New Delhi - Operator pelabuhan terbesar di India akan menolak muatan kargo yang berasal dari Afghanistan, Iran dan Pakistan mulai bulan depan. Penolakan kargo ini dilakukan setelah otoritas India menyita nyaris tiga ton heroin yang diselundupkan dari Afghanistan.
Seperti dilansir AFP, Rabu (13/10/2021), operator pelabuhan Adani, bagian dari konglomerat Adani Group, mengumumkan pada Senin (11/10) waktu setempat bahwa pihaknya tidak akan mengurusi kargo yang dibawa dari Afghanistan, Iran dan Pakistan.
Disebutkan bahwa 'imbauan perdagangan' itu akan berlaku untuk semua terminal yang dioperasikannya, termasuk terminal pihak ketiga, mulai 15 November mendatang.
Tidak dijelaskan alasan di balik keputusan itu. Namun langkah itu diumumkan setelah penyitaan nyaris tiga ton heroin dari dua kontainer di pelabuhan Mundra, Gujarat, India bagian barat, bulan lalu. Pelabuhan Mundra juga dikelola oleh operator pelabuhan Adani.
Muatan narkoba itu, yang menurut otoritas setempat berasal dari Afghanistan, ditaksir bernilai US$ 2,65 miliar -- salah satu penyitaan terbesar di India.
Otoritas India juga menyita heroin senilai lebih dari US$ 20 juta dan menahan enam pria asal Iran dalam penggerebekan narkoba di lautan di lepas pantai Gujarat pada September lalu.
Menanggapi penyitaan narkoba itu, operator pelabuhan Adani menyatakan pihaknya memiliki wewenang untuk memeriksa jutaan ton kargo yang melewati terminalnya.
Pelabuhan Mundra, yang menjadi pintu gerbang utama untuk perekonomian dan logistik di India, menangani 144,4 juta ton kargo sepanjang tahun lalu dan juga memiliki terminal impor batu bara terbesar di negara tersebut.
Terlepas dari itu, diketahui bahwa sebagian besar opium dan heroin dipasok dari Afghanistan, meskipun ada upaya besar dari Amerika Serikat (AS) untuk memerangi perdagangan narkoba.
Rusia, Iran, Pakistan dan China disebut menjadi rute utama penyelundupan dan pasar terbesar bagi narkoba dari Afghanistan.
Sumber Detikcom
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: