Syiahindonesia.com - Departemen Luar Negeri AS mengecam laporan PBB baru-baru ini, yang mengatakan operasi mereka terhadap komandan Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, melanggar hukum internasional.
Menurut pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus, komandan Pasukan Quds Iran adalah “teroris paling berdarah di dunia, lansir AMN (9/7/2020).
“Dibutuhkan ketidakjujuran intelektual khusus untuk mengeluarkan laporan yang mengecam Amerika Serikat karena bertindak membela diri, sementara di masa lalu Jenderal Soleimani terkenal sebagai salah satu teroris paling mematikan di dunia,” ujar Ortagus.
Dia bersikeras bahwa Soleimani telah “melakukan tindakan teroris untuk mengacaukan Timur Tengah selama dua puluh tahun terakhir.”
“Soleimani dan Pasukan Quds-nya bertanggung jawab atas pembunuhan ratusan pasukan Amerika dan koalisi dan melukai ribuan lainnya,” tambahnya.
Qassem Soleimani dibunuh oleh militer AS pada malam 3 Januari 2020, di dekat Bandara Internasional Baghdad.
Saat itu, Wakil Kepala milisi Syiah Irak, Abu Mahdi Al-Mohandis juga berada bersamanya dan tewas dalam serangan pesawat tak berawak oleh AS.
Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) kemudian menanggapi serangan AS dengan menembakkan beberapa rudal ke pasukan AS di Irak. (haninmazaya/arrahmah.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Menurut pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus, komandan Pasukan Quds Iran adalah “teroris paling berdarah di dunia, lansir AMN (9/7/2020).
“Dibutuhkan ketidakjujuran intelektual khusus untuk mengeluarkan laporan yang mengecam Amerika Serikat karena bertindak membela diri, sementara di masa lalu Jenderal Soleimani terkenal sebagai salah satu teroris paling mematikan di dunia,” ujar Ortagus.
Dia bersikeras bahwa Soleimani telah “melakukan tindakan teroris untuk mengacaukan Timur Tengah selama dua puluh tahun terakhir.”
“Soleimani dan Pasukan Quds-nya bertanggung jawab atas pembunuhan ratusan pasukan Amerika dan koalisi dan melukai ribuan lainnya,” tambahnya.
Qassem Soleimani dibunuh oleh militer AS pada malam 3 Januari 2020, di dekat Bandara Internasional Baghdad.
Saat itu, Wakil Kepala milisi Syiah Irak, Abu Mahdi Al-Mohandis juga berada bersamanya dan tewas dalam serangan pesawat tak berawak oleh AS.
Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) kemudian menanggapi serangan AS dengan menembakkan beberapa rudal ke pasukan AS di Irak. (haninmazaya/arrahmah.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: