Oleh, Ilham Kadir, Peneliti Senior Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) Makassar.
Serangan Jalaluddin Rakhmat Terhadap Para Sahabat
Jika kita menemukan bacaaan yang menyatakan bahwa murid-murid Nabi Muhammad SAW tidak beradab, jahat, bahkan bejat, karena mereka saling berebut kekuasaan, dan saling bersikap kurang ajar antar-sesama, juga para sahabat telah mengubah-ubah agama, dan murtad. Maka dengan sadar kita juga telah merendahkan Nabi Muhammad, karena beliaulah yang bertindak sebagai guru, dan pembimbing. Maka asumsi kita adalah pendidikan yang telah dijalankan oleh Rasulullah, dan Nabi akhir zaman ini gagal total dalam mendidik masyarakat dan umatnya.
Jika rangkaian sanad agama ini terputus pada tingkatan pertama, maka kita pun menjadi ragu, betulkah agama yang kita amalkan hari ini sesuai dengan apa yang diamalkan oleh Rasulullah? Secara nalar susah dicerna jika Nabi yang diutus sebagai rahmatan lil ‘alamin ini hanya berhasil mengeluarkan alumni orang-orang murtad, para pengkhianat, pendusta, dan ahli bid’ah.
Namun kebiasaan mencela dan melaknat para sahabat Nabi merupakan pokok ajaran Syiah sebagaimana yang dianut dan diamalkan lalu disebarkan oleh Jalaluddin Rakhmat. Ia hanya meniru para pendahulunya dengan sangat baik sebagiaman Al-Khumaini. Bagi sekte Syiah, mencela dan mengkafirkan para sahabat sudah didendangkan oleh ulama-ulama mereka, misalnya yang terdapat dalam kitab Furu’ al Kafi, diungkapakan oleh Al-Kulaini yang diriwayatkan secara dusta dari Ja’far. “Semua sahabat sepeninggal Nabi SAW murtad [keluar dari Islam] kecuali tiga,’ Kemudian saya bertanya kepadanya, ‘siapakah ketiga sahabat ini?’ ia menjawab, ‘Al Miqdad bin al Aswad, Abu Dzar al Ghifari dan Salman al Farisi.’”1
Disebutkan juga oleh Al-Majlisi dalam bukuny Haqqul Yaqin, sebagaImanA yang dikutip oleh Syaikh Abdullah bin Muhammad bahwa Ali bin Al Hussain berkata kepada hamba sahayanya. “Bagiku atas kamu hak pelayanan, ceritakan kepadaku tentang Abu Bakar dan Umar?’ maka ia menjawab, ‘mereka berdua adalah kafir, dan orang yang cinta kepadanya termasuk kafir juga.’”2
Karena kebencian mereka kepada para sahabat Nabi, maka pada tanggal 10 Muharram di setiap tahunnya, mereka membawa anjing yang diberi nama Umar, kemudian memukulinya beramai-ramai dengan tongkat dan melemparinya dengan batu sampai mati. Kemudian mereka mendatangkan kambing betina yang diberi nama Aisyah, lalu mereka memulai dengan mencabuti bulu dan memukulnya dengan sepatu sampai mati.3
Mereka juga mengadakan pesta besar-besaran dalam rangka merayakan hari kematian Umar bin Khattab dan memberikan penghargaan kepada pembunuhnya, Abu Lu’luah yang beragama Majusi dengan gelar “pahlawan agama”, kuburannya di Iran saat ini bagaikan istana dan tidak sedikit penganut Syiah datang berziarah sambil minta berkah tabarruk.4
Beberapa pernyataan menyimpang, tertulis dalam buku-buku Imam Al Khumaini yang menodai dan menghasut masyarakat untuk melecehkan Nabi Muhammad SAW, di antaranya:5
“Andaikata masalah imamah telah ditetapkan di dalam al-Qur’an, maka sesungguhnya mereka yang tidak memberikan perhatian kepada Islam dan al Qur’an selain untuk tujuan tujuan duniawi dan kepemimpinan itu mengambil sarana dari al Qur’an untuk melaksanakan tujuan-tujuan terselubung mereka, membuang ayat-ayat itu dari lembaran lembarannya dan menggugurkan al Qur’an dari hadapan mata alam semesta untuk selama-lamanya.6;
Amat jelas, bahwa andaikata Nabi SAW menyampaikan perkara imamah sesuai dengan yang diperintahkan Allah kepadanya dan berupaya dengan segenap tenaga dalam masalah ini, pastilah semua perselisihan ini tidak akan terjadi di negeri-negeri Islam.7; Semua Nabi datang untuk menancapkan kaidah keadilan di dunia, akan tetapi mereka tidak berhasil. Bahkan Nabi Muhammad, penutup para Nabi yang datang untuk memperbaiki umat manusia, menjalankan keadilan dan mendidik manusia juga tidak berhasil dalam hal itu.8;
Sesungguhnya Nabi SAW menahan diri dari menyinggung masalah imamah dalam al Qur’an karena khawatir al Qur’an akan mengalami penyimpangan sepeninggalnya, atau perselisihan pendapat di kalangan umat Islam akan semakin menjadi, sehingga berpengaruh terhadap Islam.”9
Jika Imam Al Khumaini menyerang Nabi lewat tulisannya di atas, maka Jalaluddin Rakhmat juga tidak mau ketinggalan. Tidak sedikit karyanya baik berupa buku maupun makalah yang mendiskreditkan murid-murid Rasulullah yang merupakan panutan utama umat ini. Di antara karya-karyanya yang bermasalah adalah tulisan tentang Abu Bakar dan Umar yang dilaknat Syiah karena telah dilaknat oleh Fathimah,10 Aisyah bermuka hitam dan suka membuat makar,11 Abu Sufyan, Muawiyah, dan Amr bin Ash telah dilaknat oleh Nabi SAW12, daftarnya akan terus berlanjut. Sebagai bukti, kami kutipkan di bawah ini beberapa data penghinaan Jalaluddin Rakhmat kepada murid-murid Nabi Muhammad SAW, manusia terpilih yang disucikan:
Pertama :
Tulisannya dalam buku yang berjudul, “Meraih Cinta Ilahi” tertulis: “Dalam Ibn Qutaibah, Al Imamah wa Siyasah, diriwayatkan pengakuan para sahabat tentang hadis ini. Fatimah bertanya kepada Abu Bakar dan Umar, ‘Kami minta kalian bersaksi demi Allah, apakah kalian mendengar sabda Rasulullah SAW, Ridha Fathimah adalah ridhaku, murka Fathimah adalah murkaku. Barang siapa mencintai Fathimah, ia telah membahagiakanku. Barang siapa membuat Fathimah marah, ia telah membuatku marah juga?’ keduanya menjawab, ‘Benar, kami mendengar Rasulullah berkata seperti itu’.
Fathimah kemudian berkata, ‘Aku bersaksi kepada Allah dan para malaikat-Nya, kalian berdua telah membuatku marah dan tidak senang. Jika berjumpa dengan Nabi Allah SAW aku akan mengadukan kalian berdua kepadanya’. Abu Bakar menangis keras, hamper pingsan, Fathimah berkata, ‘Demi Allah, aku akan mendoakan [agar Allah membalas perbuatanmu] pada setiap shalat yang aku lakukan’. Abu Bakar keluar dan berkata kepada orang-orang di sekitarnya, ‘Kalian tidur dengan senang sambil memeluk kawan tidur kalian dan meninggalkan aku dengan segala persoalanku. Aku tidak perlu baiat kalian. Lepaskan dari aku baiat itu’.”13
Juga tulisan hasil kolaborasinya dengan istrinya yang menurutnya paling pintar “40 Masalah Agama” yang merupakan panduan dakwah IJABI, dalam buku ini Emilia Renita sebagai penulis utama dan diedit oleh suaminya Jalaluddin Rakhmat, tertulis, “Syiah melaknat orang yang dilaknat Fathimah RA”14.
Bersambung ke bagian kedua…
Sumber :
Oleh, Ilham Kadir, Peneliti Senior Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) Makassar.
CATATAN KAKI :
1. Tsiqotil Islam Abi Ja’far Muhammad bin Ya’qub Al-Kulaini, Furu’ al Kafi, (Bairut: Muassasah Al-A’lami Lil Matbu’at, 2005), hal. 115
2. Syaikh Abdullah bin Muhammad, Min Aqa’id as Syi’ah, diterjemahkan oleh Abu Salman dengan judul, Menyingkap Hakikat Aqidah Syiah, (Jakarta: Jaringan Pembelaan Terhadap Sunnah), h. 23. Perlu dijelaskan bahwa Ali bin al Hussain dan Ahlu Bait berlepas diri dari kebohongan Syiah. Semoga Allah melaknat atas kedustaannya.
3. Abdullah bin Muhammad as-Salafiy dan Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baz, Min ‘Aqa’id asy – Syi’ah, Arab Saudi: Idarah al-Buhuts al-Ilmiyah wal Ifta’, 2006, hal. 24. Lihat pula Ibrahim al Jibhan, Tabdiduzh Zhalam wa Tanbihun Niyam, hal 27.
4. Abbas al Qummi Al Kunaa wal al Alqaab, Vol. II, hal. 55.
5. Prof. Dr. Ahmad bin Sa’ad al Ghamidi, Hiwar Hadi, diterjemhkan dengan judul, Siapa Bilang Sunni-Syiah Tidak Bisa Bersatu, (Jakarta: Darul Haq, 2009 M), hal. 29.
6. Dr. Muhammad Ahmad Al-Khatib, Kasyf al-Asrar, (Cet. II; Amman: Dar Amman Linnasyr wa Attauzi’, 1987 M, 1408 H), hal. 131.
7. Ibid, hal. 155
8. Nahj Khumaini, hal. 46.
9. Dr. Muhammad Ahmad Al-Khatib, Op. Cit., 149.
10. Jalaluddin Rakhmat Meraih Cinta Ilahi. (Depok: Pustaka Iman, 2008) hal. 404-405.
11. Ceramah Asyura Jalaluddin Rakhmat, Rec. 07 Arsip LPPI Makassar.
12. Lihat, Jalaluddin Rakhmat dalam, Al Mushthafa, (Cet. I; Bandung: Refika Offset, 2008), hal.73-74.
13. Meraih Cinta Ilahi, Op. Cit., hal. 404-405.
14. Emilia Renita AZ, 40 Masalah Syiah, (Cet. I. Ijabi bekerja sama dengan The Jalal Center, t.tp.) hal. 90.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: