berpikir. Mereka mengatakan, “Barangsiapa mengganti agamanya, maka bunuhlah dia”, ini kebebasan berpikir.
Penanya :
2. Menghentikan pembicaraan-pembicaraan yang provokatif dan permusuhan dari kedua belah pihak terhadap satu sama lain.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Pertama kali, Rafidhah itu tidak bisa dipercaya sama sekali, mereka itu pengkhianat. Bagaimanapun juga, mereka itu berkhianat. (Apabila) melakukan perjanjian, maka mereka memandang boleh bagi mereka untuk melakukan apa yang mencelakakan Ahlus Sunnah.
Penanya :
2. Menghentikan pembicaraan-pembicaraan yang provokatif dan permusuhan dari kedua belah pihak terhadap satu sama lain.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Ini mengulan-ulang pengakuan mereka, bahwa mereka itu ada dua pihak, bukan orang beriman yang bersatu.
Penanya : dalam semua kesempatan dan aktifitas di atas ruh persaudaraan dan kerja sama antara mereka.
3. Terus dilakukan upaya hubungan langsung antara kedua belah pihak untuk menghadapi setiap sesuatu yang datang, peristiwa, problem, tindakan pribadi, atau upaya dari pihak ketiga yang menyusup, untuk menghancurkan kesepakatan antara kedua belah pihak.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Siapa yang telah menjajah sekian banyak desa dan kota??!
Penanya : mereka orang-orang hutsi
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Apakah ini sesuai dengan Watsiqah tersebut?
Penanya : mereka benar-benar telah membatalkan perjanjian tersebut.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Jadi, tidak perlu.
Penanya : Namun, mereka mengatakan bahwa kami terpaksa, begini, dan begitu.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Siapakah yang membangkitkan mereka. merupakan sifat mereka, bahwa mereka sejak dulu sudah puas di bawah Zaidiyyah. Namun ketika bangkit Revolusi Iran …. (suara tidak jelas) …. Datang Khomeini Si Pengecut dan serban-serban bejat ini, mereka pun bangkit menyatakan ini semua. Tapi, apapun yang terjadi, mintalah pertolongan kepada Allah.
Penanya : Jazakallahu Khairan wahai Syaikh kami. Kalau begitu, apa sikap kami terhadapnya?
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Tidak, seperti kamu ini masih bertanya “apa yang Anda katakan, apakah kami membela mereka atau mereka?!” Apakah kamu mau membela pengusung kebatilan terhadap ahlul haq??!
Penanya : Tidak, tapi terkait dengan jihad sekarang. Salah seorang pimpinan/komandan besar, yang disebut-sebut sebagai tokoh militer, telah tampil menegakkan (jihad).
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Tidak ada keraguan…apakah yang dia nyatakan…menyatakan BERJIHADLAH
Penanya : Sekarang di wilayah selatan, Komandan Kekuatan (Militer).
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Orang ini mendapatkan taufiq.
Penanya : Dia mengatakan, aku sekarang di garda terdepan.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Aku katakan, orang ini mendapatkan taufiq. Kalau bukan karena penduduk wilayah selatan bertahan, mereka akan menguasai ini semua. Mereka akan menduduki ‘Aden, Mukalla, dan kota-kota lainnya di wilayah selatan.
Penanya : Wahai syaikh kami, sekarang para penuntut ilmu di sana terpecah dengan sebab orang ini syaikh yang telah menandatangani Watsiqah (perjanjian) tersebut.
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Ya akhi, apakah dia orang pertama yang sesat? Allah berfirman (artinya) : “Tidaklah kebanyakan manusia, walaupun kamu berupaya keras, mau beriman.”
Jangan kalian mencacinya, katakanlah mungkin dia berijtihad dan salah. NAMUN DIA BUKAN ULAMA.
Penanya : ada sebagian ‘ulama yang membantahnya, kami menyebarkan penjelasan para ‘ulama tersebut, seperti asy-Syaikh Rabi’ dan selain beliau asy-Syaikh ‘Ubaid.’
Asy-Syaikh al-Luhaidan : SEBARKANLAH PENJELASAN MEREKA.
Perbuatan orang yang membela mereka kaum Rafidhah itu, tidak diragukan merupakan KESESATAN. Allah berfirman (artinya) “Engkau tidak akan mendapati orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya akan berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.”
Allah berfirman tentang Ummul Mukminin ‘Aisyah (artinya) : “Mereka itu orang yang bersih dari apa yang mereka tuduhkan.”
Sementara mereka (Rafidhah) mengatakan, bahwa apabila dibangkitkan Khomaini diwahyukan kepadanya untuk merajam ‘Aisyah. Dan diwahyukan kepadanya untuk menyalib Abu Bakr dan ‘Umar.
Penanya : Yang juga diucapkan oleh Syaikh tersebut adalah, “Kami tidak akan memerangi seorang pun dari kaum muslimin hingga diutus seorang nabi. Kalau diutus kepada kami seorang nabi, dan mengatakan kepada kami perangilah kaum muslimin tersebut (maka kami akan berperang, pen).”
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Ini adalah madzhab Rafidhah. Mereka dulu awal mengatakan, bahwa mereka tidak akan berperang sampai keluarnya sang imam.
Penanya : Allahul Mustaan
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Mereka membuat-buat cerita “Wilayatul Fiqh” sehingga bisa diserahkan (hukum) dari sang imam yang masih bersembunyi di Sirdab di utara Iraq (kepada Khomaini)
Penanya : Bolehkah penjelasan Anda ini kami sebarkan kepada para penuntut ilmu?
Asy-Syaikh al-Luhaidan : Silakan kalian sebarkan. Watsiqah ini BUKANLAH WATSIQAH, namun itu adalah IMLA’AAT SYAITHANIYYAH (PENDEKTEAN/PENGARAHAN-PENGARAHAN DARI SYAITHAN)!!
Penanya : Jazakumullah khairan wahai syaikh kami. Barakallah fikum wahai syaikh kami. Semoga Allah memberikan kebaikan kepada Anda.
Sumber transkrip http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=151324
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: