Syiahindonesia.com - Gubernur, Khofiffah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur, Emil Elistianto Dardak telah menjalani masa jabatannya di Jawa Timur (Jatim) selama 99 hari. Nah, selama itu pula, keduanya masih mencari formulasi terkait permasalahan konflik Syiah Sampang, Madura.
1. Sudah temui ulama se-Madura
Khofifah mengatakan bahwa tim navigasi program telah melakukan pertemuan dengan perwakilan ulama se-Madura. Mulai dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Sementara dirinya pribadi juga telah menemui. Dia pun mendengar langsung kalau para ulama di Madura menolak keras syiah. "Intinya mereka bilang jangan itu (kembali ke Madura)," ujar Khofifah saat di Gedung Negara Grahadi, Selasa (28/5) malam.
2. Minta dipindahkan ke pulau belum berpenghuni juga ditolak
Lebih lanjut, gubernur kelahiran Surabaya ini menyampaikan telah meminta izin ke para ulama untuk diberi tempat di pulau kecil yang belum berpenghuni di Madura. Namun permintaan itu juga ditolak mentah-mentah.
"Katanya jangan pernah dipindahkan di pulau Madura yang sekarang tidak berpenghuni. Saya sudah mendengar aspirasi itu, dan mulai Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep," ungkap Khofifah.
3. Masih melakukan pendekatan persuasif ke tokoh sentral
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menambahkan, saat ini pihaknya masih terus mendekati para ulama dalam mencari solusi tentang syiah. Karena, tidak bisa dipungkiri para warga yang sekarang mengungsi di Jemundo, Sidoarjo ini ialah warga Sampang, Madura dan Jatim.
"Artinya pendekatan persuasif dan tokoh sentral tetap harus kita lakukan," kata Khofifah.
4. Tidak akan bawa kembali warga sebelum permasalahan tingkat lokal selesai
99 Hari Kerja, Khofifah Masih Cari Jalan Atasi Syiah SampangIDN Times/Fitria Madia
Perempuan yang juga Ketum PP Muslimat NU ini tidak mau memutuskan sendiri untuk membawa warganya kembali ke Madura khususnya Sampang. Karena bisa terjadi konflik lagi.
"Jadi tidak bisa kita tiba- bawa mereka kembali, kalau tidak selesai di tingkat lokal, akan jadi masalah baru," pungkas Khofifah. Jatim.idntimes.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
1. Sudah temui ulama se-Madura
Khofifah mengatakan bahwa tim navigasi program telah melakukan pertemuan dengan perwakilan ulama se-Madura. Mulai dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Sementara dirinya pribadi juga telah menemui. Dia pun mendengar langsung kalau para ulama di Madura menolak keras syiah. "Intinya mereka bilang jangan itu (kembali ke Madura)," ujar Khofifah saat di Gedung Negara Grahadi, Selasa (28/5) malam.
2. Minta dipindahkan ke pulau belum berpenghuni juga ditolak
Lebih lanjut, gubernur kelahiran Surabaya ini menyampaikan telah meminta izin ke para ulama untuk diberi tempat di pulau kecil yang belum berpenghuni di Madura. Namun permintaan itu juga ditolak mentah-mentah.
"Katanya jangan pernah dipindahkan di pulau Madura yang sekarang tidak berpenghuni. Saya sudah mendengar aspirasi itu, dan mulai Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep," ungkap Khofifah.
3. Masih melakukan pendekatan persuasif ke tokoh sentral
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menambahkan, saat ini pihaknya masih terus mendekati para ulama dalam mencari solusi tentang syiah. Karena, tidak bisa dipungkiri para warga yang sekarang mengungsi di Jemundo, Sidoarjo ini ialah warga Sampang, Madura dan Jatim.
"Artinya pendekatan persuasif dan tokoh sentral tetap harus kita lakukan," kata Khofifah.
4. Tidak akan bawa kembali warga sebelum permasalahan tingkat lokal selesai
99 Hari Kerja, Khofifah Masih Cari Jalan Atasi Syiah SampangIDN Times/Fitria Madia
Perempuan yang juga Ketum PP Muslimat NU ini tidak mau memutuskan sendiri untuk membawa warganya kembali ke Madura khususnya Sampang. Karena bisa terjadi konflik lagi.
"Jadi tidak bisa kita tiba- bawa mereka kembali, kalau tidak selesai di tingkat lokal, akan jadi masalah baru," pungkas Khofifah. Jatim.idntimes.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: