Syiah dan sunni adalah mazhab yang bertolak belakang. Salah satu pokok persoalan penyebabnya adalah dalam masalah hadis. Jika sunni dalam kitab sahihnya, Imam Bukhari dalam beberapa riwayat ada melalui perowi yang syiah ( syiah dalam masa itu adalah syiah yang cenderung mengganggap Ali ra lebih utama daripada Usman RA dan tetap percaya dengan keutamaan Abu Bakar dan Umar bin Khatab sebagai manusia terbaik setelah Rasulullah SAW dari kalangan umat ini), maka syiah tidak mempercayai dengan riwayat Imam Bukhari dan buku2 Sunni lainnya.
Syiah memiliki buku-buku hadis sendiri yang menjadi rujukan. Jika ada masalah tafsir Quran, maka mereka akan memakai hadis versi syiah. Alhasil, penafsiran tentu akan berbeda dengan ijma kaum muslimin yang dipakai dari dulu sampai saat ini. Ustad Bakhtiar Nasir pernah mengungkapkan bahwa bagaimana syiah akan percaya kepada umat islam pada umumnya, sementara para sahabat RA sebagai generasi yang hidup bersama Rasul SAW tidak mereka percayai.
Jadi, syiah dari pondasi sudah bermasalah. Berdebat dengan orang syiah maka akan tidak akan nyambung karena yang dijadikan rujukan berbeda. Mereka membuat narasi bahwa para Sahabat Ra adalah manusia yang salah dalam Ijtihat ketika Rasul SAW wafat dan mennganggat Abu Bakar Ra sebagai penggantinya. Berikut salah satu bukti narasi yang dipakai syiah dalam menyerang ijtihat para sahabat RA :
http://misykat.net/article/134233/umat-islam-pecah-setelah-wafat-rasulullah-saw.html#.YWZaw4gxXVI
tampak bahwa mereka memiliki rasa ghil terhadap manusia terbaik yang sudah mendapatkan jaminan Surga oleh Allah dalam surat attaubah ayat 100. (Ahmad Hasyim, pengamat gerakan syiah)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: