Breaking News
Loading...

Konflik Syiah Houthi Vs Pemerintah Yaman

Syiahindonesia.com - Meskipun tidak memiliki hubungan dan afiliasi resmi dengan ormas Syabab al-Mukminin, Hussein al-Houthi dianggap memiliki peran sentral dalam melakukan militanisasi, radikalisasi, dan ideologisasi sebagian anggota organisasi ini atau pengikut Zaidiyah secara umum.

Pada 2003, sebagai respons atas aneksasi AS di Irak, Hussein al-Houthi mulai memimpin serangkaian aksi massa sambil membawa simbol-simbol (serta meneriakkan slogan-slogan) anti-AS dan Yahudi. Puncaknya 2004, pemerintah yang khawatir hubungan Yaman-AS terganggu, serta kekhawatiran atas meluasnya dampak demonstrasi masa terhadap sikap antipemerintah, akhirnya memutuskan menangkap ratusan demonstran.

Awalnya, Presiden Saleh berinisiatif mengundang Hussein al-Houthi untuk berdialog, tapi Hussein al-Houthi menolak dan bahkan membalasnya dengan melancarkan serangkaian penyerangan (dikenal dengan ”pemberontakan Houthi” yang kelak menjelma menjadi perang sipil) terhadap aparat dan pemerintah pusat. Pemerintah akhirnya menangkap (dan membunuh) Hussein al-Houthi dan memburu pengikutnya.

Meski Hussein al-Houthi tewas dan aparat berkali-kali berusaha menumpas Houthi, gerakan kelompok ini tidak ikut mati. Setelah kematiannya, gerakan Houthi berurut-turut dipimpin ayah almarhum (Badruddin al-Houthi, politisi dan ulama Syiah Zaidiyah).

Sepeninggal sang ayah tahun 2010, kelompok tersebut hingga kini dipimpin Abdul Malik al-Houthi (adik Hussein al-Houthi). Kendati pemerintah dan Houthi berkali-kali mengadakan perundingan (sebagian difasilitasi Oman dan Arab Saudi), perundingan itu belum menghasilkan solusi yang memuaskan kedua pihak yang berbeda sikap dan pandangan dalam melihat negara Yaman.

Konflik dan perang sipil berkepanjangan antara Houthi dan pemerintah (dan sekutunya) ini kembali membuat Yaman porak-poranda. Apalagi kini ditambah dengan serangan udara AS-Inggris yang melakukan aksi balas dendam atas tindakan Houthi yang menyerang kapal-kapal komersial dan militer di Laut Merah karena disinyalir berpotensi membantu Israel.

PBB menyebut Yaman sebagai salah satu negara dengan tingkat krisis kemanusiaan terbesar dan terdarurat di dunia karena menyebabkan lebih dari 21,6 juta warga hidup sengsara. (albert)





************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: