Periode pertama
Teori yang pertama menyatakan bahwa syiah masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya Islam ke Indonesia. Jadi Islam masuk, syiah juga masuk, karena yang masuk ke Indonesia ada beberapa mazhab diantaranya bermazhab syiah. Hanya dalam perjalanannya, syiah ini melakukan taqiyah, sehinga mereka tidak menyebarkan ajaran syiah ke masyarakat sehingga tidak ada pengikutnya.
Periode Kedua
Teori kedua, bahwa syiah masuk ke Indonesia semenjak revolusi syiah Iran. Banyaknya muslim Indonesia yang tertarik pada revolusi itu menjadikan syiah mendapatkan simpati. Yang menjadi problem kemudian adalah adanya gelombang pengiriman kader syiah ke pusat syiah tersebut. Para alumni Iran yang pulang ke Indonesia mulai masif mendakwahkan syiah secara terang-terangan. Baragbah, seorang syiah di Pekalongan mendirikan pesantren syiah Alhadi yang diantara tujuannya adalah menyiapkan kader untuk dikirim ke Iran. Banyak kader syiah yang dulunya adalah lulusan pesantren syiah Alhadi Pekalongan ini. Sampai saat ini (oktober 2021) Pesantren Alhadi Pekalongan masih eksis dan sudah bertambah lokal pesantren di daerah Pemalang (link sekolah syiah tsb adalah : http://faktasyiah.blogspot.com/2015/05/smp-syiah-di-pemalang-jawa-tengah-smp.html). Ini adalah bagian dari strategi syiah yang dulu pernah gagal mendirikan Pesantren Alhadi di Kab Batang yang akhirnya ditolak warga dan diputuskan untuk ditutup oleh Pengadilan setempat.
Demikian juga pendirian pesantren oleh Husein Alhabsyi Di Bangil Jawa Timur. Hampir kader syiah mensekolahkan anaknya ke pesantren tersebut. Bahkan saat ini ada seorang habib milenial yang menjadi artis youtube dan dakwahnya digemari oleh kalangan milenial adalah lulusan dari yapi (habib husein bin jafar). Sekolah ini secara umum menjadi sekolah swasta favorit karena bisa menjuarai beberapa kejuaraan yang diadakan oleh pemerintah. Namun bagi orang tua yang sudah tahu dengan kesesatan ajaran syiah tidak akan memasukkan anaknya ke sekolah tersebut. Jalaludin Rahmat, tokoh syiah dari Bandung juga mendirikan sekolah syiah di Bandung. Sekolahnya masih eksis sampai sekarang. Ada juga Miqdad Turkan, lulusan iran yang sampai saat ini (0ktober 2021) mengelola Pesantren Syiah Daruttaqrib Di Jepara.
Dalam periode ini, umat islam memberikan reaksi. Pada tahun 1997 diadakan seminar di Masjid Istiqlal Jakarta yang isinya adalah rekomendasi agar umat islam berhati-hati dengan syiah. MUI juga pada tahun 1984 mengeluarkan himbauan agar umat islam tidak mengikuti ajaran islam yang sudah menyimpang dalam masalah aqidah maksudnya adalah syiah. Tokoh syiahpun bereaksi dengan membuat buku Syiah Dicaci Syiah Dicari oleh O Hasyim.
Periode ketiga
Teori perkembangan pada masa reformasi. Dalam era yang lebih bebas dari era Suharto, maka syiah juga mulai menunjukkan eksistensinya. Para habib syiah dan juga para alumni Iran yang sudah kembali ke Indonesia menjadi motor penggerak dakwah syiah. Yayasan-yayasan syiah banyak didirikan. Jaringan mereka ada di hampir tiap provinsi. Ritual-ritual syiah diadakan secara terbuka dengan menghadirkan orasi para tokoh syiah dan diikuti pendukung dan syiah militan.
Kubu anti syiah juga tidak tinggal diam. Mereka berusaha menghentikan acara-acara syiah secara terbuka/ dari cara diplomasi dengan menekan pemerintah agar tidak memberikan izin acara sampai mendemo dan menuntut bubar acara jika memang syiah tetap mengadakan acara ritual tersebut.
Tercatat beberapa kali terjadi benturan masa ketika mengadakan acara. Hampir di tiap kota, ritual syiah mengalami penolakan.
Periode keempat
Pada teori perkembanan keempat ini ditandai dengan lahirnya ormas syiah. Tahun 2000, seorang tokoh syiah dari Bandung mendirikan IJABI. Konsepnya adalah seperi ormas yang visinya bisa mencakup seluruh Indonesia. Kira-kira bisa seperti NU dan Muhammadiyah lah. Di setiap desa atau kecamatan pasti ada pengikutnya. Hanya saja, IJABI ini tidak berkiblat ke Iran tapi berkiblat ke Lebanon, sehingga kurang disukai oleh syiah dari keturunan arab. Berikutnya syiah keturunan yang sudah punya banyak yayasan dan kader lulusan Iran mendirikan ormas ABI (ahlibait indonesia). Hampir mirip dengan ijabi, akan tetapi pengurus terasnya adalah para alumni iran dan juga syiah keturunan. Mereka memilki target di tiap tempat ada pengurus ormas dan menyebar ke seluruh Indonesia.
Umat islam juga bereaksi dengan munculnya ANNAS, aliansi nasional anti syiah. Sebelum munculnya ANNAS sudah muncul konflik dengan syiah. Dari penolakan pesantren syiah di Batang Jawa Tengah, pengusiran kelompok syiah di Jawa Timur dan juga demo penolakan acara ritual syiah hampir di tiap kota di Indonesia. (Ahmad Hasyim)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: