Syiahindonesia.com, Jakarta - Permusuhan antara orang terkaya di Suriah, Rami Makhlouf dengan Presiden Bashar al-Assad semakin memanas dengan beredarnya video pengusaha itu di Facebook menyatakan dia terancam ditangkap dan perusahaan telekomunikasi miliknya akan ditutup, kecuali dia menyerahkan keuntungan bisnisnya kepada pemerintah.
Makhlouf, sepupu Presiden Assad, untuk ketiga kalinya sejak April lalu mengeluarkan tudingan terhadap pemerintahan di Damaskus. Untuk tudingan ketiga ini, dia mengunggah video pernyataannya di Facebook berdurasi 16 menit.
Makhlouf sebagai pemilik operator telepon bergerak terbesar di Suriah, Syriatel dan memiliki saham di perusahaan listrik, minyak, dan properti, mengatakan pemerintah Damaskus meminta dirinya menyerahkan 120 persen dari profit bisnisnya atau akan ditangkap.
Pemerintahan Assad telah melakukan berbagai upaya untuk menguasai kekayaan Makhlouf melalui kampanye anti-korupsi. Hal ini dilakukan untuk menopang keuangan negara.
Menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights yang memantau perang Suriah selama ini, sekitar 40 pegawai Syriatel dan 19 pegawai dari lembaga amal Al-Bustan ditangkapi sejak April lalu.
Makhlouf kemudian melakukan perlawanan terbuka sejak akhir April, awal Mei hingga kemarin setelah selama 9 tahun perang di Suriah, dia memilih tidak muncul di publik.
Pemerintah Suriah akan membebaskan para pegawai Makhlouf jika dia membayar US$ 185 juta dan mundur dari Syriatel.
Makhlouf menuding aparat keamanan yang menangkap pegawainya itu bermaksud mengintimidasi dirinya agar mundur dari bisnis yang dijalankannya selama ini.
Dia kemudian mendesak Presiden Assad untuk ikut campur dan menjadwal kembali pembayaran itu.
Mahklouf pun menegaskan dirinya tidak akan mundur dari Syriatel. Namun dia bersedia membayar sejumlah uang yang dituntut pemerintah Suriah.
"Siapa saja yang berpikir saya akan mundur dengan kondisi ini, tidak mengenal saya," kata Makhlouf sebagaimana dilaporkan Arab News, 17 Mei 2020.
Guardian melaporkan, taipan Mahklouf telah membiayai pemimpin Suriah selama 20 tahun terakhir dan perang yang berlangsung sejak tahun 2012.
Mahklouf mengendalikan hingga 60 persen perekonomian Suriah dan meraup kekayaan mencapai US$ 10 juta.
Pada awal September 2019 muncul laporan dari Mirror.co.uk bahwa Assad berseteru dengan sepupunya itu terkait bagaimana Suriah membayar pinjaman dari Rusia saat perang sipil di negara itu berkecamuk.
Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah menagih pinjaman perang kepada pemerintahan Bashar al-Assad senilai sekitar Rp 42 triliun. dunia.tempo.co
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Makhlouf, sepupu Presiden Assad, untuk ketiga kalinya sejak April lalu mengeluarkan tudingan terhadap pemerintahan di Damaskus. Untuk tudingan ketiga ini, dia mengunggah video pernyataannya di Facebook berdurasi 16 menit.
Makhlouf sebagai pemilik operator telepon bergerak terbesar di Suriah, Syriatel dan memiliki saham di perusahaan listrik, minyak, dan properti, mengatakan pemerintah Damaskus meminta dirinya menyerahkan 120 persen dari profit bisnisnya atau akan ditangkap.
Pemerintahan Assad telah melakukan berbagai upaya untuk menguasai kekayaan Makhlouf melalui kampanye anti-korupsi. Hal ini dilakukan untuk menopang keuangan negara.
Menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights yang memantau perang Suriah selama ini, sekitar 40 pegawai Syriatel dan 19 pegawai dari lembaga amal Al-Bustan ditangkapi sejak April lalu.
Makhlouf kemudian melakukan perlawanan terbuka sejak akhir April, awal Mei hingga kemarin setelah selama 9 tahun perang di Suriah, dia memilih tidak muncul di publik.
Pemerintah Suriah akan membebaskan para pegawai Makhlouf jika dia membayar US$ 185 juta dan mundur dari Syriatel.
Makhlouf menuding aparat keamanan yang menangkap pegawainya itu bermaksud mengintimidasi dirinya agar mundur dari bisnis yang dijalankannya selama ini.
Dia kemudian mendesak Presiden Assad untuk ikut campur dan menjadwal kembali pembayaran itu.
Mahklouf pun menegaskan dirinya tidak akan mundur dari Syriatel. Namun dia bersedia membayar sejumlah uang yang dituntut pemerintah Suriah.
"Siapa saja yang berpikir saya akan mundur dengan kondisi ini, tidak mengenal saya," kata Makhlouf sebagaimana dilaporkan Arab News, 17 Mei 2020.
Guardian melaporkan, taipan Mahklouf telah membiayai pemimpin Suriah selama 20 tahun terakhir dan perang yang berlangsung sejak tahun 2012.
Mahklouf mengendalikan hingga 60 persen perekonomian Suriah dan meraup kekayaan mencapai US$ 10 juta.
Pada awal September 2019 muncul laporan dari Mirror.co.uk bahwa Assad berseteru dengan sepupunya itu terkait bagaimana Suriah membayar pinjaman dari Rusia saat perang sipil di negara itu berkecamuk.
Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah menagih pinjaman perang kepada pemerintahan Bashar al-Assad senilai sekitar Rp 42 triliun. dunia.tempo.co
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: