Syiahindonesia.com - Otoritas India memperketat pengamanan di Srinagar, kota terbesar di Kashmir, usai membubarkan prosesi keagamaan yang dilakukan kaum Syiah pada Minggu 8 September.
Kashmir hampir sepenuhnya terputus dari dunia luar sejak 5 Agustus. Jaringan telepon dan internet dimatikan pemerintah India, dengan dalih demi mencegah terjadi aksi unjuk rasa.
Polisi berpatroli di Srinagar sejak Minggu pagi, dan meminta semua "warga untuk tetap berada di rumah masing-masing."
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?Happy Inspire Confuse Sad
"Tindakan tegas di bawah payung hukum akan diterapkan kepada para pelanggar," ungkap otoritas Srinagar, dilansir dari laman AFP, Senin 9 September 2019.
Prosesi keagamaan dilarang di Kashmir India sejak merebaknya pemberontakan terhadap pemerintah pusat New Delhi sejak 1989. Alasan pelarangan adalah bahwa prosesi keagamaan dapat dijadikan momen untuk meningkatkan sentimen anti-India.
Jurnalis AFp melihat sedikitnya dua aksi unjuk rasa kecil di Srinagar, yang dilakukan delapan hingga 10 orang. Mereka semua dengan cepat ditangkap dan dibawa ke mobil polisi. Aparat juga terlihat memukuli beberapa kaum Syiah dengan tongkat bambu.
Sejumlah saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa mereka melihat ada enam aksi protes lainnya di sekitar Srinagar. Keenam demonstrasi itu juga dengan cepat dihentikan, dan seluruh pedemonya ditangkap.
Warga lokal menyebut prosesi keagamaan Syiah di Kashmir kini melibatkan unsur politik, usai keputusan kontroversial pemerintah India yang mencabut status khusus Kashmir.
India memicu kontroversi usai menyatakan mencabut status khusus Kashmir yang diatur dalam Pasal 370 konstitusi negara. Lewat pencabutan itu, India menganggap Kashmir bukan lagi wilayah sengketa, namun bagian utuh dari negara.
Kashmir terbagi antara India dan Pakistan -- dua negara pemilik kekuatan nuklir -- sejak berakhirnya kekuasaan kolonial Inggris pada 1947. Tetapi kedua negara sama-sama mengklaim kawasan secara keseluruhan. Medcom.id
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Kashmir hampir sepenuhnya terputus dari dunia luar sejak 5 Agustus. Jaringan telepon dan internet dimatikan pemerintah India, dengan dalih demi mencegah terjadi aksi unjuk rasa.
Polisi berpatroli di Srinagar sejak Minggu pagi, dan meminta semua "warga untuk tetap berada di rumah masing-masing."
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?Happy Inspire Confuse Sad
"Tindakan tegas di bawah payung hukum akan diterapkan kepada para pelanggar," ungkap otoritas Srinagar, dilansir dari laman AFP, Senin 9 September 2019.
Prosesi keagamaan dilarang di Kashmir India sejak merebaknya pemberontakan terhadap pemerintah pusat New Delhi sejak 1989. Alasan pelarangan adalah bahwa prosesi keagamaan dapat dijadikan momen untuk meningkatkan sentimen anti-India.
Jurnalis AFp melihat sedikitnya dua aksi unjuk rasa kecil di Srinagar, yang dilakukan delapan hingga 10 orang. Mereka semua dengan cepat ditangkap dan dibawa ke mobil polisi. Aparat juga terlihat memukuli beberapa kaum Syiah dengan tongkat bambu.
Sejumlah saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa mereka melihat ada enam aksi protes lainnya di sekitar Srinagar. Keenam demonstrasi itu juga dengan cepat dihentikan, dan seluruh pedemonya ditangkap.
Warga lokal menyebut prosesi keagamaan Syiah di Kashmir kini melibatkan unsur politik, usai keputusan kontroversial pemerintah India yang mencabut status khusus Kashmir.
India memicu kontroversi usai menyatakan mencabut status khusus Kashmir yang diatur dalam Pasal 370 konstitusi negara. Lewat pencabutan itu, India menganggap Kashmir bukan lagi wilayah sengketa, namun bagian utuh dari negara.
Kashmir terbagi antara India dan Pakistan -- dua negara pemilik kekuatan nuklir -- sejak berakhirnya kekuasaan kolonial Inggris pada 1947. Tetapi kedua negara sama-sama mengklaim kawasan secara keseluruhan. Medcom.id
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: