Ribuan kaum Syiah di Lebanon setiap tahunnya merayakan hari suci Asyura yang diadakan untuk memperingati hari kesyahidan Imam Hussein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW. Perayaan itu dilakukan dengan cara melukai diri sendiri.
Ritual berdarah atau self-flagellation merupakan ekspresi penyesalan dan rasa bersalah, karena tidak menyelamatkan Hussein saat pertempuran Karlaba pada 680 setelah Masehi. Kematian Hussein pada peristiwa tersebut menandai perpecahan antara kelompok Sunni dan Syiah.
Dilansir Aljazeera, ritual ini diadakan pada hari ke-9 dan ke-10 bulan Muharram, melibatkan seluruh kalangan, pria, wanita, hingga anak-anak. Dengan mengenakan pakaian serba putih, para peserta mengikuti prosesi menggoreskan senjata tajam atau mencambuk tubuh sendiri hingga mereka berlumuran darah.
Sebelum ritual melukai diri dimulai, para peserta berkumpul pada pukul 06.00 waktu setempat untuk mendengarkan pidato pengisi khotbah, Sayyed Hasan Nasrallah, yang menceritakan kisah Imam Hussein dan penderitaan yang ia alami sebelum kematiannya.
Menurut wartawan Aljazeera yang meliput ritual keagamaan tersebut, tepat saat pengkhotbah menceritakan kisah kematian Imam Hussein, sambil berteriak 'Haidar' para peserta mulai memukuli atau melukai kepala mereka hingga menimbulkan rasa sakit pada diri sendiri. Bahkan, anak-anak yang menghadiri ritual tersebut juga ikut melukai bagian kepala mereka dengan benda tajam.
Ritual berdarah keolompok syiah Lebanon
Banyak organisasi, termasuk pemimpin Hizbullah Lebanon, Sayyed Hasan Nasrallah, mendorong warganya agar merayakan Asyura dengan mendonorkan darah ke bank darah, bukan menetesi darah di jalan-jalan. Tidak hanya itu, seorang sarjana Syiah terkenal, Ayatollah Fadlallah, juga sempat mengecam tindakan tersebut.
Hal tersebut lantaran perayaan Asyura dianggap membahayakan diri sendiri. Para tokoh agama Lebanon menganggap, ritual berdarah itu dapat menciptakan citra negatif tentang kaum syiah.
Bahkan beberapa waktu lalu, sekitar 10 orang dari peserta ritual berdarah ini tertular human T-cell lymphotropic virus tipe 1 (HLTV-1), virus penyebab kanker darah. Para peserta ritual pengucuran darah ini tertular dari tongkat atau pisau cambuk yang digunakan saat ritual.
Meskipun ritual berdarah ini telah menyebabkan wabah HTLV-1, sampai sekarang ritual ini belum secara resmi ditetapkan sebagai kegiatan yang berisiko atas penularan virus-virus mematikan. Padahal ritual ini jamak dilakukan oleh banyak kelompok Syiah di berbagai belahan dunia. kumparan.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Ritual berdarah atau self-flagellation merupakan ekspresi penyesalan dan rasa bersalah, karena tidak menyelamatkan Hussein saat pertempuran Karlaba pada 680 setelah Masehi. Kematian Hussein pada peristiwa tersebut menandai perpecahan antara kelompok Sunni dan Syiah.
Dilansir Aljazeera, ritual ini diadakan pada hari ke-9 dan ke-10 bulan Muharram, melibatkan seluruh kalangan, pria, wanita, hingga anak-anak. Dengan mengenakan pakaian serba putih, para peserta mengikuti prosesi menggoreskan senjata tajam atau mencambuk tubuh sendiri hingga mereka berlumuran darah.
Sebelum ritual melukai diri dimulai, para peserta berkumpul pada pukul 06.00 waktu setempat untuk mendengarkan pidato pengisi khotbah, Sayyed Hasan Nasrallah, yang menceritakan kisah Imam Hussein dan penderitaan yang ia alami sebelum kematiannya.
Menurut wartawan Aljazeera yang meliput ritual keagamaan tersebut, tepat saat pengkhotbah menceritakan kisah kematian Imam Hussein, sambil berteriak 'Haidar' para peserta mulai memukuli atau melukai kepala mereka hingga menimbulkan rasa sakit pada diri sendiri. Bahkan, anak-anak yang menghadiri ritual tersebut juga ikut melukai bagian kepala mereka dengan benda tajam.
Ritual berdarah keolompok syiah Lebanon
Banyak organisasi, termasuk pemimpin Hizbullah Lebanon, Sayyed Hasan Nasrallah, mendorong warganya agar merayakan Asyura dengan mendonorkan darah ke bank darah, bukan menetesi darah di jalan-jalan. Tidak hanya itu, seorang sarjana Syiah terkenal, Ayatollah Fadlallah, juga sempat mengecam tindakan tersebut.
Hal tersebut lantaran perayaan Asyura dianggap membahayakan diri sendiri. Para tokoh agama Lebanon menganggap, ritual berdarah itu dapat menciptakan citra negatif tentang kaum syiah.
Bahkan beberapa waktu lalu, sekitar 10 orang dari peserta ritual berdarah ini tertular human T-cell lymphotropic virus tipe 1 (HLTV-1), virus penyebab kanker darah. Para peserta ritual pengucuran darah ini tertular dari tongkat atau pisau cambuk yang digunakan saat ritual.
Meskipun ritual berdarah ini telah menyebabkan wabah HTLV-1, sampai sekarang ritual ini belum secara resmi ditetapkan sebagai kegiatan yang berisiko atas penularan virus-virus mematikan. Padahal ritual ini jamak dilakukan oleh banyak kelompok Syiah di berbagai belahan dunia. kumparan.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: