Syiahindonesia.com - Tentara Arab Saudi menembak mati dua dari empat tersangka warga Syiah yang menyerang pos pemeriksaan keamanan di provinsi bagian timur. Keduanya ditembak mati saat melarikan diri usai penangkapan.
Dikutip dari AFP, Senin (8/4) dalam laporan media setempat, kedua tersangka bersenjatakan bahan peledak.
Serangan oleh para tersangka terjadi di Abu Hadriyah, sebuah jalan raya yang menghubungkan Provinsi Timur yang kaya minyak dengan Bahrain dan Kuwait, ketika para penyerang berusaha melarikan diri dari negara itu, kata televisi Al-Arabiya dan media lokal lainnya.
Tiga dari empat tersangka yang dianggap teroris itu berasal dari wilayah Qatif yang mayoritas Syiah, tambah laporan itu tanpa menyebutkan kapan serangan itu terjadi.
Sementara itu Bahrain mengutuk serangan itu. Melalui kementerian luar negerinya, Bahrain menyatakan solidaritas dengan Arab Saudi dalam memerangi semua bentuk terorisme.
Provinsi Timur Arab Saudi telah mengalami serangan dan kerusuhan sejak 2011 ketika pengunjuk rasa Musim Semi Arab turun ke jalan menuntut diakhirinya diskriminasi oleh pemerintah yang didominasi Sunni. Pemerintah Arab Saudi menyangkal telah berlaku diskriminasi terhadap kaum Syiah.
Namun salah satu pemimpin gerakan protes, ulama Syiah Nimr al-Nimr pernah dieksekusi pada tahun 2016 atas dakwaan terorisme. Hal ini memperburuk ketegangan sektarian di Teluk dan dengan saingan regional utama Arab Saudi, Iran.
Otoritas Saudi pada tahun 2017 merebut kendali atas distrik Awamiya yang bergejolak, sebuah kota di wilayah Qatif yang telah menjadi pusat protes.
Lihat juga: Arab Saudi Kecam Sikap AS Akui Golan Wilayah Israel
Human Rights Watch mengatakan pada saat itu memiliki bukti satelit yang menunjukkan pasukan keamanan Saudi telah sepenuhnya mengepung dan menutup kota itu.
Pihak berwenang Saudi menyalahkan teroris dan pengedar narkoba karena kerusuhan mematikan di Awamiya.
Komunitas Syiah diperkirakan berjumlah antara 10 dan 15 persen dari populasi 32 juta kerajaan Arab Saudi, tetapi pemerintah belum merilis statistik resmi. CNN
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Dikutip dari AFP, Senin (8/4) dalam laporan media setempat, kedua tersangka bersenjatakan bahan peledak.
Serangan oleh para tersangka terjadi di Abu Hadriyah, sebuah jalan raya yang menghubungkan Provinsi Timur yang kaya minyak dengan Bahrain dan Kuwait, ketika para penyerang berusaha melarikan diri dari negara itu, kata televisi Al-Arabiya dan media lokal lainnya.
Tiga dari empat tersangka yang dianggap teroris itu berasal dari wilayah Qatif yang mayoritas Syiah, tambah laporan itu tanpa menyebutkan kapan serangan itu terjadi.
Sementara itu Bahrain mengutuk serangan itu. Melalui kementerian luar negerinya, Bahrain menyatakan solidaritas dengan Arab Saudi dalam memerangi semua bentuk terorisme.
Provinsi Timur Arab Saudi telah mengalami serangan dan kerusuhan sejak 2011 ketika pengunjuk rasa Musim Semi Arab turun ke jalan menuntut diakhirinya diskriminasi oleh pemerintah yang didominasi Sunni. Pemerintah Arab Saudi menyangkal telah berlaku diskriminasi terhadap kaum Syiah.
Namun salah satu pemimpin gerakan protes, ulama Syiah Nimr al-Nimr pernah dieksekusi pada tahun 2016 atas dakwaan terorisme. Hal ini memperburuk ketegangan sektarian di Teluk dan dengan saingan regional utama Arab Saudi, Iran.
Otoritas Saudi pada tahun 2017 merebut kendali atas distrik Awamiya yang bergejolak, sebuah kota di wilayah Qatif yang telah menjadi pusat protes.
Lihat juga: Arab Saudi Kecam Sikap AS Akui Golan Wilayah Israel
Human Rights Watch mengatakan pada saat itu memiliki bukti satelit yang menunjukkan pasukan keamanan Saudi telah sepenuhnya mengepung dan menutup kota itu.
Pihak berwenang Saudi menyalahkan teroris dan pengedar narkoba karena kerusuhan mematikan di Awamiya.
Komunitas Syiah diperkirakan berjumlah antara 10 dan 15 persen dari populasi 32 juta kerajaan Arab Saudi, tetapi pemerintah belum merilis statistik resmi. CNN
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: