Syiahindonesia.com, Ankara – Turki akan memberi tanggapan sekuat tenaga untuk setiap serangan baru dari rezim Suriah pimpinan Bashar Assad. Demikian penuturan Presiden Recep Tayyip Erdogan kepada pemimpin Rusia Vladimir Putin, yang dilaporkan pejabat Turki Selasa (04/02/2020).
Melalui panggilan telepon, Erdogan mengatakan bahwa Ankara akan “terus menggunakan haknya dalam pertahanan yang sah dengan cara sekuat mungkin.” Hal ini diungkapkan Erdogan sehari setelah pasukan Turki dan Suriah terlibat dalam bentrokan paling mematikan sejak Ankara mengirim pasukan ke Suriah pada 2016.
Suriah menembaki pasukan Turki di provinsi Idlib yang dikuasai oposisi dan menewaskan sedikitnya lima tentara Turki dan tiga warga sipil. Serangan itu dibalas Turki dan menewaskan sedikitnya 13 pasukan pemerintah Suriah, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.
“Pertempuran itu merupakan pukulan terhadap upaya gabungan (Rusia-Turki) yang bertujuan membawa perdamaian ke Suriah,” kata Erdogan kepada Putin, menurut juru bicara kepresidenan Turki.
Moskow -yang mendukung pemerintah Bashar Assad- dan Ankara -yang mendukung beberapa kelompok oposisi- adalah dua aktor asing utama dalam konflik Suriah yang telah berlangsung hampir satu dekade.
Media Turki melaporkanbahwa Erdogan mengatakan negara itu tidak akan membiarkan rezim Suriah memperoleh tanah di Idlib.
“Suriah saat ini berusaha mendapatkan wilayah dengan mengusir orang-orang tak berdosa dan miskin di Idlib menuju perbatasan kami,” kata Erdogan seperti dikutip oleh harian Cumhuriyet. “Kami tidak akan memberi Suriah kesempatan untuk mendapatkan wilayah di sana karena ini menambah beban kami.”
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan untuk mengakhiri pertempuran antara Turki dan Suriah di Idlib. Guterres mengkhawatirkan terjadinya pertempuran tentara Turki dan tentara Suriah di wilayah barat laut yang bergolak itu.
“Permohonan kuat saya adalah penghentian permusuhan,” katanya. kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Melalui panggilan telepon, Erdogan mengatakan bahwa Ankara akan “terus menggunakan haknya dalam pertahanan yang sah dengan cara sekuat mungkin.” Hal ini diungkapkan Erdogan sehari setelah pasukan Turki dan Suriah terlibat dalam bentrokan paling mematikan sejak Ankara mengirim pasukan ke Suriah pada 2016.
Suriah menembaki pasukan Turki di provinsi Idlib yang dikuasai oposisi dan menewaskan sedikitnya lima tentara Turki dan tiga warga sipil. Serangan itu dibalas Turki dan menewaskan sedikitnya 13 pasukan pemerintah Suriah, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.
“Pertempuran itu merupakan pukulan terhadap upaya gabungan (Rusia-Turki) yang bertujuan membawa perdamaian ke Suriah,” kata Erdogan kepada Putin, menurut juru bicara kepresidenan Turki.
Moskow -yang mendukung pemerintah Bashar Assad- dan Ankara -yang mendukung beberapa kelompok oposisi- adalah dua aktor asing utama dalam konflik Suriah yang telah berlangsung hampir satu dekade.
Media Turki melaporkanbahwa Erdogan mengatakan negara itu tidak akan membiarkan rezim Suriah memperoleh tanah di Idlib.
“Suriah saat ini berusaha mendapatkan wilayah dengan mengusir orang-orang tak berdosa dan miskin di Idlib menuju perbatasan kami,” kata Erdogan seperti dikutip oleh harian Cumhuriyet. “Kami tidak akan memberi Suriah kesempatan untuk mendapatkan wilayah di sana karena ini menambah beban kami.”
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan untuk mengakhiri pertempuran antara Turki dan Suriah di Idlib. Guterres mengkhawatirkan terjadinya pertempuran tentara Turki dan tentara Suriah di wilayah barat laut yang bergolak itu.
“Permohonan kuat saya adalah penghentian permusuhan,” katanya. kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: