Syiahindonesia.com - SEORANG Muslim harus mengedepankan keimanannya. Termasuk dalam mengimani tanda-tanda yang bakal muncul menjelang terjadinya Hari Kiamat. Satu di antara tanda-tanda itu adalah akan munculnya Al-Mahdi.
Ahlus Sunnah wal Jamaah meyakini bahwa Al-Mahdi akan muncul pada akhir zaman, sebelum Nabi Isa as turun. Dia seorang laki-laki keturunan ahlul bait. Melalui dia, Allah SWT kokohkan agama. Dia akan berkuasa selama tujuh tahun. Pada masanya bumi dipenuhi dengan keadilan sebagaimana kelaliman dan kezaliman sempat meliputi bumi sebelumnya. Umat merasakan nikmat di bawah kekuasaannya dan belum pernah ada kenikmatan yang dirasakan seperti itu. Bumi mengeluarkan tetumbuhan, langit mengguyuri dengan hujan. Kala itu, harta diberikan tanpa batas. (Asyrath As-Sa’ah, Yusuf bin Abdillah Al-Wabil, hal. 249, At-Tadzkirah fi Ahwalil Mauta wa Umuril Akhirah, Al-Qurthubi, hal. 517)
Ahlus Sunnah wal Jamaah juga meyakini bahwa Al Mahdi adalah seorang laki-laki yang bernama seperti Rasulullah SAW dan nama ayahnya seperti nama ayah Nabi SAW Maka, dia bernama Muhammad atau Ahmad bin Abdillah. Dia dari keturunan Fathimah bintu Rasulillah SAW, kemudian berasal dari Al-Hasan bin ‘Ali ra. Menurut Ibnu Katsir ra dalam An-Nihayah fil Fitan wal Malahim, disebutkan nama Al-Mahdi adalah Muhammad bin Abdillah Al-‘Alawi Al-Fathimi Al-Hasani.
Berbeda dengan kaum Syi’ah. Al-Mahdi di kalangan mereka adalah penghuni bangunan di bawah tanah, yaitu imam keduabelas dari silsilah al-imamiyyah al-itsna ‘asyariyyah. Dia bernama Muhammad bin Al-Hasan Al-‘Askari, seorang imam al-muntazhar (yang ditunggu) kemunculannya dari tempat persembunyiannya di Samarra`.
Maka, sosok Al-Mahdi yang disebutkan kalangan Syiah Rafidhah adalah sosok yang batil. Ini bertentangan dengan hadits-hadits shahih sebagaimana dinyatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra, Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra:
لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ يَوْمٌ لَطَوَّلَ اللهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يُبْعَثَ فِيْهِ رَجُلٌ مِنِّي أَوْ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي، يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيْهِ اسْمَ أَبِي، يَمْلَأُ اْلأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ جُوْرًا وَظُلْمًا
“Andai tak tersisa lagi di dunia kecuali satu hari yang Allah panjangkan hari itu sehingga akan muncul seorang laki-laki dari keturunanku atau dari ahli baitku, yang namanya sama dengan namaku, nama ayahnya sama dengan nama ayahku, (saat itu) bumi dipenuhi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya yang diliputi dengan kelaliman dan kezaliman.” (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad)
Maka sesungguhnya lafadz:
يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيْهِ اسْمَ أَبِي
“Namanya sama dengan namaku, nama ayahnya sama dengan nama ayahku.” (menunjukkan) bahwa Al-Mahdi yang dikabarkan Nabi SAW namanya Muhammad bin Abdillah bukan Muhammad bin Al-Hasan.
Orang-orang Syiah berkeyakinan bahwa Al-Mahdi tengah sembunyi. Sebagaimana dinyatakan Al-Hafizh Abu Nu’aim Al-Ashbahani ra yang mengutip pernyataan Al-Kulaini (seorang ulama terkemuka Syiah) dalam kitabnya Al-Kafi, bahwa Al-Mahdi yang diyakini kaum Syiah terhalangi kemunculannya karena takut dibunuh. Lantas, dia akan muncul dari dalam bangunan bawah tanah Samarra.
Maka perkataan kaum Syi’ah yang meyakini Al-Mahdi menetap dalam bangunan bawah tanah Samarra cuma sekadar mitos belaka. Seperti diungkapkan Ibnu Katsir ra dalam An-Nihayah fil Fitan wal Malahim (hal. 44), bahwa keyakinan orang-orang Rafidhah yang menyatakan bahwa Al-Mahdi sekarang berada di bangunan bawah tanah Samarra dan mereka akan menunggu munculnya pada akhir zaman nanti; merupakan satu bentuk igauan yang hina dari setan. Sebab, tidak ada dalil maupun keterangan sama sekali baik dari Alquran maupun As-Sunnah. Tidak pula dari akal yang shahih dan istihsan.
Apakah Ya’juj dan Ma’juj Telah Keluar? (1)
Keyakinan yang wajib, di kalangan Ahlus Sunnah dan selainnya seperti Asya’irah, menunjukkan kenyataan yang kuat dan tidak diragukan lagi. Berita tentang Al-Mahdi itu benar-benar akan terjadi di akhir zaman. Dan tidak ada kaitan sama sekali secara hakikat yang kuat (Al-Mahdi) di kalangan Ahlus Sunnah dengan akidah Syiah. Karena, keyakinan Syiah, bahwa (Al-Mahdi) yang akan keluar adalah Mahdi Al-Muntazhar (yang ditunggu kemunculannya) bernama Muhammad bin Al-Hasan al-‘Askari dari garis keturunan Al-Husain ra. Maka, apa yang diyakini kaum Syiah ini secara hakiki tidak ada.
Keyakinan mereka yang dinisbatkan terhadap Al-Mahdi menurut versi mereka tidak ada asal-usulnya. Secara hakikat, Al-Mahdi yang menjadi keyakinan kaum Syiah dibangun atas dasar akidah waham. Tidak nyata, tidak ada wujudnya. Kecuali masalah keimamahan ‘Ali bin Abi Thalib dan puteranya, Al-Hasan ra. Dan keduanya, ‘Ali bin Abi Thalib dan Al-Hasan, berlepas diri dari kaum Syi’ah dan segala bentuk keyakinan mereka tanpa diragukan lagi
Karenanya, meyakini akan munculnya Al-Mahdi sebagaimana disebutkan dalam riwayat-riwayat yang shahih adalah sebuah keniscayaan. Ini merupakan bagian dari keyakinan (i’tiqad) Ahlus Sunnah wal Jamaah. islampos.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Ahlus Sunnah wal Jamaah meyakini bahwa Al-Mahdi akan muncul pada akhir zaman, sebelum Nabi Isa as turun. Dia seorang laki-laki keturunan ahlul bait. Melalui dia, Allah SWT kokohkan agama. Dia akan berkuasa selama tujuh tahun. Pada masanya bumi dipenuhi dengan keadilan sebagaimana kelaliman dan kezaliman sempat meliputi bumi sebelumnya. Umat merasakan nikmat di bawah kekuasaannya dan belum pernah ada kenikmatan yang dirasakan seperti itu. Bumi mengeluarkan tetumbuhan, langit mengguyuri dengan hujan. Kala itu, harta diberikan tanpa batas. (Asyrath As-Sa’ah, Yusuf bin Abdillah Al-Wabil, hal. 249, At-Tadzkirah fi Ahwalil Mauta wa Umuril Akhirah, Al-Qurthubi, hal. 517)
Ahlus Sunnah wal Jamaah juga meyakini bahwa Al Mahdi adalah seorang laki-laki yang bernama seperti Rasulullah SAW dan nama ayahnya seperti nama ayah Nabi SAW Maka, dia bernama Muhammad atau Ahmad bin Abdillah. Dia dari keturunan Fathimah bintu Rasulillah SAW, kemudian berasal dari Al-Hasan bin ‘Ali ra. Menurut Ibnu Katsir ra dalam An-Nihayah fil Fitan wal Malahim, disebutkan nama Al-Mahdi adalah Muhammad bin Abdillah Al-‘Alawi Al-Fathimi Al-Hasani.
Berbeda dengan kaum Syi’ah. Al-Mahdi di kalangan mereka adalah penghuni bangunan di bawah tanah, yaitu imam keduabelas dari silsilah al-imamiyyah al-itsna ‘asyariyyah. Dia bernama Muhammad bin Al-Hasan Al-‘Askari, seorang imam al-muntazhar (yang ditunggu) kemunculannya dari tempat persembunyiannya di Samarra`.
Maka, sosok Al-Mahdi yang disebutkan kalangan Syiah Rafidhah adalah sosok yang batil. Ini bertentangan dengan hadits-hadits shahih sebagaimana dinyatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra, Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra:
لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ يَوْمٌ لَطَوَّلَ اللهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يُبْعَثَ فِيْهِ رَجُلٌ مِنِّي أَوْ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي، يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيْهِ اسْمَ أَبِي، يَمْلَأُ اْلأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ جُوْرًا وَظُلْمًا
“Andai tak tersisa lagi di dunia kecuali satu hari yang Allah panjangkan hari itu sehingga akan muncul seorang laki-laki dari keturunanku atau dari ahli baitku, yang namanya sama dengan namaku, nama ayahnya sama dengan nama ayahku, (saat itu) bumi dipenuhi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya yang diliputi dengan kelaliman dan kezaliman.” (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad)
Maka sesungguhnya lafadz:
يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيْهِ اسْمَ أَبِي
“Namanya sama dengan namaku, nama ayahnya sama dengan nama ayahku.” (menunjukkan) bahwa Al-Mahdi yang dikabarkan Nabi SAW namanya Muhammad bin Abdillah bukan Muhammad bin Al-Hasan.
Orang-orang Syiah berkeyakinan bahwa Al-Mahdi tengah sembunyi. Sebagaimana dinyatakan Al-Hafizh Abu Nu’aim Al-Ashbahani ra yang mengutip pernyataan Al-Kulaini (seorang ulama terkemuka Syiah) dalam kitabnya Al-Kafi, bahwa Al-Mahdi yang diyakini kaum Syiah terhalangi kemunculannya karena takut dibunuh. Lantas, dia akan muncul dari dalam bangunan bawah tanah Samarra.
Maka perkataan kaum Syi’ah yang meyakini Al-Mahdi menetap dalam bangunan bawah tanah Samarra cuma sekadar mitos belaka. Seperti diungkapkan Ibnu Katsir ra dalam An-Nihayah fil Fitan wal Malahim (hal. 44), bahwa keyakinan orang-orang Rafidhah yang menyatakan bahwa Al-Mahdi sekarang berada di bangunan bawah tanah Samarra dan mereka akan menunggu munculnya pada akhir zaman nanti; merupakan satu bentuk igauan yang hina dari setan. Sebab, tidak ada dalil maupun keterangan sama sekali baik dari Alquran maupun As-Sunnah. Tidak pula dari akal yang shahih dan istihsan.
Apakah Ya’juj dan Ma’juj Telah Keluar? (1)
Keyakinan yang wajib, di kalangan Ahlus Sunnah dan selainnya seperti Asya’irah, menunjukkan kenyataan yang kuat dan tidak diragukan lagi. Berita tentang Al-Mahdi itu benar-benar akan terjadi di akhir zaman. Dan tidak ada kaitan sama sekali secara hakikat yang kuat (Al-Mahdi) di kalangan Ahlus Sunnah dengan akidah Syiah. Karena, keyakinan Syiah, bahwa (Al-Mahdi) yang akan keluar adalah Mahdi Al-Muntazhar (yang ditunggu kemunculannya) bernama Muhammad bin Al-Hasan al-‘Askari dari garis keturunan Al-Husain ra. Maka, apa yang diyakini kaum Syiah ini secara hakiki tidak ada.
Keyakinan mereka yang dinisbatkan terhadap Al-Mahdi menurut versi mereka tidak ada asal-usulnya. Secara hakikat, Al-Mahdi yang menjadi keyakinan kaum Syiah dibangun atas dasar akidah waham. Tidak nyata, tidak ada wujudnya. Kecuali masalah keimamahan ‘Ali bin Abi Thalib dan puteranya, Al-Hasan ra. Dan keduanya, ‘Ali bin Abi Thalib dan Al-Hasan, berlepas diri dari kaum Syi’ah dan segala bentuk keyakinan mereka tanpa diragukan lagi
Karenanya, meyakini akan munculnya Al-Mahdi sebagaimana disebutkan dalam riwayat-riwayat yang shahih adalah sebuah keniscayaan. Ini merupakan bagian dari keyakinan (i’tiqad) Ahlus Sunnah wal Jamaah. islampos.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: