Syiahindonesia.com, Afrin – Seorang bayi berusia 18 bulan meninggal akibat cuaca ekstrem di Suriah. Anak bernama Laila tersebut merupakan satu dari ratusan ribu anak yang terlantar akibat perang berkepanjangan di negara tersebut.
Akibat bombardir yang dilakukan pasukan rezim Bashar Assad di Idlib beberapa waktu ini, keluarga Iman Ahmed Laila terpaksa tinggal di sebuah kamp pengungsian yanga da di barat laut kota Afrin.
Laila meninggal dunia akibat kondisi cuaca ekstrem di pengungsian pada Kamis (14/02/2020). Syrian American Medical Society dalam sebuah penyataanya mengatakan, anak itu meninggal sebelum mencapai Pusat Kesehatan Al-Shifa.
Diketaui, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ada 6,2 juta orang, termasuk 2,5 juta anak-anak, yang kini tengah mengungsi di Suriah. Jumlah tersebut merupakan populasi pengungsi internal terbesar di dunia.
Menurut laporan International Rescue Committee (IRC), setidaknya ada enam anak dilaporkan meninggal akibat kedinginan dalam beberapa hari terakhir. Satu keluarga juga ditemukan tewas di salju setelah mereka tidak dapat menemukan tempat tinggal.
Sebagai informasi, lebih dari 800.000 warga Suriah telah meninggalkan rumah mereka sejak 1 Desember lalu. Gelombang pengungsi terbesar dalam sejarah itu sebagian besar terdiri dari wanita dan anak-anak. Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Akibat bombardir yang dilakukan pasukan rezim Bashar Assad di Idlib beberapa waktu ini, keluarga Iman Ahmed Laila terpaksa tinggal di sebuah kamp pengungsian yanga da di barat laut kota Afrin.
Laila meninggal dunia akibat kondisi cuaca ekstrem di pengungsian pada Kamis (14/02/2020). Syrian American Medical Society dalam sebuah penyataanya mengatakan, anak itu meninggal sebelum mencapai Pusat Kesehatan Al-Shifa.
Diketaui, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ada 6,2 juta orang, termasuk 2,5 juta anak-anak, yang kini tengah mengungsi di Suriah. Jumlah tersebut merupakan populasi pengungsi internal terbesar di dunia.
Menurut laporan International Rescue Committee (IRC), setidaknya ada enam anak dilaporkan meninggal akibat kedinginan dalam beberapa hari terakhir. Satu keluarga juga ditemukan tewas di salju setelah mereka tidak dapat menemukan tempat tinggal.
Sebagai informasi, lebih dari 800.000 warga Suriah telah meninggalkan rumah mereka sejak 1 Desember lalu. Gelombang pengungsi terbesar dalam sejarah itu sebagian besar terdiri dari wanita dan anak-anak. Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: