Syiahindonesia.com - Mayat menumpuk di Qom karena wabah virus Corona. Hal itu diungkapkan oleh seorang anggota parlemen Iran, memperingatkan bahwa jika kota tidak dikarantina maka Iran akan berakhir dengan memiliki kematian terbanyak di dunia karena virus Corona.
"Mayat yang menumpuk di Qom dan ketidakberdayaan orang-orang Rasht adalah bukti kegagalan dalam memberikan peringatan tepat waktu tentang virus Corona," tulis Abdolkarim Hosseinzadeh di Twitter.
"Kamu tidak mengkarantina kota, tetapi sekarang kita berada di puncak wabah, setidaknya membuat karantina rumah wajib di Qom dan Rasht sehingga kita tidak menjadi pemegang rekor dunia untuk jumlah kematian (karena virus corona)," tambahnya seperti dilansir dari Al Arabiya, Jumat (6/3/2020).
Beberapa pejabat Iran membantah angka-angka kematian resmi akibat virus Corona di negara itu dan mengkritik penanganan pemerintah terhadap wabah tersebut.
Sementara angka kematian resmi akibat virus Corona untuk seluruh negara itu berada pada 12 pada 24 Februari, seorang anggota parlemen dari Qom mengatakan pada hari yang sama bahwa 50 orang telah meninggal karena virus Corona di kotanya saja.
Seorang anggota parlemen dari kota Rasht juga membantah angka-angka kematian yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Iran. Ia mengatakan bahwa angka kematian akibat virus Corona di Iran "jauh lebih tinggi" daripada angka kematian resmi.
"Saya memiliki statistik tentang jumlah kematian akibat virus Corona dari tiga pemakaman berbeda di Rasht dan saya harus mengatakan bahwa jumlahnya jauh lebih tinggi daripada yang dikatakan," ujarnya.
Hingga hari Kamis, Kementerian Kesehatan Iran mengatakan jumlah total kematian akibat virus Corona di Iran adalah 107 dari 3.513 kasus infeksi yang dikonfirmasi. wartaekonomi.co.id
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
"Mayat yang menumpuk di Qom dan ketidakberdayaan orang-orang Rasht adalah bukti kegagalan dalam memberikan peringatan tepat waktu tentang virus Corona," tulis Abdolkarim Hosseinzadeh di Twitter.
"Kamu tidak mengkarantina kota, tetapi sekarang kita berada di puncak wabah, setidaknya membuat karantina rumah wajib di Qom dan Rasht sehingga kita tidak menjadi pemegang rekor dunia untuk jumlah kematian (karena virus corona)," tambahnya seperti dilansir dari Al Arabiya, Jumat (6/3/2020).
Beberapa pejabat Iran membantah angka-angka kematian resmi akibat virus Corona di negara itu dan mengkritik penanganan pemerintah terhadap wabah tersebut.
Sementara angka kematian resmi akibat virus Corona untuk seluruh negara itu berada pada 12 pada 24 Februari, seorang anggota parlemen dari Qom mengatakan pada hari yang sama bahwa 50 orang telah meninggal karena virus Corona di kotanya saja.
Seorang anggota parlemen dari kota Rasht juga membantah angka-angka kematian yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Iran. Ia mengatakan bahwa angka kematian akibat virus Corona di Iran "jauh lebih tinggi" daripada angka kematian resmi.
"Saya memiliki statistik tentang jumlah kematian akibat virus Corona dari tiga pemakaman berbeda di Rasht dan saya harus mengatakan bahwa jumlahnya jauh lebih tinggi daripada yang dikatakan," ujarnya.
Hingga hari Kamis, Kementerian Kesehatan Iran mengatakan jumlah total kematian akibat virus Corona di Iran adalah 107 dari 3.513 kasus infeksi yang dikonfirmasi. wartaekonomi.co.id
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: