3 LANGKAH DAKWAH SYIAH INDONESIA SAAT INI

Kondisi syiah di Indonesia

Para pengikut Syi’ah keturunan Arab melakukan gerakan dengan bertaqiyah (sikap menyembunyikan diri) tidak mau berterus terang mengakui sebagai pengikut Syi’ah secara lahir, mereka tampil sebagai orang syafi’i, seperti Habib Ali Bangil (otak pengeboman Gedung BEJ), Habib Husein Al Habsyi (Presiden Ikhwanul Muslimin Indonesia), Abdullah As-Segaf (Ikatan Persatuan Ahlulbait Indonesia), Habib Saleh Al-Idrus (Majelis Dzikir Nurkhairat Poso, tokoh perlawanan Poso) dan lain-lain.

Menurut Jalaluddin Rakhmat Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) bahwa kisaran jumlah penganut Syi’ah di Indonesia adalah 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu) jiwa, sebagian besar ada di Bandung, Makassar dan Jakarta. Selain itu ada juga kelompok Syi’ah di Tegal, Jepara, Pekalongan, Semarang, Garut, Bondowoso, Pasuruan dan Madura. Di Sampang, Madura penganut Syi’ah hanya 700 orang. Walaupun jumlah pengikut Syi’ah tergolong banyak, tetapi hanya sedikit mereka yang terbuka soal identitas Syi’ah. Mereka cenderung menutup diri dan mempraktikkan taqiyah atau menyembunyikan identitas asli. Tujuannya untuk menjaga persatuan. Banyak ustaz Syi’ah yang berceramah di masjid Sunni. Bahkan mereka beribadah seperti orang Islam pada umumnya “ Yang tahu orang itu Syi’ah hanya orang Syi’ah sendiri, lebih baik kami bersembunyi dari pada berkonflik.”

Adapun langkah utama Syi’ah Indonesia pada saat ini adalah:

Pertama, mengkonsolidasikan semua yayasan Syi’ah dan meminimalisir perbedaan.

Kedua, berupaya keberadaannya diterima oleh kalangan muslim Sunni Indonesia dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosial.

Ketiga, berupaya mendirikan Marja al Taqlid sebuah institusi agama yang memiliki otoritas penuh untuk membentuk pemerintah dan konstitusi Islam yang diisi oleh ulama-ulama Syi’ah
terkemuka.

Sumber : buku Pergulatan Syi’ah Dalam Konstelasi
Politik Keagamaan di Indonesia karangan Dr. Drs. H. Rifa’i Abubakar, MA