Lanjutan dari bagian kedua
=====
Acara Syiah Apa Saja di Pondok Pesantren Al Hadi Pekalongan
Pondok Pesantren al-Hadi Pekalongan mempunyai acara-acara peringatan besar termasuk juga menjadi agenda rutin kegiatan pondok. Acara-acara besar tersebut adalah semuanya sama dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang Syi‘ah di Indonesia. Jika ada yang berbeda dalam bentuk dan cara perayaanya, itu hanya karena perbedaan kebudayaan saja, adapun hakikat dan maknanya sama dan satu tujuan. Acara-acara besar yang biasa diperingati oleh Pondok Pesantren al-Hadi Pekalongan sebagai kegiatan rutin adalah sebagai berikut:19
1. Perayaan ‘Asyura
Perayaan ‘Asyura adalah perayaan untuk memperingati dan mengenang terbunuhnya Imam Husain, keluarganya dan para syuhada’ yang berjuang bersamanya di tanah Karbala. Acara dimulai sejak tanggal 1 sampai 9 Muharram setelah waktu maghrib yang diisi dengan pembacaan maqtam (syair-syair duka/kesedihan) atas terbunuhnya Imam Husain.
Puncak acara adalah tanggal 10 Muharram (‘Asyura), acara biasanya dilaksanakan di Semarang dan dihadiri oleh semua kaum Syi‘ah seluruh Jawa Tengah sebagai sarana silaturahim dan perekat kebersamaan antara satu dengan lainya. Di Provinsi-provinsi lainya di Indonesia, Perayaan ‘Asyura juga dilaksanakan secara regional di tiap provinsi.
Pada prakteknya, untuk pelaksanaan puncak acara di Semarang beberapa tahun terakhir mengalami penolakan sebagian masyarakat. Bahkan jika acara dilakukan secara umum di tempat terbuka, maka penolakan dilakukan secara massif. Ini menjadi masalah tersendiri bagi komunitas syiah di Indonesia. Di berbagai tempat terjadi penolakan perayaan aasyuro yang dilakukan secara umum dan massal.
2. Perayaan Arba‘in
Salah satu rangkaian acara yang masih berhubungan dengan Perayaan ‘Asyura adalah Perayaan Arba‘in. Arba‘in dalam bahasa Arab artinya adalah empat puluh, yaitu perayaan yang dilakukan setelah empat puluh hari meninggalnya Imam Husain, keluarganya dan para syuhada’ yang berjuang bersamanya di tanah Karbala. Perayaan Arba‘in biasanya dilakukan pada tanggal 20 Shafar.
Rangkaian acaranya hampir sama dengan rangkaian acara di dalam pelaksanaan Perayaan ‘Asyura, yaitu ceramah-ceramah, pembacaan maqtam (syair-syair kesedihan) dan doa-doa. Walaupun Perayaan Arba‘in masih ada hubunganya dengan peristiwa Karbala, namun Perayaan Arba‘in tidak dilaksankan secara regional di tiap provinsi.
3. Perayaan Maulud (kelahiran) Nabi Muhammad saw dan Imam-Imam
Syi’ah
Perayaan Maulud (kelahiran) Nabi Muhammad saw dilaksanakan pada tanggal 12 Robiul awal. Adapun peringatan perayaan kelahiran Imam-Imam Syi‘ah hanya tokoh tokoh atau Imam yang besar saja, seperti Imam Ali, Hasan, Husain dan Imam Mahdi saja yang diperinagati kelahiranya.
Misalnya perayaan kelahiran Imam Mahdi dilaksanakan pada tanggal 15 Sya‘ban. Rangkaian acaranya adalah ceramah-ceramah, permainan-permainan (lomba-lomba) berhadiah sebagai ekspresi peluapan kegembiraan atas datangnya Imam-imam mereka ke dunia. Selain memperingati kelahiran Nabi Muhammad dan para Imam, mereka juga memperingati wafatnya Nabi dan wafatnya para Imam mereka juga.
4. Perayaan Ghadīr Khumm
Perayaan Ghadīr Khumm adalah perayaan kegembiraan karena Rosulullah secara sengaja telah memilih (menunjuk) Ali sebagai pengganti beliau dalam kepemimpinanya. Peristiwa penunjukan Ali oleh Rosulullah tersebut terjadi di Ghadīr Khumm. Ghadīr Khumm adalah nama sebuah tempat, yaitu kolam Khumm yang terletak di sebuah hutan, 3 kilometer dari kota al-Hasanah, tepatnya yaitu antara kota Makkah dan Madinah, kurang lebih 5 kilometer dari Juhfa.20 Peristiwa tersebut kemudian dirayakan oleh kaum Syi’ah gembira dan suka cita.
Perayaan Ghadīr Khumm dirayakan oleh pondok pesantren al-Hadi Pekalongan setiap tanggal 18 Dzulhijjah. Rangkaian acaranya adalah membaca syai-syair kebahagiaan dan suka cita yang ditujukan kepada Ali dan ceramah-ceramah tentang Ali.
5. Rebo Wekasan
Rebo Wekasan adalah acara kegiatan haul (memperingati wafatnya Nabi Muhammad saw). Menurut golongan Syi‘ah, Nabi meninggal bukan pada tanggal 12 Robiul Awal, tetapi pada hari kamis tanggal 28 Shafar. Pada hari Rabu sore Nabi meninggalkan pesan kepada kaumnya sebelum beliau wafat.
Wekasan berasal dari bahasa Jawa, yaitu wekas yang berarti akhir, yang terakhir.Wekas juga berarti pesan akhir, ini berarti sama artinya dengan meninggalkan pesan atau berwasiat kepada seseorang atau perkumpulan tertentu.
Golongan Syi‘ah mengakui bahwa tradisi Rebo Wekasan di masyarakat Jawa adalah berasal dari tradisi mereka, namun cara peringatanya yang berbeda karena sudah tercampur dengan kebudayaan di Jawa. Begitu juga dengan tradisi Rebo Wekasan di luar Jawa menurut mereka adalah berasal dari tradisi Syi‘ah yang sudah tercampur dengan tradisi dan kebudayaan masing-masing daerah. Dalam Syi‘ah peringatan Rebo Wekasan dilakukan dengan acara silaturahim sesamanya.
6. Peringatan Quds
Peringatan Quds adalah hari peringatan untuk menyuarakan hak-hak orang Islam tentang ketidakpuasan dan ketidaksetujuan terhadap bangsa Yahudi dan sekutunya (Amerika Serikat) karena telah menindas orang-orang Islam, terutama tindakan mereka yang telah merebut masjid al-Aqsha di Palestina. Peringatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at yang terakhir pada bulan Ramadhan. Peringatan tersebut dilakukan dengan cara turun kejalan-jalan (demo/menyuarakan ketidakpuasan terhadap bangsa Yahudi dan sekutunya) ke sejumlah gedung-gedung pemerintahan di Indonesia. Ritual ini di gagas oleh tokoh syiah khumaini. Sekaligus menjadi propaganda syiah bahwa mereka peduli terhadap alqus yang sekarang di jajah oleh Israel.
Peringatan Quds biasanya dilakukan di tiap-tiap provinsi di Indonesia, misalnya di Jawa Tengah dilakukan di gedung Gubernur Semarang. Pada intinya peringatan ini adalah ungkapan ekspresi
ketidakpuasan dan ketidaksetujuan akan hadirnya bangsa Yahudi dan sekutunya (Amerika Serikat) berada di Indonesia. Kaum Syi‘ah meminta agar bangsa Yahudi dan sekutunya pergi dari Indonesia, karena mereka adalah musuh orang-orang Islam. Dari peringatan Quds tersebut, diharapkan orang-orang yang bukan bermadzhab Syi‘ah juga sadar dan mau ikut bergabung untuk menyuarakan tuntutan-tuntutan dan hak-hak yang seharusnya dimiliki oleh orang-orang Islam.
Demikian sekilas kegiatan dan seluk beluk tentang sebuah pesantren syiah yang berada di tengah komunitas sunni. Mereka aman dari gangguan selama mereka tidak memicu konflik. Karena tabiat muslim sunni juga tidak akan memulai konflik jika tidak dipicu.
Penolakan pesantren syiah al Hadi putri di Batang adalah bagian dari kekhawatiran akan terjadi konflik ke depannya. Keberadaan al Hadi yang sekarang bias beroperasi adalah wujud dari toleransi dari umat Islam sekitar. Wallahu a’lam. (Admin)
Disarikan dari tulisan Khalilur Rahman: Syiah di Pekalongan. Studi Atas Tradisi Syiah di Pondok Pesantren Al Hadi Pekalongan Jawa Tengah
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: