Wakil Menteri Kesehatan Iran dites positif mengidap penyakit coronavirus baru, sementara negara itu berusaha mencegah wabah Covid-19 yang telah menewaskan 15 orang di negeri Syiah tersebut.
Seorang jubir Kementerian Kesehatan mengkonfirmasi bahwa Iraj Harirchi terinfeksi Covid-19 dan sedang dikarantina, lapor BBC Selasa (25/2/2020).
Sementara Presiden Iran Hassan Rouhani mendesak agar rakyat tidak panik, para pejabat melaporkan ada 95 kasus yang telah dikonfirmasi sejak pekan lalu, tetapi angka sebenarnya diduga lebih tinggi.
Tidak seperti di Italia, para pejabat Iran menolak diberlakukannya karantina di daerah-daerah yang terpapar coronavirus. Mereka mengatakan karantina merupakan cara lawas yang sudah ketinggalan zaman dan mereka tidak percaya dengan metode itu.
Kota suci umat Syiah Qom dan Mashhad, masih bebas diakses, meskipun Qom merupakan pusat penyebaran coronavirus di Iran.
Di kota Qom bermukim para “ayatullah” yang meyakini bahwa keberadaan tempat-tempat suci keramatnya –yang menarik kunjungan jutaan wisatawan mancanegara setiap tahun– serta seminari-seminari Syiah yang didatangai pelajar dari berbagai belahan dunia, merupakan kebanggaan umat Syiah sedunia.
Hasil tes positif Covid-19 Harirchi diumumkan sehari setelah dia ambil bagian dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan di televisi, ketika itu dia tampak batuk-batuk dan berkeringat.
Dalam konferensi pers itu dia membantah klaim seorang anggota parlemen dari Qom yang mengatakan bahwa kota suci Syiah itu merupakan pusat wabah coronavirus di Iran, dan bahwa para pejabat terlibat penyembunyian kasus-kasus infeksi coronavirus.
Ahmad Amirabadi-Farahani menuding bahwa Covid-19 muncul di Qom sejak tiga pekan lalu dan di sana saja terdapat 50 kematian akibat virus maut tersebut.
Angka kematian itu dibantah oleh Harirchi, yang bersumpah akan mengundurkan diri dari jabatannya jika angka tersebut benar terbukti walaupun separuh dari angka itu saja.
Amirabadi-Farahani menolak menarik klaim yang sudah diutarakannya, dengan mengatakan bahwa dia sudah mengirimkan nama 40 orang yang meninggal dunia akibat Covid-19 ke kementerian dan menunggu pengunduran diri Harirchi.
Ironisnya, sekarang Harirchi sendiri terbukti positif mengidap coronavirus.
Iran juga diyakini sebagai sumber dari kasus-kasus awal yang dilaporkan terjadi di negara tetangga seperti Afghanistan, Bahrain, Iraq, Kuwait dand Oman, yang sekarang memberlakukan pembatasan perjalanan bagi orang-orang yang datang dari atau akan pergi ke negeri Syiah tersebut.
Di Uni Emirat Arab, markas maskapai penerbangan Emirtes dan Etihad yang rutin terbang ke Iran, per hari Selasa dilaporkan telah terjadi 13 kasus infeksi coronavirus, termasuk di antaranya adalah pasangan suami-istri asal Iran. hidayatullah.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Seorang jubir Kementerian Kesehatan mengkonfirmasi bahwa Iraj Harirchi terinfeksi Covid-19 dan sedang dikarantina, lapor BBC Selasa (25/2/2020).
Sementara Presiden Iran Hassan Rouhani mendesak agar rakyat tidak panik, para pejabat melaporkan ada 95 kasus yang telah dikonfirmasi sejak pekan lalu, tetapi angka sebenarnya diduga lebih tinggi.
Tidak seperti di Italia, para pejabat Iran menolak diberlakukannya karantina di daerah-daerah yang terpapar coronavirus. Mereka mengatakan karantina merupakan cara lawas yang sudah ketinggalan zaman dan mereka tidak percaya dengan metode itu.
Kota suci umat Syiah Qom dan Mashhad, masih bebas diakses, meskipun Qom merupakan pusat penyebaran coronavirus di Iran.
Di kota Qom bermukim para “ayatullah” yang meyakini bahwa keberadaan tempat-tempat suci keramatnya –yang menarik kunjungan jutaan wisatawan mancanegara setiap tahun– serta seminari-seminari Syiah yang didatangai pelajar dari berbagai belahan dunia, merupakan kebanggaan umat Syiah sedunia.
Hasil tes positif Covid-19 Harirchi diumumkan sehari setelah dia ambil bagian dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan di televisi, ketika itu dia tampak batuk-batuk dan berkeringat.
Dalam konferensi pers itu dia membantah klaim seorang anggota parlemen dari Qom yang mengatakan bahwa kota suci Syiah itu merupakan pusat wabah coronavirus di Iran, dan bahwa para pejabat terlibat penyembunyian kasus-kasus infeksi coronavirus.
Ahmad Amirabadi-Farahani menuding bahwa Covid-19 muncul di Qom sejak tiga pekan lalu dan di sana saja terdapat 50 kematian akibat virus maut tersebut.
Angka kematian itu dibantah oleh Harirchi, yang bersumpah akan mengundurkan diri dari jabatannya jika angka tersebut benar terbukti walaupun separuh dari angka itu saja.
Amirabadi-Farahani menolak menarik klaim yang sudah diutarakannya, dengan mengatakan bahwa dia sudah mengirimkan nama 40 orang yang meninggal dunia akibat Covid-19 ke kementerian dan menunggu pengunduran diri Harirchi.
Ironisnya, sekarang Harirchi sendiri terbukti positif mengidap coronavirus.
Iran juga diyakini sebagai sumber dari kasus-kasus awal yang dilaporkan terjadi di negara tetangga seperti Afghanistan, Bahrain, Iraq, Kuwait dand Oman, yang sekarang memberlakukan pembatasan perjalanan bagi orang-orang yang datang dari atau akan pergi ke negeri Syiah tersebut.
Di Uni Emirat Arab, markas maskapai penerbangan Emirtes dan Etihad yang rutin terbang ke Iran, per hari Selasa dilaporkan telah terjadi 13 kasus infeksi coronavirus, termasuk di antaranya adalah pasangan suami-istri asal Iran. hidayatullah.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: