Jakarta - Koalisi militer pimpinan Arab Saudi menyatakan bahwa lebih dari 130 pemberontak Houthi di Yaman telah tewas dalam serangan-serangan koalisi di selatan kota Marib. Namun, kelompok pemberontak Yaman itu telah merebut sebuah distrik berjarak 25 kilometer (16 mil) selatan kota strategis itu.
Ratusan pemberontak Houthi yang didukung Iran dan loyalis pemerintah telah tewas sejak pertempuran untuk Marib berkobar lagi bulan lalu. Kota Marib adalah benteng terakhir pemerintah yang diakui secara internasional di Yaman utara yang kaya minyak.
Puluhan serangan baru dilakukan di distrik Abdiya di provinsi Marib, setelah koalisi Saudi mengatakan serangan udara sehari sebelumnya menewaskan lebih dari 150 pemberontak.
"Kami menargetkan sembilan kendaraan militer milisi Houthi di Abdiya, dan kehilangan mereka melebihi 134 anggota," kata pernyataan koalisi Saudi yang disiarkan oleh media resmi Saudi seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (13/10/2021). Pemberontak Houthi jarang mengumumkan jumlah korban di kelompok mereka.
Meski adanya serangan-serangan udara itu, Houthi "berada di tepi kota Marib dari beberapa sisi setelah mengalahkan para pengkhianat dan tentara bayaran ... dari beberapa distrik di Marib dan membebaskan mereka sepenuhnya," kata juru bicara Houthi, Yahya Saree dalam sebuah pernyataan video pada hari Selasa (12/10) waktu setempat.
Menurut sumber-sumber militer, pemberontak tersebut telah merebut distrik Al-Jawbah di provinsi Marib selatan.
Disebutkan bahwa pasukan pro-pemerintah menarik diri dari pos mereka di Al-Jawbah setelah bentrokan hebat dengan para pemberontak.
Penduduk di daerah itu mengkonfirmasi bahwa Houthi telah memasuki distrik tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka maju "dengan cepat".
Yaman telah hancur oleh perang tujuh tahun yang mengadu pemberontak Houthi melawan pemerintah yang didukung oleh koalisi militer yang dipimpin Saudi.
Pemberontak menyerbu ibu kota Yaman, Sanaa, hanya 120 kilometer di sebelah barat Marib, pada tahun 2014, memicu intervensi militer yang dipimpin Saudi untuk membantu pemerintah Yaman pada tahun berikutnya.
Puluhan ribu orang telah tewas dan jutaan orang telah mengungsi sejak saat itu. Banyak yang melarikan diri ke Marib, dan populasinya membengkak sejak perang dimulai.
Sumber : Detikcom
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: