Teheran - Iran mencatatkan rekor kasus infeksi Corona dua hari berturut-turut. Pada Selasa (27/7), kasus Corona di Iran mencapai 34.900 kasus.
Dilansir Associated Press, rekor kasus baru Corona di Iran padahal baru terjadi sehari sebelumnya, yakni pada Senin (26/7) sebanyak 31.814 kasus. Lonjakan kasus Corona diduga disebabkan oleh varian Delta.
Otoritas kesehatan Iran mencatat 357 kematian akibat COVID-19 pada hari Selasa (27/7), sehingga total jumlah kematian menjadi 89.479 kasus, yang mana angka ini menjadi yang tertinggi di Timur Tengah.
Penyebaran varian Delta yang mengkhawatirkan membuat pemerintah Iran menerapkan kebijakan pembatasan baru pada minggu lalu. Kantor-kantor negara, tempat-tempat umum dan bisnis yang tidak penting di ibukota Teheran ditutup. Meski pada kenyataannya, mal dan pasar tetap sibuk seperti biasa dan para pekerja tetap memadati kantor dan stasiun metro.
Pejabat-pejabat kesehatan di Iran memperingatkan bahwa rumah sakit di Teheran kewalahan menerima banyaknya pasien COVID yang harus ditangani. Pasien COVID-19 tersebut rata-rata mengalami gejala sesak nafas.
Kurang dari 3% warga Iran telah divaksinasi COVID-19 2 kali dosis. Banyak pekerja medis garis depan telah mendapatkan vaksinasi dengan vaksin yang diproduksi secara lokal atau vaksin Sinopharm buatan China.
Pemerintah Iran mengumumkan bahwa vaksin buatannya memberikan perlindungan 85% dari virus corona, tanpa mengungkapkan data yang jelas. Iran juga mengimpor vaksin Sputnik V Rusia, serta vaksin AstraZeneca melalui program COVAX yang didukung PBB.
Sumber detik
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: