Syiahindonesia.com - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan Iran berencana kembali memasang sentrifugal canggih untuk pengayaan uranium di fasilitas bawah tanah. Aktivitas tersebut melanggar kesepakatan nuklir (JCPOA) 2015.
IAEA merilis laporan terbaru pada Jumat (4/12/2020), langkah yang akan menambah tekanan pada Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Joe Biden.
Ilmuwan Nuklir Dibunuh, Iran Kemungkinan Serang Fasilitas Israel di Beberapa Negara
Dalam laporannya, IAEA mengungkap aktivitas Iran memasang tiga kaskade tambahan, atau klaster sentrifugal IR-2m canggih di fasilitas bawah tanah di Natanz--fasilitas nuklir Iran yang dibangun untuk menahan serangan udara.
Kesepakatan nuklir Iran (JCPOA) 2015 hanya memperbolehkan Teheran menggunakan sentrifugal IR-1 generasi pertama yang kurang efisien di fasilitas bawah tanah. IR-1 menjadi satu-satunya mesin yang dapata digunakan Iran untuk melakukan pengayaan uranium.
Iran pasang puluhan ribu mesin sentrifugal
Video Wawancara Khusus Menlu Retno Marsudi soal Agenda Kesepakatan Damai Taliban di Qatar
Iran dilaporkan belum lama ini memindahkan satu kaskade berisi 174 mesin IR-2m di fasilitas bawah tanah d Natanz serta melakukan pengayaan uranium.
Rencananya, Iran akan memasang dua kaskade model canggih lainnya selain 5.060 mesin IR-1 yang telah melakukan pengayaan uranium selama bertahun-tahun di fasilitas yang dibangun untuk lebih dari 50.000 mesin sentrifugal.
"Dalam surat bertanggal 2 Desember 2020, Iran memberi tahu IAEA bermaksud bahwa operator Pabrik Pengayaan Bahan Bakar (FEP) di Natanz bermaksud memulai pemasangan tiga kaskade mesin sentrifugal IR-2m," ungkap laporan IAEA.
"Iran memindahkan IR-2m ke bawah tanah dari fasilitas di atas tanah di Natanz," lanjutnya.
Iran telah melanggar banyak pembatasan dalam aktivitas nuklirnya sebagai tanggapan atas penarikan diri Presiden AS Donald Trump dari perjanjian tersebut dan penerapan kembali sanksi ekonomi pada Iran.
Tak terpengaruh pembunuhan ahli nuklir Mohsen Fakhrizabed
Teheran mengatakan pelanggarannya dapat dengan cepat dibatalkan jika sanksi Washington dicabut.
Insiden pembunuhan ahli nuklir Iran, Mohsen Fakhrizabed diyakini tidak akan memberi dampak signifikan bagi aktivitas nuklir Teheran. Mohsen dibunuh pada Jumat pekan lalu, Iran meyakini Israel berada di balik operasi intelijen yang menargetkan Mohsen.
Pada 2018 lalu, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu berulang kali menyebut nama Mohsen sebagai tokoh berbahaya bagi Israel.
Mendekati akhir masa jabatan di Gedung Putih, Presiden Trump sempat mengatakan akan meningkatkan sanksi bagi Iran, serta dikabarkan telah menyiapkan rencana serangan ke fasilitas nuklir Teheran. inews.id
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
IAEA merilis laporan terbaru pada Jumat (4/12/2020), langkah yang akan menambah tekanan pada Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Joe Biden.
Ilmuwan Nuklir Dibunuh, Iran Kemungkinan Serang Fasilitas Israel di Beberapa Negara
Dalam laporannya, IAEA mengungkap aktivitas Iran memasang tiga kaskade tambahan, atau klaster sentrifugal IR-2m canggih di fasilitas bawah tanah di Natanz--fasilitas nuklir Iran yang dibangun untuk menahan serangan udara.
Kesepakatan nuklir Iran (JCPOA) 2015 hanya memperbolehkan Teheran menggunakan sentrifugal IR-1 generasi pertama yang kurang efisien di fasilitas bawah tanah. IR-1 menjadi satu-satunya mesin yang dapata digunakan Iran untuk melakukan pengayaan uranium.
Iran pasang puluhan ribu mesin sentrifugal
Video Wawancara Khusus Menlu Retno Marsudi soal Agenda Kesepakatan Damai Taliban di Qatar
Iran dilaporkan belum lama ini memindahkan satu kaskade berisi 174 mesin IR-2m di fasilitas bawah tanah d Natanz serta melakukan pengayaan uranium.
Rencananya, Iran akan memasang dua kaskade model canggih lainnya selain 5.060 mesin IR-1 yang telah melakukan pengayaan uranium selama bertahun-tahun di fasilitas yang dibangun untuk lebih dari 50.000 mesin sentrifugal.
"Dalam surat bertanggal 2 Desember 2020, Iran memberi tahu IAEA bermaksud bahwa operator Pabrik Pengayaan Bahan Bakar (FEP) di Natanz bermaksud memulai pemasangan tiga kaskade mesin sentrifugal IR-2m," ungkap laporan IAEA.
"Iran memindahkan IR-2m ke bawah tanah dari fasilitas di atas tanah di Natanz," lanjutnya.
Iran telah melanggar banyak pembatasan dalam aktivitas nuklirnya sebagai tanggapan atas penarikan diri Presiden AS Donald Trump dari perjanjian tersebut dan penerapan kembali sanksi ekonomi pada Iran.
Tak terpengaruh pembunuhan ahli nuklir Mohsen Fakhrizabed
Teheran mengatakan pelanggarannya dapat dengan cepat dibatalkan jika sanksi Washington dicabut.
Insiden pembunuhan ahli nuklir Iran, Mohsen Fakhrizabed diyakini tidak akan memberi dampak signifikan bagi aktivitas nuklir Teheran. Mohsen dibunuh pada Jumat pekan lalu, Iran meyakini Israel berada di balik operasi intelijen yang menargetkan Mohsen.
Pada 2018 lalu, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu berulang kali menyebut nama Mohsen sebagai tokoh berbahaya bagi Israel.
Mendekati akhir masa jabatan di Gedung Putih, Presiden Trump sempat mengatakan akan meningkatkan sanksi bagi Iran, serta dikabarkan telah menyiapkan rencana serangan ke fasilitas nuklir Teheran. inews.id
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: