Syiahindonesia.com - Hossein Amir Abdallahian, Asisten Khusus untuk Presiden Parlemen Iran untuk Urusan Internasional, mengungkapkan fakta bahwa pasukan Iran belum ditarik dari Suriah, mengatakan hubungan Iran-Suriah sebagai hubungan strategis.
Abdullahian mengklaim dalam sebuah wawancara dengan Al-Alam TV, bahwa pasukan penasihat “anti-teroris” Iran pergi ke Suriah atas undangan rezim Asad dan mereka tidak menyerukan pengurangan kerja samanya dengan Suriah di bidang “perang melawan terorisme”.
“Penasihat kami masih di pihak Angkatan Bersenjata Suriah, juga di sisi bantuan yang diberikan oleh Angkatan Udara Rusia, dan mereka mengambil langkah untuk melanjutkan perjuangan melawan ‘terorisme’ di Suriah. Tentu saja, ‘terorisme’ masih ada dan belum diberantas dari Suriah. Ada konsekuensi gangguan stabilitas keamanan dan stabilitas yang mungkin mencapai Iran,” klaimnya seperti dilansir AMN (18/5/2020).
Dia menjelaskan bahwa “tidak ada pembenaran bagi ‘Republik Islam’ untuk mengurangi jumlah pasukannya di Suriah,” menekankan bahwa “pemerintah Suriah terus memanggil dan menuntut agar kami membantunya dalam perang melawan ‘terorisme. Kami akan berada di sisinya dengan kekuatan penuh untuk memerangi ‘terorisme’ dan stabilitas keamanan dan perdamaian di Suriah.”
Dia menambahkan, “kehadiran penasihat Iran akan terus berlanjut di Suriah selama pemerintah Suriah meminta itu dari Teheran.”
Abdullahian juga menekankan bahwa “Amerika ingin menghapus Presiden Suriah Bashar Asad dan menggulingkan sistem politik di Suriah, tetapi mereka gagal, dan hari ini mereka mengirim pesan kepada Presiden Asad dan menawarkan kepadanya perjanjian untuk mendapat peluang di Suriah.” (haninmazaya/arrahmah.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Abdullahian mengklaim dalam sebuah wawancara dengan Al-Alam TV, bahwa pasukan penasihat “anti-teroris” Iran pergi ke Suriah atas undangan rezim Asad dan mereka tidak menyerukan pengurangan kerja samanya dengan Suriah di bidang “perang melawan terorisme”.
“Penasihat kami masih di pihak Angkatan Bersenjata Suriah, juga di sisi bantuan yang diberikan oleh Angkatan Udara Rusia, dan mereka mengambil langkah untuk melanjutkan perjuangan melawan ‘terorisme’ di Suriah. Tentu saja, ‘terorisme’ masih ada dan belum diberantas dari Suriah. Ada konsekuensi gangguan stabilitas keamanan dan stabilitas yang mungkin mencapai Iran,” klaimnya seperti dilansir AMN (18/5/2020).
Dia menjelaskan bahwa “tidak ada pembenaran bagi ‘Republik Islam’ untuk mengurangi jumlah pasukannya di Suriah,” menekankan bahwa “pemerintah Suriah terus memanggil dan menuntut agar kami membantunya dalam perang melawan ‘terorisme. Kami akan berada di sisinya dengan kekuatan penuh untuk memerangi ‘terorisme’ dan stabilitas keamanan dan perdamaian di Suriah.”
Dia menambahkan, “kehadiran penasihat Iran akan terus berlanjut di Suriah selama pemerintah Suriah meminta itu dari Teheran.”
Abdullahian juga menekankan bahwa “Amerika ingin menghapus Presiden Suriah Bashar Asad dan menggulingkan sistem politik di Suriah, tetapi mereka gagal, dan hari ini mereka mengirim pesan kepada Presiden Asad dan menawarkan kepadanya perjanjian untuk mendapat peluang di Suriah.” (haninmazaya/arrahmah.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: