Syiahindonesia.com, TEHERAN - Puluhan ribu warga Iran, memperingati 41 tahun kemenangan Revolusi Iran tahun 1979 silam, yang dipusatkan di Lapangan Azadi Teheran, Selasa (11/2/2020).
Selain membawa spanduk, warga juga menyeret boneka presiden AS, Donald Trump.
Presiden Iran Hassan Rouhani, bahkan hadir disini dan ikut meneriakkan slogan-slogan anti-AS, dan memuji industri negaranya dan mengklaim kekuatan militer yang terus meningkat dibantu insinyur di bidangnya.
Rouhani juga mengajak warganya bersatu membela negara dan melawan Amerika.
Ia juga menyisipkan pesan, agar masyarakatnya memberi suara untuk pemilihan mendatang, yakni pada 21 Februari.
Iran dan AS berselisih sejak revolusi Iran 1979 dan ketegangan di antara mereka sering meningkat.
Revolusi 1979 di bawah kepemimpinan ulama Syiah Ayatollah Ruhollah Khomeini, yang menyebabkan runtuhnya dinasti Pahlavi 58 tahun di Iran, tercatat sebagai salah satu peristiwa terpenting abad ke-20.
Konflik Teheran-Washington dimulai ketika kaum revolusioner menyerbu Kedutaan Besar AS di Teheran, dan menuduh Washington mendukung Shah.
Ketegangan antara keduanya bahkan makin kuat ketika AS membunuh komandan Iran, Qasem Soleimani. Tribunnews
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Selain membawa spanduk, warga juga menyeret boneka presiden AS, Donald Trump.
Presiden Iran Hassan Rouhani, bahkan hadir disini dan ikut meneriakkan slogan-slogan anti-AS, dan memuji industri negaranya dan mengklaim kekuatan militer yang terus meningkat dibantu insinyur di bidangnya.
Rouhani juga mengajak warganya bersatu membela negara dan melawan Amerika.
Ia juga menyisipkan pesan, agar masyarakatnya memberi suara untuk pemilihan mendatang, yakni pada 21 Februari.
Iran dan AS berselisih sejak revolusi Iran 1979 dan ketegangan di antara mereka sering meningkat.
Revolusi 1979 di bawah kepemimpinan ulama Syiah Ayatollah Ruhollah Khomeini, yang menyebabkan runtuhnya dinasti Pahlavi 58 tahun di Iran, tercatat sebagai salah satu peristiwa terpenting abad ke-20.
Konflik Teheran-Washington dimulai ketika kaum revolusioner menyerbu Kedutaan Besar AS di Teheran, dan menuduh Washington mendukung Shah.
Ketegangan antara keduanya bahkan makin kuat ketika AS membunuh komandan Iran, Qasem Soleimani. Tribunnews
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: