Breaking News
Loading...

Bentrok Sunni Vs Syiah di Pakistan, Puluhan Rumah Rusak


 Syiahindonesia.com - Sedikitnya 25 orang tewas akibat bentrokan antara kelompok bersenjata Syiah dan Sunni di wilayah barat laut Pakistan.Bentrokan yang dipicu oleh sengketa tanah ini meletus pada Sabtu (21/9/2024) di Kurram, sebuah distrik di provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang berbatasan dengan Afghanistan, dan berlanjut hingga Rabu (25/9/2024). 

Pihak berwenang melaporkan bahwa sedikitnya 75 orang terluka.“Puluhan rumah rusak… semua upaya pemerintah dan suku lain untuk mengakhiri pertempuran telah gagal,” kata seorang pejabat senior pemerintah yang ditempatkan di Kurram sebagaimana dilansir idntimes.com (28/9/24).

Pemerintah bekerja sama dengan tetua suku untuk meredakan ketegangan

Kurram telah menjadi saksi sejumlah kekerasan sektarian dalam beberapa tahun terakhir. Pihak berwenang mengatakan bahwa mereka berupaya mencegah sengketa tanah berkembang menjadi kekerasan sektarian di wilayah barat laut yang bergolak tersebut, di mana kelompok ekstremis dari kedua kubu memiliki pengaruh yang kuat.

Saif Ali, juru bicara pemerintah provinsi, mengatakan bahwa pihak berwenang bekerja sama dengan para tetua suku untuk meredakan ketegangan. Kedua belah pihak dilaporkan telah menyetujui gencatan senjata setelah pembicaraan damai di Kurram.

Puluhan orang tewas akibat perselisihan serupa pada Juli

Populasi Syiah mencakup sekitar 15 persen dari 240 juta penduduk Pakistan, yang mayoritas adalah Sunni. Meskipun kedua kelompok ini hidup berdampingan dengan damai di negara tersebut, ketegangan antara keduanya telah berlangsung selama beberapa dekade di beberapa wilayah, terutama di Kurram, di mana komunitas Syiah mendominasi beberapa bagian distrik tersebut.

Pada Juli, puluhan orang dari kedua belak pihak tewas akibat perselisihan serupa di Kurram. Bentrokan yang berlangsung selama seminggu tersebut akhirnya berhenti setelah gencatan senjata disepakati oleh para pemangku kepentingan.

Dilansir dari Al Jazeera, Mehmood Ali Jan, seorang tetua suku, mengatakan bahwa meskipun sengketa tanah sering mejadi penyebab utama ketegangan, sejarah panjang konflik sektarian di wilayah tersebut memungkinkan beberapa pihak dari kedua komunitas menggunakan agama sebagai alat untuk memobilisasi.

"Ada konflik besar terkait sengketa tanah di wilayah Kurram antara berbagai suku yang telah berlangsung sejak sebelum pemisahan (anak benua India pada 1947). Setiap kali terjadi pemicu, konflik ini dengan mudah diberi sudut pandang sektarian, padahal sebenarnya tidak demikian," tambahnya.

Selama tujuh dekade terakhir, terdapat beberapa insiden kekerasan sektarian yang signifikan, namun bentrokan paling serius terjadi pada tahun 2007, ketika pertikaian antara komunitas Syiah dan Sunni berlangsung selama hampir empat tahun. Beberapa desa dibakar, dan ribuan orang terpaksa meninggalkan wilayah tersebut.

Kurram, yang pada saat itu merupakan bagian dari Wilayah Kesukuan Federal (FATA), terputus dari wilayah lain di negara tersebut. Pada 2011, militer Pakistan, dengan bantuan para tetua suku setempat, akhirnya berhasil mengakhiri pertempuran. Data pemerintah menunjukkan hampir 2 ribu orang tewas dalam bentrokan tersebut, sementara lebih dari 5 ribu lainnya terluka. (albert)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: