Syiahindonesia.com - Angka infeksi virus corona di Iran terus meningkat dalam beberapa terakhir. Kasus terbaru infeksi virus corona atau Covid-19 juga dialami oleh dua pejabat di negara itu.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Iran, Iraj Harirchi mengaku dirinya telah dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Melalui sebuah video yang disiarkan stasiun televisi Iran, Harirchi merilis pernyataan bahwa hasil tes menyimpulkan statusnya saat ini sudah positif terinfeksi Covid-19. Harirchi kini sedang diisolasi di kediamannya dan sedang menjalani perawatan medis.
"Saya juga tertular virus corona. Saya mengalami demam tadi malam dan hasil pemeriksaan pada tengah malam menunjukkan saya positif," kata Harirchi di video tersebut, seperti dilansir Aljazeera pada Selasa malam (25/2/2020).
Sekalipun penularan virus corona kini terus meluas di Iran, Harirchi menyatakan ia masih meyakini pemerintah negaranya akan mampu mengatasi wabah penyakit itu, beberapa pekan ke depan. Dia mengklaim Iran memiliki starategi yang efektif untuk meredam wabah virus corona.
Selain Haririchi, ada pejabat lain yang pada waktu hampir bersamaan mengumumkan bahwa hasil tes menunjukkan ia positif terinfeksi Covid-19.
Pejabat itu adalah anggota parlemen Iran, Mahmoud Sadeghi. Status Sadeghi yang sudah positif tertular Covid-19 itu diketahui dari unggahan di akun twitternya.
"Hasil tes saya positif virus corona....Saya tidak punya banyak harapan untuk hidup lebih lama," tulis Sadeghi di akun twitternya.
Wabah Virus Corona di Iran dan Polemik Data Kasus
Dua kasus infeksi terbaru yang dialami oleh dua pejabat Iran menambah data jumlah pasien virus corona di negara ini yang terus meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Hingga 25 Februari 2020 waktu setempat, menurut Kementerian Kesehatan Iran, sudah 95 orang di negara itu positif terinfeksi Covid-19. Dari jumlah itu, 15 orang meninggal dunia.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour menyatakan sejumlah kasus terbaru ditemukan di sejumlah kota. Misalnya, 16 kasus infeksi virus corona muncul di Kota Qom, sembilan di Teheran, dan dua di Mazandaran, demikian dilansir kantor berita Iran, IRNA.
Jahanpour menambahkan sejumlah pasien memiliki catatan perjalanan dari Kota Qom, sebelum dinyatakan positif terifeksi virus corona.
Dia pun memperkirakan wabah corona masih akan meluas di Iran dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, ia mengimbau warga Iran tetap tinggal di rumah dan tidak melakukan perjalanan jika tidak ada urusan terlalu penting.
Selain itu, Jahanpour mengakui Iran saat ini kekurangan peralatan untuk mendeteksi infeksi virus corona. Alat baru belum datang dari China dan lainnya masih diproduksi di Jerman serta Belanda.
Di sisi lain, muncul tudingan bahwa pemerintah Iran menutupi keadaan sebenarnya terkait dampak wabah virus corona.
Salah satu legislator dari Kota Qom, Ahmad Amiradabi Farahani menuding data pemerintah Iran soal jumlah pasien yang meninggal akibat virus corona, jauh di bawah angka sebenarnya.
Dalam laporan media oposan Iran, ILNA, yang dikutip Aljazeera, Farahani menyebut, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia di kota Qom saja sebenarnya telah mencapai 50 orang. Faharani juga mengungkapkan lebih dari 250 orang di salah satu kota suci Iran itu sudah dikarantina.
"Media-media lain [di Iran] tidak mempublikasikan informasi ini, namun kami memutuskan untuk tidak menyimpan info penting terkait virus corona ini, sebab nyawa warga sedang terancam," ujar editor ILNA, Fatemeh Madiani menanggapi berita pada akhir pekan kemarin itu.
Tuduhan bahwa data pemerintah Iran terkait kasus infeksi virus corona tidak valid telah dibantah Kementerian Kesehatan negara ini. Salah satu pejabat yang membantahnya adalah Iraj Harirchi.
"Saya dengan tegas membantah kabar itu. [...] Saat ini bukan waktunya untuk konfrontasi politik. Wabah virus corona adalah masalah nasional," ujar Harirchi.
Iran saat ini masuk daftar lima besar negara dengan kasus virus corona terbanyak. Iran berada di bawah China (78.064 kasus), Korea Selatan (1.146 kasus), Italia (322 kasus) dan Jepang (170 kasus), berdasarkan data per 26 Februari 2020.
Mengutip data Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE, jumlah pasien yang terinfeksi virus corona secara global sudah mencapai 81.002 orang. Dari jumlah itu, 2.762 orang meninggal dan 30.098 lainnya sudah pulih. tirto.id
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Iran, Iraj Harirchi mengaku dirinya telah dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Melalui sebuah video yang disiarkan stasiun televisi Iran, Harirchi merilis pernyataan bahwa hasil tes menyimpulkan statusnya saat ini sudah positif terinfeksi Covid-19. Harirchi kini sedang diisolasi di kediamannya dan sedang menjalani perawatan medis.
"Saya juga tertular virus corona. Saya mengalami demam tadi malam dan hasil pemeriksaan pada tengah malam menunjukkan saya positif," kata Harirchi di video tersebut, seperti dilansir Aljazeera pada Selasa malam (25/2/2020).
Sekalipun penularan virus corona kini terus meluas di Iran, Harirchi menyatakan ia masih meyakini pemerintah negaranya akan mampu mengatasi wabah penyakit itu, beberapa pekan ke depan. Dia mengklaim Iran memiliki starategi yang efektif untuk meredam wabah virus corona.
Selain Haririchi, ada pejabat lain yang pada waktu hampir bersamaan mengumumkan bahwa hasil tes menunjukkan ia positif terinfeksi Covid-19.
Pejabat itu adalah anggota parlemen Iran, Mahmoud Sadeghi. Status Sadeghi yang sudah positif tertular Covid-19 itu diketahui dari unggahan di akun twitternya.
"Hasil tes saya positif virus corona....Saya tidak punya banyak harapan untuk hidup lebih lama," tulis Sadeghi di akun twitternya.
Wabah Virus Corona di Iran dan Polemik Data Kasus
Dua kasus infeksi terbaru yang dialami oleh dua pejabat Iran menambah data jumlah pasien virus corona di negara ini yang terus meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Hingga 25 Februari 2020 waktu setempat, menurut Kementerian Kesehatan Iran, sudah 95 orang di negara itu positif terinfeksi Covid-19. Dari jumlah itu, 15 orang meninggal dunia.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour menyatakan sejumlah kasus terbaru ditemukan di sejumlah kota. Misalnya, 16 kasus infeksi virus corona muncul di Kota Qom, sembilan di Teheran, dan dua di Mazandaran, demikian dilansir kantor berita Iran, IRNA.
Jahanpour menambahkan sejumlah pasien memiliki catatan perjalanan dari Kota Qom, sebelum dinyatakan positif terifeksi virus corona.
Dia pun memperkirakan wabah corona masih akan meluas di Iran dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, ia mengimbau warga Iran tetap tinggal di rumah dan tidak melakukan perjalanan jika tidak ada urusan terlalu penting.
Selain itu, Jahanpour mengakui Iran saat ini kekurangan peralatan untuk mendeteksi infeksi virus corona. Alat baru belum datang dari China dan lainnya masih diproduksi di Jerman serta Belanda.
Di sisi lain, muncul tudingan bahwa pemerintah Iran menutupi keadaan sebenarnya terkait dampak wabah virus corona.
Salah satu legislator dari Kota Qom, Ahmad Amiradabi Farahani menuding data pemerintah Iran soal jumlah pasien yang meninggal akibat virus corona, jauh di bawah angka sebenarnya.
Dalam laporan media oposan Iran, ILNA, yang dikutip Aljazeera, Farahani menyebut, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia di kota Qom saja sebenarnya telah mencapai 50 orang. Faharani juga mengungkapkan lebih dari 250 orang di salah satu kota suci Iran itu sudah dikarantina.
"Media-media lain [di Iran] tidak mempublikasikan informasi ini, namun kami memutuskan untuk tidak menyimpan info penting terkait virus corona ini, sebab nyawa warga sedang terancam," ujar editor ILNA, Fatemeh Madiani menanggapi berita pada akhir pekan kemarin itu.
Tuduhan bahwa data pemerintah Iran terkait kasus infeksi virus corona tidak valid telah dibantah Kementerian Kesehatan negara ini. Salah satu pejabat yang membantahnya adalah Iraj Harirchi.
"Saya dengan tegas membantah kabar itu. [...] Saat ini bukan waktunya untuk konfrontasi politik. Wabah virus corona adalah masalah nasional," ujar Harirchi.
Iran saat ini masuk daftar lima besar negara dengan kasus virus corona terbanyak. Iran berada di bawah China (78.064 kasus), Korea Selatan (1.146 kasus), Italia (322 kasus) dan Jepang (170 kasus), berdasarkan data per 26 Februari 2020.
Mengutip data Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE, jumlah pasien yang terinfeksi virus corona secara global sudah mencapai 81.002 orang. Dari jumlah itu, 2.762 orang meninggal dan 30.098 lainnya sudah pulih. tirto.id
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: