Syaihindonesia.com - Peristiwa Solo dimana terjadi konflik antara Laskar umat Islam yang peduli terhadap bahaya gerakan Syi'ah dengan kelompok Syi'ah pimpinan Habib Umar Assegaf telah menyedot perhatian. Terjadi pemutarbalikkan fakta dan opini yang dikembangkan seolah-olah terjadi aksi radikalisme sepihak.
Acara ritual Syi'ah memperingati Idul Ghadir Khum itu dikemas dengan acara do'a bersama dan "midodareni" yakni acara adat menjelang pernikahan. Iedul Ghadir sendiri adalah acara Syi'ah untuk mengenang peristiwa, yang menurut orang Syi'ah, pengangkatan Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti Nabi. Menurut umat Islam tafsir Syi'ah terhadap peristiwa ini tidak benar.
Dalam perayaan Iedul Ghadir tersebut keyakinan pengangkatan atau penunjukkan Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti Nabi membawa konsekuensi pada ketidakbenaran pengangkatan Abubakar Shiddiq Ra, Umar bin Khattab Ra serta Usman bin Affan Ra. Artinya menurut Syi'ah ketiga Shahabat Rosulullah SAW tersebut dianggap telah merebut hak Ali bin Abi Thalib Ra.
Bukan saja tidak mengakui kekhalifahan pimpinan Abubakar Ra, Umar Ra dan Usman Ra tetapi lebih jauh pengikut Syi'ah menista dan melaknat ketiga Shahabat mulia tersebut. Bahkan menyebut ketiganya di neraka. Betapa keji tuduhan orang Syi'ah itu. Iedul Ghadir adalah perayaan yang berkaitan dengan penistaan tersebut.
Cara cara Syi'ah menistakan Shahabat mulia Nabi melalui acara perayaan Iedul Ghadir yang dikemas dengan acara "midodareni" hanya kamuflase atau tipu-tipu saja.
Aksi kekerasan adalah ekses dari caci maki atau laknat yang biasa dilakukan oleh pengikut Syi'ah pada acara Iedul Ghadir. Semua pihak diharapkan memahami faktor utama dari penyebab insiden.
Di sisi lain aparat keamanan semestinya bertindak adil dan obyektif serta mengusut perilaku Habib Umar Assegaf yang memanfaatkan atau berpura pura mengadakan acara midodareni dalam menutupi acara Iedul Ghadir yang menyakiti hati umat Islam.
Pemerintah harus bersikap tegas terhadap penyimpangan ajaran sesat Syi'ah dengan melarang acara ritual Syi'ah yang bermuatan penodaan kesucian Al Qur'an dan As Sunnah, serta menista tanpa dasar syar'i istri istri dan shahabat Rosulullah SAW.
Umat Islam senantiasa dituntut selalu waspada terhadap manipulasi acara sesat Syi'ah seperti iedul ghadir dan assyura yang sering dikaitkan dengan acara midodareni, syukuran, khaul, dan lainnya. Dampak buruk yang selalu terjadi adalah konflik berulang antara umat Islam dengan kaum Syi'ah.
*) Pemerhati Politik dan Keagamaan.
Bandung, 16 Agustus 2020
annasindonesia.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: