Syiahindonesia.com, Karbala – Diperkirakan lebih sejuta peziarah berjalan kaki menuju kota Karbala di Irak pada hari Sabtu untuk memperingati Arbain, pertemuan tahunan terbesar kaum Syiah di dunia, kutip AP, Sabtu (19/10).
Peringatan yang ditandai hari ke-40 setelah kematian Imam Hussein, cucu Rasulullah di abad ke-7 dan mencakup 2 juta orang Iran dan kaum Syiah lainnya dari luar negeri. Polisi dan milisi Syiah berpatroli di jalan-jalan menuju kota dan mengawal peziarah Iran dari perbatasan, meningkatkan keamanan.
Upacara Arbain tahun ini berlangsung di tengah kemarahan luas Syiah di selatan Irak atas tindakan keras pemerintah terhadap demonstran anti-pemerintah yang meletus awal bulan ini setelah memprotes banyaknya pengangguran, korupsi dan salah urus negara.
Demonstrasi berkecamuk di seluruh Irak selama tujuh hari dan yang paling menonjol di antara para demonstran adalah kaum muda Syiah, melepaskan frustrasi mereka dengan pemerintah yang dipimpin Syiah di Baghdad.
Tindakan keras keamanan, menyebabkan tewasnya lebih dari 100 orang dan melukai ribuan pengunjuk rasa, akibat tembakan senjata tajam.
Tokoh populis Syiah Irak, Muqtada al-Sadr berbaris menuju Karbala meneriakkan, “Tidak untuk Amerika, tidak untuk Israel, tidak untuk korupsi” dan “Baghdad bebas, korupsi harus pergi!”
Dalam sebuah pesan melalui twitter, Selasa malam, Al-Sadr menyerukan “Irak bergerak” menuju Karbala saat ziarah Arbain “untuk memobilisasi jutaan orang”.
Aliansi politik yang dipimpin oleh tokoh Syiah, Muqtada al-Sadr telah memenangkan pemilihan umum parlemen Irak tahun 2018, namun dia tak bisa menjadi perdana menteri karena tidak mencalonkan diri.
Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi bersumpah untuk “menghadapi kekuatan dan tekad semua bentuk korupsi dan mencapai keadilan.”
Perdana menteri berusia 77 tahun itu, yang mulai menjabat tahun lalu, telah berjanji untuk memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa tetapi juga mengatakan kepada mereka bahwa tidak ada “solusi ajaib” untuk masalah-masalah Irak yang terakumulasi, termasuk pengangguran yang tinggi, korupsi, layanan publik yang bobrok dan keamanan yang buruk.
Peziarah mengalir menuju Karbala dengan berjalan kaki dari Kota Najaf, 70 kilometer (45 mil) jauhnya, Baghdad, 90 kilometer (55 mil) ke utara, dan tempat-tempat lain yang lebih jauh, beristirahat di sepanjang jalan di tenda-tenda yang dilapisi kasur busa dan selimut.
Peringatan Arbain ditandai 40 hari setelah Asyuro, sebagai bentuk berkabung setelah kematian abad ke-7 cucu Nabi Muhammad Hussein dalam Pertempuran Karbala pada 10 Muharram 61 H. semaranginside.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Peringatan yang ditandai hari ke-40 setelah kematian Imam Hussein, cucu Rasulullah di abad ke-7 dan mencakup 2 juta orang Iran dan kaum Syiah lainnya dari luar negeri. Polisi dan milisi Syiah berpatroli di jalan-jalan menuju kota dan mengawal peziarah Iran dari perbatasan, meningkatkan keamanan.
Upacara Arbain tahun ini berlangsung di tengah kemarahan luas Syiah di selatan Irak atas tindakan keras pemerintah terhadap demonstran anti-pemerintah yang meletus awal bulan ini setelah memprotes banyaknya pengangguran, korupsi dan salah urus negara.
Demonstrasi berkecamuk di seluruh Irak selama tujuh hari dan yang paling menonjol di antara para demonstran adalah kaum muda Syiah, melepaskan frustrasi mereka dengan pemerintah yang dipimpin Syiah di Baghdad.
Tindakan keras keamanan, menyebabkan tewasnya lebih dari 100 orang dan melukai ribuan pengunjuk rasa, akibat tembakan senjata tajam.
Tokoh populis Syiah Irak, Muqtada al-Sadr berbaris menuju Karbala meneriakkan, “Tidak untuk Amerika, tidak untuk Israel, tidak untuk korupsi” dan “Baghdad bebas, korupsi harus pergi!”
Dalam sebuah pesan melalui twitter, Selasa malam, Al-Sadr menyerukan “Irak bergerak” menuju Karbala saat ziarah Arbain “untuk memobilisasi jutaan orang”.
Aliansi politik yang dipimpin oleh tokoh Syiah, Muqtada al-Sadr telah memenangkan pemilihan umum parlemen Irak tahun 2018, namun dia tak bisa menjadi perdana menteri karena tidak mencalonkan diri.
Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi bersumpah untuk “menghadapi kekuatan dan tekad semua bentuk korupsi dan mencapai keadilan.”
Perdana menteri berusia 77 tahun itu, yang mulai menjabat tahun lalu, telah berjanji untuk memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa tetapi juga mengatakan kepada mereka bahwa tidak ada “solusi ajaib” untuk masalah-masalah Irak yang terakumulasi, termasuk pengangguran yang tinggi, korupsi, layanan publik yang bobrok dan keamanan yang buruk.
Peziarah mengalir menuju Karbala dengan berjalan kaki dari Kota Najaf, 70 kilometer (45 mil) jauhnya, Baghdad, 90 kilometer (55 mil) ke utara, dan tempat-tempat lain yang lebih jauh, beristirahat di sepanjang jalan di tenda-tenda yang dilapisi kasur busa dan selimut.
Peringatan Arbain ditandai 40 hari setelah Asyuro, sebagai bentuk berkabung setelah kematian abad ke-7 cucu Nabi Muhammad Hussein dalam Pertempuran Karbala pada 10 Muharram 61 H. semaranginside.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: