Syiahindonesia.com - Ribuan penganut Syiah berpakaian serba hitam hadir di peringatan Asyura Akbar dalam rangka memperingati kematian cucu Nabi Muhammad yakni Sayyidina Husein di Tennis Indoor Senayan pada Senin (9/9).
Dalam peringatan Asyura itu, disenandungkan beberapa nyayian untuk meratapi kematian Husein bin Ali bin Abi Thalib akibat pembantaian di Karbala, Irak pada 10 Muharram 61 Hijriyah.
"Salam atas kesucianmu Ya Zahro. Salam dan tahyat atasmu Ya Fathimah. Kami bersedih, atas musibahmu. Kami berduka dalam kedukaanmu," ujar para jemaat yang hadir sembari menepuk dada.
Pembawa acara menyerukan, para penganut Syiah yang hadir menunjukkan kedukaan yang sama kepada selain penganut Syiah. "Imam Husein bukan hanya milik orang Syiah, tetapi milik alam semesta. Kita punya tanggung jawab untuk menyebarkannya," ujar pembawa acara.
Dalam ceramah yang disampaikan Habib Abdullah Ba'abud, ia membandingkan literatur Syiah dan Ahlus Sunah Wal Jamaah (Aswaja) yang tidak jauh berbeda dalam berduka atas kematian Sayyidina Husein.
"Kenapa sebagian umat rasul melihat ini sebagai sesuatu yang aneh? Apa mereka tidak membaca sabda nabinya? Urusan berduka untuk Al Husein, tidak ada Sunnah dan tidak ada Syiah. Dalam literatur Sunnah ada, dimana rasul membuat majelis duka pertama sebelum Karbala," ucap Abdullah Ba'abud.
Abdullah Ba'abud juga menyindir sejumlah kalangan di Indonesia yang berusaha melarang peringatan Asyura. "Mengapa mereka takut kepada orang yang mengenang dan menangisi Al Husein? Ketakutan mereka beralasan karena madrasah Karbala yang melahirkan pahlawan sejati, mengorbankan apa saja dalam melawan kebatilan, Labbaika Ya Husain" tutur Abdullah Ba'abud kemudian disambut teriakan "Labbaika Ya Husain" oleh ribuan jemaat yang hadir.
Seperti diketahui, peringatan Asyura diboikot di beberapa kota seperti Bandung, Solo, dan sebagainya. Bahkan, Pemerintah Kota Makassar mengeluarkan imbauan larangan peringatan Asyura karena menyebarkan ajaran Syiah yang tidak sesuai ajaran Aswaja di Indonesia. Gatra.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Dalam peringatan Asyura itu, disenandungkan beberapa nyayian untuk meratapi kematian Husein bin Ali bin Abi Thalib akibat pembantaian di Karbala, Irak pada 10 Muharram 61 Hijriyah.
"Salam atas kesucianmu Ya Zahro. Salam dan tahyat atasmu Ya Fathimah. Kami bersedih, atas musibahmu. Kami berduka dalam kedukaanmu," ujar para jemaat yang hadir sembari menepuk dada.
Pembawa acara menyerukan, para penganut Syiah yang hadir menunjukkan kedukaan yang sama kepada selain penganut Syiah. "Imam Husein bukan hanya milik orang Syiah, tetapi milik alam semesta. Kita punya tanggung jawab untuk menyebarkannya," ujar pembawa acara.
Dalam ceramah yang disampaikan Habib Abdullah Ba'abud, ia membandingkan literatur Syiah dan Ahlus Sunah Wal Jamaah (Aswaja) yang tidak jauh berbeda dalam berduka atas kematian Sayyidina Husein.
"Kenapa sebagian umat rasul melihat ini sebagai sesuatu yang aneh? Apa mereka tidak membaca sabda nabinya? Urusan berduka untuk Al Husein, tidak ada Sunnah dan tidak ada Syiah. Dalam literatur Sunnah ada, dimana rasul membuat majelis duka pertama sebelum Karbala," ucap Abdullah Ba'abud.
Abdullah Ba'abud juga menyindir sejumlah kalangan di Indonesia yang berusaha melarang peringatan Asyura. "Mengapa mereka takut kepada orang yang mengenang dan menangisi Al Husein? Ketakutan mereka beralasan karena madrasah Karbala yang melahirkan pahlawan sejati, mengorbankan apa saja dalam melawan kebatilan, Labbaika Ya Husain" tutur Abdullah Ba'abud kemudian disambut teriakan "Labbaika Ya Husain" oleh ribuan jemaat yang hadir.
Seperti diketahui, peringatan Asyura diboikot di beberapa kota seperti Bandung, Solo, dan sebagainya. Bahkan, Pemerintah Kota Makassar mengeluarkan imbauan larangan peringatan Asyura karena menyebarkan ajaran Syiah yang tidak sesuai ajaran Aswaja di Indonesia. Gatra.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: