Syiahindonesia.com, Jakarta - Ulama Iran menyalahkan Donald Trump atas penyebaran virus Corona karena telah menargetkan kota suci Qom dengan virus untuk merusak budaya dan kehormatan kota.
Ulama dan imam salat Jumat di masjid Qom yang bernama Hojjat ol-Eslam Seyyed Mohammad Saeedi mengatakan hal ini pada Sabtu di Qom, kota suci yang menjadi pusat penyebaran virus di Iran, di hadapa jamaahnya, menurut laporan Radio Farda, 23 Februari 2020.
Sebagian besar kasus virus Corona di Iran adalah orang yang tinggal di Qom, dan mereka yang telah mengunjungi kota itu baru-baru ini. Kasus-kasus ini tidak memiliki hubungan yang jelas dengan wabah di Cina.
Qom adalah ibu kota agama Iran, rumah bagi banyak seminari dan kompleks suci Masoumeh dan benteng bagi kelompok garis keras. Perekonomian kota berputar di sekitar tempat suci yang dikunjungi ribuan peziarah Syiah dari Iran dan negara-negara lain setiap hari.
Menurut pengguna media sosial setelah dua kematian dilaporkan di Qom pada hari Kamis, jalan-jalan yang biasanya ramai di kota terlihat sepi.
Hojjat ol-Eslam Seyyed Mohammad Saeedi, yang juga Penjaga Tempat Suci Masoumeh, mengatakan Trump telah menargetkan kota itu karena Qom adalah "tempat perlindungan bagi kaum Syiah di dunia, pusat seminari keagamaan dan kota tempat keberlangsungan Syiah."
"Musuh ingin menanamkan rasa takut di hati orang-orang, membuat Qom terlihat seperti kota yang tidak aman dan membalas dendam atas semua kekalahannya," kata Saeedi. "Trump akan mati demi keinginannya untuk melihat Qom dikalahkan."
Menurut Saeedi, dengan mengincar Qom, Trump memenuhi janjinya untuk menyerang situs budaya Iran jika Iran membalas dendam atas pembunuhan Komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani. Pada 4 Januari Trump pernah menulis di Twitter bahwa AS akan menargetkan 52 situs budaya penting Iran. dunia.tempo.co
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Ulama dan imam salat Jumat di masjid Qom yang bernama Hojjat ol-Eslam Seyyed Mohammad Saeedi mengatakan hal ini pada Sabtu di Qom, kota suci yang menjadi pusat penyebaran virus di Iran, di hadapa jamaahnya, menurut laporan Radio Farda, 23 Februari 2020.
Sebagian besar kasus virus Corona di Iran adalah orang yang tinggal di Qom, dan mereka yang telah mengunjungi kota itu baru-baru ini. Kasus-kasus ini tidak memiliki hubungan yang jelas dengan wabah di Cina.
Qom adalah ibu kota agama Iran, rumah bagi banyak seminari dan kompleks suci Masoumeh dan benteng bagi kelompok garis keras. Perekonomian kota berputar di sekitar tempat suci yang dikunjungi ribuan peziarah Syiah dari Iran dan negara-negara lain setiap hari.
Menurut pengguna media sosial setelah dua kematian dilaporkan di Qom pada hari Kamis, jalan-jalan yang biasanya ramai di kota terlihat sepi.
Hojjat ol-Eslam Seyyed Mohammad Saeedi, yang juga Penjaga Tempat Suci Masoumeh, mengatakan Trump telah menargetkan kota itu karena Qom adalah "tempat perlindungan bagi kaum Syiah di dunia, pusat seminari keagamaan dan kota tempat keberlangsungan Syiah."
"Musuh ingin menanamkan rasa takut di hati orang-orang, membuat Qom terlihat seperti kota yang tidak aman dan membalas dendam atas semua kekalahannya," kata Saeedi. "Trump akan mati demi keinginannya untuk melihat Qom dikalahkan."
Menurut Saeedi, dengan mengincar Qom, Trump memenuhi janjinya untuk menyerang situs budaya Iran jika Iran membalas dendam atas pembunuhan Komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani. Pada 4 Januari Trump pernah menulis di Twitter bahwa AS akan menargetkan 52 situs budaya penting Iran. dunia.tempo.co
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: