Syiahindonesia.com, Bogor - Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan pelaku tindak pidana penjualan manusia berkedok kawin kontrak alias 'prostitusi halal' di kawasan Puncak masih banyak. Ia pun meminta polisi untuk terus dilakukan investigasi dan menangkap pelaku lainnya.
Bahkan, Ade mengintruksikan untuk nobat alias nongol babat bersama tim gabungan dari kepolisian, TNI, kejaksaan, imigrasi dan MUI. "Puncak harus kembali bersih, menjadi destinasi wisata nasional yang aman dan nyaman untuk didatangi," kata dia di Mapolres Bogor, Senin malam, 23 Desember 2019.
Ade mengatakan segera memberi instruksi kepada jajaran bawahannya untuk melakukan koordinasi, mulai dari kecamatan dan desa untuk siap siaga di lingkungannya, terutama yang terindikasi adanya praktik prostitusi halal seperti ini.
Ia juga meminta penerapan izin bertamu harus dikembalikan, seperti tamu wajib lapor dalam 1x24 jam. Dengan diberlakukan wajib lapor kembali, menurut Ade, maka semua aktivitas warga akan terpantau. "Jangan sampai ini (puncak) jadi kawasan legal untuk prostitusi dan sebagainya," kata dia.
Dalam memberantas kasus prostitusi halal atau kawin kontrak di Puncak, menurut Ade, sebetulnya dari dulu sudah ada. Namun dilakukan masing-masing sehingga tidak kelihatan media.
Ade pun mengatakan akan terus berkomunikasi dengan dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk menghilangkan praktik kawin kontrak tersebut. Ia akan terus menggalang program nongol babat bukan hanya untuk prostitusi, tapi juga tempat yang tidak berizin.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor Ajun Komisaris Benny Cahyadi mengatakan penangkapan pelaku di Desa Cibeureum, Cisarua itu menjadi langkah awal baginya untuk melakukan pengembangan dan penyelidikan. Benny mensinyalir praktik kawin kontrak itu beredar di beberapa titik di kawasan Puncak. "Kita akan terus kembangkan," kata dia. metro.tempo.co
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Bahkan, Ade mengintruksikan untuk nobat alias nongol babat bersama tim gabungan dari kepolisian, TNI, kejaksaan, imigrasi dan MUI. "Puncak harus kembali bersih, menjadi destinasi wisata nasional yang aman dan nyaman untuk didatangi," kata dia di Mapolres Bogor, Senin malam, 23 Desember 2019.
Ade mengatakan segera memberi instruksi kepada jajaran bawahannya untuk melakukan koordinasi, mulai dari kecamatan dan desa untuk siap siaga di lingkungannya, terutama yang terindikasi adanya praktik prostitusi halal seperti ini.
Ia juga meminta penerapan izin bertamu harus dikembalikan, seperti tamu wajib lapor dalam 1x24 jam. Dengan diberlakukan wajib lapor kembali, menurut Ade, maka semua aktivitas warga akan terpantau. "Jangan sampai ini (puncak) jadi kawasan legal untuk prostitusi dan sebagainya," kata dia.
Dalam memberantas kasus prostitusi halal atau kawin kontrak di Puncak, menurut Ade, sebetulnya dari dulu sudah ada. Namun dilakukan masing-masing sehingga tidak kelihatan media.
Ade pun mengatakan akan terus berkomunikasi dengan dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk menghilangkan praktik kawin kontrak tersebut. Ia akan terus menggalang program nongol babat bukan hanya untuk prostitusi, tapi juga tempat yang tidak berizin.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor Ajun Komisaris Benny Cahyadi mengatakan penangkapan pelaku di Desa Cibeureum, Cisarua itu menjadi langkah awal baginya untuk melakukan pengembangan dan penyelidikan. Benny mensinyalir praktik kawin kontrak itu beredar di beberapa titik di kawasan Puncak. "Kita akan terus kembangkan," kata dia. metro.tempo.co
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: