Syaihindonesia.com - Iran menutup tiga situs ziarah utama Syiah pada Senin (16/3) sebagai bagian dari upaya negara itu memerangi penyebaran virus corona baru. Tempat suci Imam Reza di Masyhad, Fatima Masumeh di Qom dan Shah Abdol-Azim di Teheran ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut berdasarkan rekomendasi komite.
Namun, penutupan situs-situs suci tersebut memicu aksi demontrasi besar-besaran oleh pengikut Syiah berdasar video yang beredar di media sosial. Teheran, Qom dan Khorasan Razavi, tempat Masyhad berada, adalah beberapa provinsi di Iran yang paling terpukul oleh wabah corona virus.
Mereka bahkan bentrok dengan polisi yang terus melarang mereka masuk ke dalam situs suci tersebut. Mereka tentu saja tidak terima dan mengamuk sejadi-jadinya. Mereka juga sempat merusak beberapa benda yang ada di dalam situs suci sebagai pelampiasan kekesalan. Beberapa dari pemrotes meneriakkan “slogan keagamaan” dan merusak pintu masuk.
Melansir Arab News, Menteri Kesehatan Iran, Saeid Namaki, mengatakan bahwa (pengelola) tempat-tempat suci dan “tempat-tempat suci lainnya yang tidak ditentukan mengumumkan bahwa mereka setuju dengan permintaan pemerintah untuk menutup sepenuhnya sampai liburan Tahun Baru.
Kerumunan yang marah menyerbu ke halaman tempat suci Imam Reza di Masyhad dan Fatima Masumeh di Qom. Penganut Syiah biasanya berdoa di situs-situs suci tersebut selama 24 jam setiap waktu. Mereka menyentuh dan mencium situs-situs ini. Inilah yang menjadikan kekhawatiran pemerintah.
Seorang ulama Syiah dalam orasinya mengatakan, Teheran salah menutup situs-situs suci tersebut. “Kami di sini untuk mengatakan bahwa Teheran salah melakukan itu,” teriaknya.
Sementara yang lainya berteriak, “Menteri Kesehatan sangat salah melakukan itu (menutup situs suci). Presiden sangat salah untuk melakukan itu,” teriak mereka.
Media setempat melaporkan, massa yang berada di lokasi lantas dibubarkan polisi. Sementara otoritas agama dan seminari Qom terkemuka menyebut demonstrasi itu sebagai “penghinaan” terhadap situs suci. Pihak-pihak ini mendesak agar pemprotes bijak dan sabar, di tengah penutupan situs suci tersebut.
TV pemerintah melaporkan bahwa Iran telah mengerahkan tim-tim untuk menyaring para pelancong yang meninggalkan kota-kota besar di 13 provinsi, termasuk ibu kota Teheran. Dengan 31 provinsi yang ada, Iran belum memutuskan apakah akan melakukan penguncian atau lockdown seperti halnya negara-negara lain. indopolitika.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Namun, penutupan situs-situs suci tersebut memicu aksi demontrasi besar-besaran oleh pengikut Syiah berdasar video yang beredar di media sosial. Teheran, Qom dan Khorasan Razavi, tempat Masyhad berada, adalah beberapa provinsi di Iran yang paling terpukul oleh wabah corona virus.
Mereka bahkan bentrok dengan polisi yang terus melarang mereka masuk ke dalam situs suci tersebut. Mereka tentu saja tidak terima dan mengamuk sejadi-jadinya. Mereka juga sempat merusak beberapa benda yang ada di dalam situs suci sebagai pelampiasan kekesalan. Beberapa dari pemrotes meneriakkan “slogan keagamaan” dan merusak pintu masuk.
Melansir Arab News, Menteri Kesehatan Iran, Saeid Namaki, mengatakan bahwa (pengelola) tempat-tempat suci dan “tempat-tempat suci lainnya yang tidak ditentukan mengumumkan bahwa mereka setuju dengan permintaan pemerintah untuk menutup sepenuhnya sampai liburan Tahun Baru.
Kerumunan yang marah menyerbu ke halaman tempat suci Imam Reza di Masyhad dan Fatima Masumeh di Qom. Penganut Syiah biasanya berdoa di situs-situs suci tersebut selama 24 jam setiap waktu. Mereka menyentuh dan mencium situs-situs ini. Inilah yang menjadikan kekhawatiran pemerintah.
Seorang ulama Syiah dalam orasinya mengatakan, Teheran salah menutup situs-situs suci tersebut. “Kami di sini untuk mengatakan bahwa Teheran salah melakukan itu,” teriaknya.
Sementara yang lainya berteriak, “Menteri Kesehatan sangat salah melakukan itu (menutup situs suci). Presiden sangat salah untuk melakukan itu,” teriak mereka.
Media setempat melaporkan, massa yang berada di lokasi lantas dibubarkan polisi. Sementara otoritas agama dan seminari Qom terkemuka menyebut demonstrasi itu sebagai “penghinaan” terhadap situs suci. Pihak-pihak ini mendesak agar pemprotes bijak dan sabar, di tengah penutupan situs suci tersebut.
TV pemerintah melaporkan bahwa Iran telah mengerahkan tim-tim untuk menyaring para pelancong yang meninggalkan kota-kota besar di 13 provinsi, termasuk ibu kota Teheran. Dengan 31 provinsi yang ada, Iran belum memutuskan apakah akan melakukan penguncian atau lockdown seperti halnya negara-negara lain. indopolitika.com
در پی بسته شدن حرم رضوی در #مشهد به دلیل مقابله با شیوع #کرونا، عدهای با پاره کردن بنرها و شکستن میلهها درصدد ورود به داخل حرم هستند
— منوتوخبر (@ManotoNews) March 16, 2020
. pic.twitter.com/85CYJtCRG6
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: